"Hentikan!!" Sebuah seruan kencang bergema di setiap penjuru taman.
Taman bermain sudah sangat sepi di sore hari. Taman ini dekat dengan Taman Kanak-kanak dan biasanya digunakan anak-anak bermain sambil menunggu seseorang menjemput mereka.
Irene juga sama. Dia menunggu Ibu dan Kakaknya untuk datang menjemput. Biasanya mereka sudah datang menjemputnya sejak tadi. Namun sampai matahari berubah menjadi jingga keemasan, dia tidak melihat satupun keluarganya.
Padahal dia sudah mempersiapkan kejutan untuk mereka. Dia ingin memberitahu keluarganya bahwa dia baru saja memenangkan pertanyaan di kelas. Dia mendapatkan permen lolipop paling besar di kelas sebagai hadiah. Dia ingin berbagi permen dengan kakaknya. Kakak perempuannya adalah orang dengan gigi manis. Bahkan jika dia lebih besar 7 sampai 8 tahun dari Irene, dia masih menyukai makanan manis semacam ini.
Namun Irene tidak menyangka. Niatnya untuk memamerkan permen ke keluarganya menjadi motif anak-anak nakal untuk mengganggunya. Karena dia ingin pamer, dia membawa permen itu di depan tubuhnya. Dan ini di lihat oleh tiga anak nakal. Mereka adalah tiga anak Kelas Besar yang paling nakal dan tidak suka mendengarkan kelas. Melihat taman bermain yang sepi, mereka dengan terang-terangan meminta permen yang dia pegang. Ada juga salah satu anak yang mengatakan bahwa dia memiliki banyak uang dan memintanya untuk memberi mereka.
Ini adalah pertama kalinya Irene menghadapi situasi ini. Dia tidak tau apa yang harus di lakukan. Irene juga merupakan bayi perempuan prematur yang kesehatannya tidak sebaik anak biasa. Tidak mungkin untuk bertarung melawan mereka. Di tengah kebingungan dan ketakutan, Irene berpikir untuk berteriak dan meminta bantuan guru. Namun dia tiba-tiba takut kalau tiga orang ini akan memukulnya saat dia berteriak. Dia bisa melihat anak-anak ini sudah biasa melakukannya. Dan mereka mungkin akan membungkamnya sebelum berteriak.
Irene adalah anak yang cerdas sejak kecil. Dia berkembang lebih cepat dari bayi kebanyakan. Saat dihadapi masalah, dia juga masih bisa memikirkan pro dan kontra.
Akhirnya Irene memutuskan untuk menyerah. Dia bermaksud memberikan permen dan uang. Meskipun dia memberikan permen dan uang, Irene masih berpikir untuk mengadu pada orang tua dan guru agar anak-anak ini mendapat pelajaran. Namun, sebuah teriakkan tiba-tiba bergema di taman menghentikan tindakannya.
Dia tidak menyangka seseorang akan menyelamatkannya. Dan juga, orang yang menyelamatkannya memiliki suara tidak dewasa, mirip seperti dia dan 3 anak nakal itu.
Saat Irene berpikir, anak yang berlari berhenti di depannya. Dia menghadap 3 anak nakal dengan wajah serius. "Jangan ganggu dia."
Irene sangat terkejut. Dia sudah sangat pintar sejak kecil. Dia selalu menggunakan logika dan penalaran untuk menyelesaikan masalah. Tapi dia tidak menyangka penalarannya kalah oleh tindakan heroik seorang anak.
Irene yang biasanya tenang menunjukkan wajah panik dan tidak berdaya. Dia ingin anak ini pergi.
Saat pikiran Irene mengembara, anak nakal diujung kanan mengambil permennya. Dia tersenyum penuh kemenangan.
"Apa yang kamu lakukan!!" Anak yang memperlihatkan punggungnya di depan Irene marah melihat permen yang di ambil.
Si pemimpin yang melihat kemarahan anak itu tertawa. "Kenapa? Tidak mungkin untuk di kembalikan. Tubuhmu bahkan lebih kecil dari kita, kamu bisa apa?!"
"Hahahaha benar sekali."
"Sok mau jadi pahlawan. Ngaca dek."
Mendengar kata-kata ejekan itu, anak didepannya masih tidak melakukan apapun. Jika Irene melihat wajahnya, dia mungkin terkejut dengan tatapan sengit anak itu.
Anak diujung kiri memiliki insting yang baik. Dia bisa merasakan bahwa anak itu tidak bisa dianggap remeh. Tapi bos dan anak yang di kanan tidak menyadarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Save My Love [Pending]
Romance> Menanti memang melelahkan. Terkadang juga menyakitkan. Namun menanti dapat menjadi sebuah motivasi untuk terus hidup..... Irene selalu memiliki keinginan untuk bunuh diri setelah mengetahui kakak dan orang tuanya pergi dalam kecelakaan. Dalam kepu...