Happy Reading!
Janu terdiam menatap wajah pucat Kaluna yang terbaring di ranjang rumah sakit. Saat ini lelaki itu sedang duduk di kursi sebelah ranjang sang istri yang masih menutup matanya.
Kenapa Kaluna bisa begini?
Tangan Janu terangkat guna memijat dahinya pelan. Kepalanya masih terasa sangat pusing.
Alkohol memang menyusahkan. Dia bahkan tidak ingat semua yang terjadi setelah meminumnya kemaren sore. Ditambah saat bangun esoknya Janu dikagetkan dengan Kaluna yang jatuh pingsan. Kepalanya terasa ingin meledak.
Kalau saja kakeknya tidak lagi menemuinya dan memaksa untuk memenuhi janjinya kala itu, Janu tak akan pernah menyentuh benda haram itu. Ya, semua gara-gara kakek.
Terornya membuat Janu stress sampai melarikan diri ke alkohol. Padahal biasanya Janu membenci benda itu.
Flashback
Lima bulan yang lalu...
PLAK
PLAK
PLAK
Suara telapak tangan yang beradu dengan pipi mulus itu menggema memenuhi ruangan. Tiga tamparan beruntun di dapat Janu dari kakeknya.
Sudut bibir Janu sampai sobek dah mengucurkan darah.
"Dasar pemuda bodoh! Sudah kakek bilang jauhi parasit itu!!"
"Berhenti menyebutnya begitu kek! Dia punya nama!" Balas Janu tak terima.
"Kenapa? Memang begitu kenyataannya kan?" Ujar Kakek dengan nada mengejek. "Berapa kakek bilang jauhi dia, jauhi dia!"
"AKU SUDAH MENJAUHINYA!" Teriak Janu. "Aku bahkan menikah sesuai keinginan kakek!"
Mata lelaki tua didepannya menyorot sinis. "Jangan bohong. Kau pikir kakek tidak tau seharian kemarin dia bersamamu huh?! Kau bahkan mengajaknya menginap di apartemenmu. Dimana otakmu Janu?! KAU SUDAH MENIKAH!"
"Aku hanya menemaninya jalan-jalan, hanya itu."
"Bullshit. Memang seharusnya kakek bunuh saja dia dari dulu. Dia hanya hama tak berguna."
Janu melotot dan menggeleng heboh. "Kek..." Pemuda itu menjatuhkan tubuhnya dan bersimpuh di depan Tuan Besar Danayaksa. Sembari menangkupkan tangan di depan dada matanya menatap penuh permohonan.
"Kek aku— aku akan melakukan apa saja tapi kumohon jangan ganggu dia lagi."
"Omong kosong. Kau pikir kakek selama ini diam karenamu? Tidak sama sekali. Kakek bahkan bisa melenyapkannya tanpa sepengetahuan siapapun." Ucapnya seraya menaikkan sebelah bibirnya, sinis.
Janu buru-buru menyentuh kaki kakeknya. "Aku janji akan segera memberi kalian pewaris! Aku janji! Tapi kumohon jangan— jangan bunuh dia kek." Pinta Janu dengan mata yang mulai berair.
"Pastikan itu laki-laki. Dengan begitu kita bisa dengan mudah menguasai Pratama Grup."
Janu menggangguk mantap "Iya kek pasti!" Ucapnya penuh tekad.
"Kakek pegang ucapannu. Tapi jika kau masih menemuinya lagi, bersiaplah untuk mendengar kabar kematiannya."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Arranged Married || Bluesy
FanfictionKaluna Natya Pratama adalah putri sulung keluarga Pratama. Dia baru semester lima saat yang ayah tiba-tiba mengatakan. "Kamu nikah bulan depan." Kaluna kaget dan tentu saja menolak. "Maksudnya? Luna masih kuliah yah." "Kuliah kamu masih tetap ber...