entah sudah berapa lama haruto terkurung dikamar yang sunyi dan gelap ini awalnya dia ijin keluar bersama teman-temannya dan berakhir diculik oleh orang-orang berbadan besar.
awalnya haruto kira akan hidup bahagia setelah diculik entah itu sama ceo atau apa seperti yang ia baca dinovelnya tapi nyatanya tidak ia malah sengsara
haruto takut mungkin inilah akhir kehidupannya sebelum membahagiakan orang tuanya
pintu akhirnya terbuka sedikit cahaya masuk kedalam kamar terlihat seorang yang masuk dengan tegap menggunakan pakaian santai.
haruto beringsut mundur yang awalnya sedang melihat keluar jendela seorang tersebut semakin melangkah kehadapan haruto.
punggung haruto menempel dengan jendela tersebut semakin panik dan meremas kemeja yang ia gunakan padahal sebelum diculik ia menggunakan training dan kaos biasa
"k-kau s-siapa?" cicit haruto menatap takut orang didepannya yang menatap dirinya tajam.
orang tersebut senyum miring melihat tingkah haruto yang lucu
"kau terlihat lucu dan menggemaskan jika terlihat dari dekat"
haruto membelak mata kaget saat ada tangan yang menyentuh pipinya mengangkat wajahnya agar tidak menunduk
"aku park jeongwoo kau bisa memanggilku Daddy"
"h-hah?" haruto melongo malu padahal orang didepannya masih sangat muda tapi kenapa mau dipanggil Daddy?
"kenapa tidak mau?" haruto langsung menggeleng kuat
"m-mau"
jeongwoo tersenyum simpul lalu menggendong haruto didepannya haruto reflek mengalungkan tangannya dileher jeongwoo agar tidak jatuh
jeongwoo membawa haruto untuk duduk di tepi ranjang haruto ingin turun dari pangkuan jeongwoo tapi ditahan
"jangan takut Daddy takkan menyakitimu" ucap jeongwoo pada haruto yang terus menunduk
haruto malu dan takut bersamaan, malu karena pahanya terekspos jelas saat duduk dipangkuan jeongwoo dan takut karna jeongwoo memandang haruto dengan mata tajamnya
"jawab Daddy apa kau bisu?" jeongwoo mulai jengah karna haruto tidak mengeluarkan sepatah kata pun
"iya da-daddy"
"bagus kau tidak boleh mendiamkan orang yang sedang berbicara denganmu, mengerti?"
"iya aku m-mengerti"
"jangan terus menunduk kau penasaran dengan punya daddy bawah hm?" jeongwoo menggoda haruto
haruto yang kaget terus langsung mendongak dengan cepat lalu menggeleng
"a-aku takut mau p-pulang" cicit haruto bahkan jeongwoo hampir tidak mendengarnya.
"tidak kau akan disini sekarang rumahmu disini" jawab jeongwoo menarik pinggang ramping haruto dengan posesif
"hiks" isak haruto tiba-tiba
jeongwoo mengusap air mata haruto yang turun dari pipinya.
"jangan menangis"
haruto cepat-cepat mengusap air matanya tapi tetap saja air matanya keluar dengan sendirinya ia sungguh takut.
bahu haruto bergetar karna menahan isaknya
"kubilang jangan menangis!"
haruto terjengit kaget saat jeongwoo membentak bukannya reda haruto semakin menangis karena kaget
"hiks ja-jangan m-membentak kku hiks ak-aku hiks t-takut" nangis haruto sesegukan
jeongwoo menghela nafas panjang dan langsung memeluk haruto mengelus punggungnya dengan lembut berharap haruto berhenti menangis.