7. Little Puppy

1.4K 120 37
                                    

Warn❗ 3700+ words

Pukul 16:44 langit masih terlihat mendung, disertai dengan angin dan hujan deras yang terus-menerus turun membuat seorang laki-laki berkacamata dengan lensa kuning itu semakin khawatir.

Sudah 1 jam lebih ia menunggu didalam ruangan apartemen, lebih tepatnya didalam kamarnya sendiri. Namun, orang yang ia tunggu dari tadi belum menunjukkan tanda-tanda akan pulang.

Wooin, tangan kanannya menggenggam satu buah alat komunikasi canggih berbentuk pipih, sekarang ia sibuk menyentuh layar benda itu dengan ibu jarinya mencari kontak telepon bernama 'Joker'

"Ayolahh.. angkat ga?!.. ish, jangan bilang tu anak gak bawa handphone?!.." Wooin menggerutu dalam hati. Bagaimana tidak? ia sudah mencoba menelepon 'Joker' lebih dari enam kali tapi tetap nggak diangkat walaupun dilayarnya tertera tulisan 'berdering'.

Tanpa pikir panjang, Wooin keluar dari ruang kamar miliknya menuju ke kamar sang partner, mencoba memastikan apakah benar dia tak membawa alat komunikasi yang penting itu.

Dengan layar masih menyala, Wooin tak mematikan panggilan dari handphonenya agar lebih mudah mencari sekaligus memastikan alat komunikasi berbentuk pipih milik Joker itu ada atau tidak. Sekarang ia sudah masuk, membuka pintu tanpa diketuk terlebih dahulu, fokus mendengarkan.

Tak berapa lama, Wooin langsung mendengar suara nada dering telepon dari ujung kasur partnernya. Sial! usahanya menelpon sedari tadi hingga berkali-kali tidak berguna alias percuma.

"Bego! punya handphone bukannya dibawa malah disimpen dibawah bantal!" Wooin dengan kesabaran setipis tisu dibagi sepuluh dikasih air langsung saja membanting handphone miliknya ke kasur berukuran king size didepannya karna kesal.

Wooin merebahkan tubuhnya diatas kasur itu, "Gue harus nyari dia kemana lagi coba, mana masih hujan.. lagian dia keluar mau ngapain sih?! dasar-"

Tok tok tok!

Baru saja ia merebahkan tenang tubuhnya, tiba-tiba terdengar suara ketukan di pintu utama ruang apartemennya. Namun, bukannya semakin kesal, Wooin malah merasa lega karna terpikir mungkin saja itu Joker, bukan?

Dengan cepat Wooin bangun dari posisi awalnya, ia berlari kecil meninggalkan kamar Joker menuju keruang utama apartemennya, lalu membukakan pintunya yang terkunci.

cklek!

"Nah! Akhirnya balik juga lo- eh?" Ucapannya terpotong. Saat Wooin membuka pintunya, sosok yang tampak dihadapannya bukanlah orang yang ia cari- sama sekali bukan.

Ekspresi wajahnya yang baru saja sumringah kembali lagi ke ekspresi datar setengah sebal. Karna bukannya Joker yang datang, malah pak satpam lobby yang ada dihadapannya.

"Halo Tuan Wooin, maaf tadi saya ga ada dilobby. Ada keperluan apa ya cari saya?"

"Ga jadi." Tanpa basa-basi, Wooin segera menutup kembali pintu apartemennya, tak menghiraukan sang satpam yang keheranan dan masih berdiri tepat didepan pintu.

Wooin menghela nafas jengah, lalu berbalik menuju ke sofa, berniat menunggu Joker pulang dengan duduk disana. Tapi, baru saja ia mendudukkan dirinya di sofa selama beberapa detik, ketukan pintu sudah kembali terdengar.

Tok! tok! tok!

Baiklah, Wooin tahu siapa yang mengetuk. Pasti pak satpam yang tadi tiba-tiba ia tinggalkan, jadi sudahlah, ia tak mau membukakannya. Namun ternyata, suara ketukan pintu itu tak kunjung berhenti meskipun sudah hampir 2 menit didiamkan.

Tok! tok! tok!

Ayolah, apakah pak satpam sedang bercanda? ... sudah cukup! Wooin benar-benar kesal sekarang, jika ia melihat wajah pak satpam didepan pintunya sekali lagi, akan ia layangkan tinju ke wajahnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

From Drunk to Lover | Joker x Wooin | WindbreakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang