Bab 7 : Guru Taman Kanak-kanak

7 3 0
                                    

Jum'at malam, di rumah Irene. Fiddy, Bintang dan Anisa menginap. Malam itu Fiddy membuang kacamata Irene. Bintang menata rambut Irene. Anisa mencari banyak baju untuk dicocokkan pada tubuh Irene. Mereka bersenang-senang sampai jam 2 pagi sebelum jatuh tidur di beberapa tempat di kamar Irene.

Pagi hari keesokkan harinya. Irene bangun lebih dulu. Dia mulai aktivitas di kamar mandi. Setelah mandi, dia berdiri didepan wastafel.

Irene terdiam. Dia terpana melihat penampilannya. Dia merasa sudah lama tidak melihat wajahnya sendiri. Dia menyentuh pipi, mata dan keningnya. Wajah ini membawa perasaan nostalgia pada Irene. Yang tidak Irene mengerti, dia merasa wajahnya saat ini memiliki kesamaan dengan Diajeng. Khususnya di hidung dan mata. Irene menggelengkan kepala dan melanjutkan aktivitas.

Setelah keluar, Irene bingung dengan apa yang harus dia gunakan. Dia biasanya hanya memakai kaos polos dan celana tiga perempat selain seragamnya. Melihat baju pilihan Anisa. Irene akhirnya mengambil dress putih sederhana dengan lengan pendek. Setelah memakai semua itu, dia keluar dari kamar. Teman-temannya pasti kelelahan setelah semalam. Irene membiarkan mereka beristirahat lebih lama.

Sabtu dan minggu sekolah libur. Lalu mulai senin besok dia bisa tidak datang ke sekolah selama dua minggu. Ketiga temannya sudah menemukan jadwal yang cocok untuk Irene.

Irene mulai bekerja sabtu, hari ini dan minggu besok di rumah yang sama. Jika berjalan lancar, dia akan melanjutkan pekerjaan untuk tiga hari berikutnya di tempat lama dan 7 hari di rumah lain. Mereka sudah menghitung bahwa gaji dari 3 pekerjaan itu lebih dari cukup untuk menambah uang yang dimiliki Irene untuk membeli kamera.

Dengan bantuan dari teman-temannya, Irene akhirnya berhasil memiliki sosok yang tidak terlalu membosankan. Meskipun merasa tidak nyaman karena dia harus menggunakan penampilannya seperti dulu. Irene masih berusaha percaya diri. Dia tidak ingin menyia-nyiakan usaha temannya.

Ryan selalu memulai pagi dengan duduk membaca koran dengan secangkir kopi. Pada awalnya itu cara Ryan menghabiskan waktu untuk menunggu Irene datang sarapan bersama. Sekarang itu menjadi kebiasaan pagi Ryan.

Ryan mengambil cangkir kopi di meja saat mendengar sebuah suara datang dari tangga. Dia menoleh untuk melihat siapa yang turun. Dia pikir itu salah satu teman Irene, namun setelah beberapa saat dia menyadari bahwa orang yang turun adalah Irene sendiri. Ryan sangat terkejut sampai dia menjatuhkan cangkir ditangannya. Gen keluarga Dhanandaya sangat bagus. Irene hanya menjadi orang yang berbeda dengan sebelumnya. Dia mengubah rambut, mengganti baju dan menggunakan make up tipis di wajahnya. Dia terlihat sangat cantik dan segar.

Ryan merasa kesurupan. Penampilan Irene mengingat Ryan pada Kakak Irene. Ryan merasa seperti kembali ke masa lalu saat Shintia, Kakak Irene masih ada. Tentu saja Ryan tidak akan salah mengenali Irene dan Shintia. Meskipun mereka mirip, Shintia lebih tomboi daripada Irene. Jika bukan karena jenis kelaminnya perempuan, Ryan tidak akan ragu Shintia laki-laki. Ryan menghela nafas mengingat kenangan ini.

Ryan juga memikirkan kemunduran Irene selama ini dan merasa ingin meneteskan air mata melihat perubahannya. Tapi Ryan berhasil menahan diri. "Mau kemana?"

"Eh? Aku, aku..." Irene tidak bisa berbohong. Dia tidak tau bagaimana harus menjelaskan pada Ryan.

Bantuan tiba-tiba muncul dibelakangnya. "Kami mau jalan-jalan, kak." Kata Fiddy.

Anisa muncul dibelakang Fiddy disusul Bintang yang menutup mulutnya untuk menguap.

"Jalan-jalan?" Ryan sedikit ragu. Irene sudah tidak pernah melakukan aktivitas di luar ruangan selain sekolah. Bagaimana bisa dia pergi bermain.

Bintang mengangguk mengantikan Fiddy. "Yah, kita mau main di luar. Mumpung Rene mau tampil beda."

Fiddy tersenyum senang sambil menekan bahu Irene. "Aku ingin membeli beberapa baju baru untuk Irene."

Save My Love [Pending]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang