09. Cupang

3K 207 7
                                    

Happy Reading!


Pulang dari supermarket Kaluna langsung berlari memasuki apartemen.



Sebab kebelet.

Salahkan lampu merah dan kemacetan bandung yang diluar nalar di jam 5 sore. Kaluna jadi terpaksa menahan pipis sejak sejam yang lalu.

Maka dari itu begitu sampe parkiran gadis itu langsung melesat ke unit mereka.

Saking buru-burunya siku Kaluna tak sengaja menyenggol pegangan pintu dengan keras.

DUK. BAMM.

"AW! AAAAAAAAAAA..." Seketika jeritnya berkumandang.

Bak jatuh tertimpa tangga, sesudah menabrak pintu Kaluna terpeleset hingga nyungsep di lantai.

Dengan sekuat tenaga Kaluna bangun dari lantai namun tubuhnya lemas sekali.

Berulang kali mencoba bangkit namun tangan dan kakinya tak sanggup menahan beban tubuhnya. Mana dia sudah diujung tanduk.



"Ngapain?"

Kaluna mendongak begitu mendengar suara Janu. Langsung saja dia memasang wajah memelas.

"Tolongin..."

Janu menghela nafas kemudian mengangkat tubuh Kaluna dengan mudah. "Udah ke kamar mandi? Tadi katanya kebelet?"

"Belummm. Ayo buru anterin." Ujarnya sembari mengalungkan kedua tangan pada leher sang suami.

Janu mengantar Kaluna sampai kedalam kamar mandi dan mendudukkannya di kloset tanpa banyak kata. Setelahnya dia keluar dan menutup pintu, membiarkan Kaluna menyelesaikan urusannya.

Hanya saja Janu masih berjaga di depan pintu, takut sang istri masih memerlukan bantuannya.

"Ngapain masih disini?" Tanya Kaluna heran begitu membuka pintu kamar mandi.

"Nungguin Lo lah, perlu di gendong lagi gak?"

"Dih gak usah. Gue bisa jalan sendiri." Judes Kaluna kemudian berjalan dengan tertatih.

Janu menatap jengah melihatnya berjalan terlalu lama. Dia melangkah cepat dan dengan sekali tarikan langsung menggendong sang istri ala bridal style.

"AAAAAAAA!" Pekik Kaluna kaget. Setelahnya dia langsung memukul brutal bahu Janu. "Turunin gue!"

"Diem nanti jatuh. Lama kalo Lo jalan sendiri." Cibir Janu.

Kaluna akhirnya pasrah mengalungkan tangannya di leher sang suami. Walau begitu bibirnya tetap mencebik kesal.

"Nggak usah monyong-monyong gitu, mau gue cium hm?"

Sontak saja pertanyaannya mendapat delikan judes dari Kaluna. "Dih mesum!"

Janu hanya tertawa puas melihat  raut kesal Kaluna. Ternyata memang menyenangkan sekali menggoda istrinya. Dia seperti menemukan hobi baru.




Sebuah ide cemerlang terlintas di benak Kaluna untuk membalas godaan sang suami.

Dengan tiba-tiba Kaluna membenamkan wajahnya di leher Janu. Kemudian dia menggigit leher putih suaminya brutal membuat sang empu refleks berteriak.

"Argh sakit woy!"




***




Jumat pagi Kaluna bangun ketika mendengar suara alarm bergema. Tangannya refleks meraih handpone dan mematikannya. Melirik sekilas jam yang tertera di layar, pukul 6 pagi.

[✓] Arranged Married || BluesyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang