Card 3

307 52 7
                                    

"Jiminie... Ku mohon sekali ini lagi saja."

"Tidak noona! Aku tidak mau lagi menggantikanmu. Kau tidak tahu bagaimana kemarin aku menipu orang-orang yang sudah mempercayakan nasibnya padaku." Tolak Jimin akan permintaan Jiwoo.

"Padahal mereka tidak tahu nasibku sendiri pun sial dengan duduk disana." Umpat Jimin kesal.

"Tapi kau masih hidup Jimin, berarti nasibmu dipenuhi keberkahan."

Jimin menatap sangsi Jiwoo, "pokoknya tidak noona! Suruh Hoseok saja."

"Akan ku traktir selama 7 hari."

"Tidak."

"Kau tidak perlu bayar sewa 2 bulan."

"Tidak."

"Baju Chanel yang kau mau."

Oh Jimin mulai bimbang. Tapi kepalanya memutar kejadian dua minggu lalu yang membuatnya trauma. Jimin bukan seorang pembual jadi menipu orang seperti menimbulkan rasa bersalahnya.

"Suruh Hoseok saja noona." Pinta Jimin.

"Kau tahu penampilan Hoseok Jimin. Mana bisa wajah seperti itu menjadi serius."

Memang Jimin akui wajah Hoseok yang penuh senyum konyol tidak akan bisa memerankan seorang peramal.

"Dan lagi otak adikku tidak akan bisa menerima meski aku ajarkan hingga 3 bulan. Noona mohon Jiminie.."

"Hah. Baiklah." Akhirnya Jimin sekali lagi menceburkan dirinya dalam peran Jiwoo.

"Terima kasih Jiminie, bilang saja apa yang kau inginkan. Akan noona berikan untukmu, ah aku sangat mencintaimu."

Jimin memandang malas, "jika kau sekaya itu mengapa masih menyuruhku mencari uang."

Mendengar ucapan Jimin membuat Jiwoo memberenggut, "hei Jimin, ini bukan masalah uang. Ini  semua adalah tentang kepercayaan."

.

.

.

Dan disinilah Yoongi berakhir. Sebuah club malam yang penuh hingar bingar. Kepalanya tidak mampu menampung masalahnya lagi. Hingga sebotol whiskey berada dihadapannya.

Setiap panas yang menyentuh kerongkongannya membuat Yoongi mendesah lega. Pandangannya sudah sedikit mengabur namun ia masih sadar dan masih mampu mengenali setiap wajah.

Seperti wajah lelaki diujung meja bartender yang berlawanan dengannya. Wajah merah dengan mata sayu, kentara sekali orang itu sudah mabuk. Yoongi semakin memincingkan matanya mencoba melihat jelas wajah itu sebelum langkahnya mendekat.

"Kau..."

Orang yang dipanggil mendongak menatap Yoongi bingung. Merasa tidak kenal dengan Yoongi, orang itu kembali menuangkan minumannya.

"Yak aku bicara padamu penipu!"

Yoongi tidak mungkin salah, orang ini adalah peramal gadungan yang membuatnya terdampar dengan whiskey disini. Saat itu Yoongi sempat melihat wajah lelaki ini sebelum dia mengenakan tudungnya.

"Pergilah aku tidak mengenalmu." Usir Jimin.

Kepalanya sudah pening, pandangannya bahkan buram sekali. Ini semua karena Jiwoo yang meminta tolong sekali lagi padanya.

"Aku tidak mungkin salah, kau peramal gadungan itu!" Mendengar kata peramal kepala Jimin langsung berputar mencoba fokus pada orang didepannya. Namun gagal, mabuknya sudah kelewatan untuk sekedar melihat siapa itu.

"Karena kau yang menyuruhku tidur dengannya, dia menjauhiku." Yoongi kembali duduk dengan sendu dan ikut meminum minuman Jimin.

"Ah kau si bodoh itu hahahaha mendekati wanita saja bertanya padaku. Kau. Payah!" Jimin tertawa meledek pada Yoongi yang semakin geram dengannya.

Cards Of Destiny ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang