Semua Terasa Berbeda

4 1 0
                                    

Tiada kemenangan tanpa perjuangan, tiada kemenangan tanpa doa dan restu orang tua kita, dan tiada kemenangan selain kehendak dari Allah!

Pak Syamsul

.
.

。⁠☬⋋⁠✿⑉✿⁠⋌☬⁠。

.
.
.

Kamila Andini, gadis itu sebenarnya tak terlalu dikenal banyak siswa maupun guru. Dan alasan ia merayakan ulang tahunnya itu adalah ia ingin mendapatkan perhatian dari mereka, ia ingin dianggap ada.

Kamila bukan anak orang kaya, namun ibunya mampu mendapatkan uang banyak hanya dengan waktu semalam.

Sebenarnya Kamila tak ingin menggunakan uang yang dihasilkan oleh ibunya secara instan itu, namun keadaan dan egonya lah yang telah memaksanya.

Selama ini ia tak pernah dianggap oleh temannya, selalu dikucilkan, dipandang sebelah mata, bahkan banyak mendapatkan cemoohan karena penampilannya yang terlampau seksi untuk porsi remaja SMA sepertinya.

Malam itu ... malam ulang tahunnya yang ke delapan belas tahun, ia tak akan pernah melupakannya.

Kejadian itu bermula saat ia dengan sengaja menaruh obat perangsang pada salah satu minuman yang tersedia. Ia harap akan ada kecelakaan yang akan mempermalukan salah satu diantara temannya yang hidupnya nyaris sempurna.

Namun nahasnya, ia malah pendapat karma karena perbuatan buruknya sendiri. Bukan hidup orang lain yang hancur tapi hidupnya sendiri lah yang kala itu ia hancurkan. Secara tak sadar.

+*+*+*+

Saat berada didepan pintu kamar mandi, hendak kembali ke ruangan utama pesta ulang tahunnya, Kamila dikejutkan dengan kehadiran seorang pria yang memandanginya dengan tatapan mata yang sulit ia artikan.

Tak lama kemudian, pria itu maju selangkah demi selangkah mendekati Kamila yang masih mematung didekat pintu masuk toilet.

"Hey! mau bersenang-senang denganku cantik?" tanya pria itu yang kini berdiri tepat didepan Kamila.

"Jangan macem-macem kamu!" sentak Kamila yang langsung mendapat respon cemoohan dari pria tersebut.

Pria itu benar-benar dalam keadaan mabuk berat, karena pengaruh minuman beralkohol yang ia minum.

Ia juga merasakan bahwa tubuhnya menginginkan hal yang lebih, entah apa itu ... Aris tak mengerti juga dengan keadaan dirinya saat itu. Namun yang jelas, perempuan dihadapannya membuatnya ingin marah dan mengamuk.

"Berapa harga lo!?" tanya pria itu lagi.

"Maksud lo apa hah!? jangan kurang ajar sama gue! atau gue teriak!?" ancamnya pada pria tersebut.

Plak!

Kamila menampar keras pipi pria itu, dan berhasil membuat pria itu tambah murka.

"Dasar perempuan murahan! nggak mau di apa-apain tapi pakaian lo kayak lont*" ucap pria itu menohok.

Pria itu kembali menyerang, bahkan berani menyentuh bagian tubuh Kamila yang terekspos.

Selanjutnya adalah ... kejadian yang tak Kamila inginkan, bahkan saat sang pemilik pesta ulang tahun itu hilang, tak ada satupun yang mencarinya. Benar-benar tak dianggap, kasihan sekali hidupnya.

Pagi harinya, Aris terbangun dari tidurnya, kepalanya terasa pening.

"Aku dimana ini?" monolognya sambil menatap langit-langit yang tak familiar tempat ia terlentang.

Luka JeparaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang