40. Choice

2K 268 65
                                    

Ini 1700 kata, semoga kalian gak bosen bacanya😭🙏🏻


Happy Reading!

Di ruang operasi, suasana tegang terasa kental. Janu berdiri di luar dengan wajah pucat, hatinya diliputi kekhawatiran.
Ketika dokter keluar, Janu langsung menghampirinya dengan langkah tergesa-gesa, dan wajah penuh kecemasan.

"Bagaimana keadaan istri saya, Dok?" tanyanya.

Dokter menghela napas sebelum menjawab. "Bayinya yang pertama sudah lahir. Berjenis kelamin laki-laki."

Kabar itu membuat semua orang yang menunggu di depan ruangan bernafas lega, beberapa bahkan mulai tersenyum dan saling berpelukan. Namun, Janu tidak ikut merasakan kelegaan tersebut. Ia melihat mata gusar sang dokter.

"Lalu bayi kedua kami bagaimana, Dok?" tanya Janu dengan suara penuh ketegangan.

Dokter menunduk sejenak, seolah mencari kata-kata yang tepat. "Itu yang ingin saya sampaikan, Pak."

"Kenapa dengan bayi kami, Dok???" Tanya Janu tak sabar, rasa takut dan cemas semakin menguasainya.

Dokter menatap Janu dengan mata penuh penyesalan dan ketegasan. "Mohon maaf, Pak, kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Tapi Bapak harus pilih salah satu," ujarnya dengan nada serius, setiap kata seperti beban berat yang menghantam hati Janu.

Janu terpaku. Pilihan yang harus diambilnya terasa seperti hukuman yang paling berat. "A-apa maksud Anda?" suaranya bergetar, penuh dengan ketakutan yang mendalam.

"Baik Ibu Kaluna maupun bayinya dalam kondisi kritis. Kami hanya bisa menyelamatkan salah satu dari mereka. Anda harus memutuskan sekarang."

Janu merasa dunia di sekelilingnya berputar. Pilihan itu terlalu berat, terlalu tidak adil. Dalam benaknya, berputar berbagai kemungkinan dan ketakutan yang menghantui.

Air mata mulai menggenang di matanya, hatinya berperang dengan pilihan yang harus diambilnya. Dalam keadaan seperti ini, Janu tahu bahwa keputusannya harus cepat, demi menyelamatkan salah satu dari dua nyawa di dalam sana. 


"Pak, kami tidak punya banyak waktu," desak dokter dengan tegas, mencoba mendorong Janu untuk membuat keputusan cepat.

Janu memejamkan mata, mencoba meredakan gejolak hatinya. Dalam kegelapan di balik kelopak matanya, ia melihat bayangan Kaluna dan bayinya.



"Selamatkan istri saya." Jawab Janu pada akhirnya, dengan suara serak.

"Tidak, selamatkan bayinya!" Sebuah seruan membuat mereka semua menoleh cepat ke sumber suara.

"Kek!" Sentak Janu marah. Namun sedetik kemudian dia kembali menatap dokter dihadapannya dengan tatapan memohon.

"Dokter, tolong apapun yang terjadi selamatkan istri saya. Tolong dok..."

"Jangan bodoh Janu. Buat apa kamu menyelamatkan gadis pembuat masalah itu!"

"KAKEK GAK USAH IKUT CAMPUR!" Teriak Janu seperti orang kesetanan.

"Tolong selamatkan istri saya dok... tolong..."

Dokter itu pun mengangguk dan segera kembali ke ruang operasi.
Detik selanjutnya Janu terjatuh ke kursi terdekat, menunduk dengan air mata mengalir deras. Di dalam hati, ia berdoa agar keputusan ini adalah yang terbaik, meskipun ia tahu bahwa tidak ada yang benar-benar baik dalam situasi seperti ini.

"Lelaki bodoh." Ujar Kakek untuk kesekian kalinya.

Janu hanya melirik sekilas tanpa berniat menimpali. Terlalu melelahkan. Otaknya sudah hampir pecah dengan semua pikiran yang campur aduk.

[✓] Arranged Married || BluesyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang