haruto menatap ayahnya marah, kedua orang tuanya ingin menjodohkan haruto ah tidak lebih tepat ayahnya yang begitu ingin.
"apa yang membuatmu tidak mau dijodohkan, hm?" ayah haruto menatap dengan tajam.
"aku laki-laki kalau ayah lupa, aku masih sekolah, aku mau bebas selama masa remajaku, aku tidak suka diatur, dan.. aku sudah punya pacar" jawab haruto menatap ayahnya tidak kalah tajam.
"apa perlu ayah ingatkan lagi tentang hal itu?" ayah haruto menekan kata-katanya.
haruto memutar matanya malas dia segera beranjak pergi ke kamarnya, bahkan ibunya diam saja tidak membela.
sesampainya dikamar haruto menutup kencang pintu kamarnya lalu berbaring memandangi atap kamar sesekali menghela nafas.
"haru ibu masuk ya?" ibu haruto masuk lalu duduk disamping anaknya namun haruto enggan menatap ibunya.
"haru marah sama ibu?" haruto menggeleng masih enggan menatapnya.
"maafkan ibu, ibu tidak bisa berbuat apa-apa tentang kamu yang mau dijodohkan itu demi kebaikanmu haru" ibunya meraih tangan haruto untuk digenggam.
"ibu kenapa haru laki-laki yang tidak normal? haru ngga mau kaya gini bu" haruto menunduk menahan tangisnya.
ibu haruto tidak mampu berkata-kata lagi dia memeluk haruto dengan erat.
keesokan harinya semua berjalan dengan normal haruto berangkat ke sekolah, sebenarnya dia malas ingin sarapan disamping ayahnya tapi mau bagaimana lagi.
"hari ini haru diantar dengan supir" haruto mengangkat sebelah alisnya, apa ada ayahnya tiba-tiba memanggil 'haru'
"aku gamau kenapa di anter biasanya aja pake motor"
"nanti akan ada tamu jadi harus pulang cepat, kalo kamu pake motor bukannya pulang malah keluyuran" haruto tersenyum kecut lalu mengangguk.
sesampainya disekolah dirinya benar-benar tidak mood untuk menatap buku saja dia males.
" lo kenapa diem aja dari tadi" jihoon temen sebangku haruto.
"ohh ngga papa" haruto menyusupkan kepalanya ke lipatan tangan
"yaudah kantin yok, gue laper belum sarapan" haruto mengangguk siapa tau dia bisa lupain masalah ini sebentar.
mereka menuju kantin biasanya mereka bersama sirkel yang lainnya tapi kayanya mereka belum berangkat mengingat ini masih pagi kantin masih pada sepi.
haruto duduk dibagian tengah meja kantin sedangkan jihoon pergi memesan makanan.
jihoon dateng membawa makanan haruto hanya menemani saja sambil melihat luar kantin.
"lo putus sama wonyoung?" haruto melirik lalu menggeleng.
"mungkin.. bentar lagi"
"lah kenapa?"
"ga tau gue pusing jangan di bahas" jihoon mengangguk lalu melanjutkan makannya.
dari arah pintu kantin terdapat gerombolan jeongwoo and the geng, mereka memang setiap pagi selalu mampir ke kantin sebelum ke kelas.
dan yang paling haruto benci dari salah satu sirkel nya adalah junghwan, dia nyebelin menurut haruto dan ya mereka sering bertengkar.
haruto coba acuh dengan kedatangan mereka ini masih pagi dia tidak ingin ada keributan soalnya pikirannya saja sudah sangat ribut.
tetapi bukan junghwan kalau tidak membiarkan haruto hidup tenang, junghwan berjalan ke meja haruto untuk yang lainnya hanya melihat dari meja kejauhan.
"akh apaan sih lo!" junghwan datang dari arah belakang haruto lalu menonyor kepalanya.