Chapter 10 : Apa Alasannya ?

310 55 11
                                    

Story by : HinataLight8

Rate : M

Genre: Bullying, Violence, Revenges, Villain, Dark, Friendship & Romance.

Diclaimer: All Characters of Naruto is belongs to Masashi Kishimoto.

Warning: All Typo(s), Out Of Chara, If you dislike this story, please turn back with peace. No flames with barbarian's words, Be Nice for critic, Typo and others. Thank you.


_________________________________________


---***---


Lima Tahun Kemudian.

Tanpa terasa, cinta monyet antara dua remaja itu telah berjalan begitu saja.

Bermodalkan perasaan saling berbalas tanpa pamrih, kini Naruto dan Hinata berhasil membuktikan pada dunia bahwa cinta remaja mereka berhasil bertahan begitu lama hingga pada tahap hubungan yang lebih serius.

Saat ini Naruto tengah menatap satu-persatu ke arah banyak model cincin dihadapannya.

"Anda ingin model yang seperti apa? Apakah untuk kekasih anda? Atau..."

"Melamar. Aku akan melamar kekasihku." Naruto memotong ucapan wanita pelayan The Palace Jeweler, salah satu gerai perhiasan termewah di Konoha.

"Oh, jika demikian bagaimana jika yang ini? Ini adalah model terbaru yang kami punya. Mata berlian ini tentu akan terlihat anggun dan mewah dijari kekasih anda."

Naruto nampaknya tidak tertarik pada cincin berlian yang ditunjukkan pelayan wanita itu.

"Bisa aku melihat cincin itu?" Dia menunjuk satu cincin dengan model yang elegan.

Menurut Naruto cincin dengan mata berlian sederhana akan sangat bagus dijemari ramping Hinata, simpel namun terlihat elegan.

Pelayan perempuan itu nampak ragu. "Maaf tuan. Tapi ...... saya rasa calon istri anda tak akan senang jika dilamar dengan cincin itu. Harganya mahal tapi terlalu sederhana." Jelasnya.

Sejenak terdiam, Naruto menatap tajam wajah pelayan yang terlalu ikut campur urusan orang.

"Tuan?"

"Memang siapa kau, seolah mengetahui selera kekasihku?" Ucapan Naruto membuat pelayan wanita itu terdiam membatu.

.

.

.

Naruto menghela nafas lelah. Sudah berputar-putar cukup lama namun tetap tak menemukan cincin yang dia rasa cukup pantas dikenakan Hinata.

"Ckk! Ini karena Ayah." Keluh Naruto ketika mengingat pembicaraan mereka dengan belum lama ini.

Flashback On.

"Ayah?" Naruto menoleh mendapati sang kepala keluarga sudah membuka pintu kamarnya.

"Berhubung kau sedang dirumah. Mari bicara sebentar."

Naruto memang sudah jarang dirumah karena dia sudah mulai tinggal di apartemen semenjak kuliah.

"Ada apa?" Naruto menatap Ayahnya sangat serius.

"Kau akan lulus kuliah beberapa bulan lagi kan?"

Naruto mengangguk.

"Kalau begitu lamarlah Hinata bulan depan."

"Me—melamar?" Naruto terbata.

"Iya. Kalian sudah dekat begitu lama dan bahkan kau juga sering menginap dikediaman Hyuga. Jika kekasihmu bukan Hinata, Ayah yakin sudah memiliki cucu saat ini."

Pneumata [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang