17. Perpecahan

19 1 0
                                    

Jeno tergeletak di lantai, tak berdaya. Wajah nya lebam, dan ada yang berdarah. Asahi dan sena panik dan langsung membawa jeno ke dalam.

Asahi membuka jaket dan baju jeno, karena lumayan bayak lebam disana.

"Aku akan mengompres dan membersihkan lukanya"-sena lari ke dapur mengambil kain dan air hangat

"Oppa carikan obat"-sena duduk di samping jeno

"Kenapa bisa seperti ini?"-sena membersihkan luka jeno.

"Pelan pelan sena"-jeno lirih

"Katakan siapa yang melakukan ini padamu oppa?"-sena menahan tangis

"Hanya preman jalanan, tidak apa sena.."-jeno masih berbicara sangat pelan dan hampir tak terdengar

Air mata sena menetes tapi dia tetap membersihkan luka di tangan jeno. Jeno tersenyum dan mengusap pipi sena.

"Terimakasih"-jeno

"Diamlah oppa"-sena mengusap tangan jeno

"Ini obatnya sena"-asahi

Sena mengobati luka jeno, "tidurlah hyeong"-asahi

"Hmm"-jeno

Setelah mengobati luka jeno, jeno di bawa ke kamarnya oleh asahi. Asahi juga yang menggantikan pakaian jeno.

"Tidak usah menangis, kembali tidur ya"-asahi memeluk sena

"Aku tidak suka jika orang yang aku sayangi terluka oppa.. Kau tau itu"-sena

"Dia tidak apa apa, tidurlah sana"-asahi merangkul sena menuju kamar sena

"Selamat malam"-asahi mencium kening sena dan kembali ke kamarnya.

Saat asahi masuk kamarnya, sena keluar kamar dan memasuki kamar jeno.
"Dia bukan kakak kandungku tapi kenapa batinku juga terikat padanya"-sena menatap jeno yang tertidur

"Noona dimana, kenapa meninggalkanku sendiri.."-jeno lirih

"Noona? Jeno oppa memiliki noona?"-sena

Sena menenangkan jeno, jeno kembali tidur. Akhirnya sena pun tidur di kamar jeno sambil duduk di sofa samping kasur jeno.

✿✿

Ke esokan paginya jeno terbangun dan matanya tertuju pada sena yang tidur di sofa.

"Hm? Sena? (Berusaha duduk) shh sakitnya"-jeno

"Hyeong"-asahi membuka pintu

"Sshtt sena tidur"-jeno

"Astaga dia di sini.. Dia tidak akan bangun walau suara bom"-asahi masuk kamar

"Hm baiklah"-jeno

"Kau kenapa bisa seperti ini?"-asahi

"Seseorang membayar preman dan menghajarku"-jeno

"Aku tau pasti si cupu itukan? Geng lion, cih beraninya membayar"-asahi

"Sudah tidak apa.. Aku kalah karena mereka lumayan banyak"-jeno

"Hm, sena mengkhawatirkan mu"-asahi

"Kau tidak?"-jeno

"Ya.. Lumayan"-asahi

"Hoaam"-sena terbangun

"Tuan putri ayah sudah bangun"-asahi

"Aish oppa"-sena mengucek matanya dan langsung ke kasur jeno

"Oppa baik baik saja?"-sena

"Sakit sedikit, tidak apa sudah biasa"-jeno

JADENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang