Pagi ini mulan juan dan lusi sedang dalam perjalanan menuju tkp, mereka perlu memeriksa sesuatu disana tentunya bersama aparat hukum lainya.
Lengah akan sekitar mulan terjatuh akibat heals nya tersangkut pada celah lantai kayu membuat tangan nya berdarah akibat tergesek dinding semen yang tak rata, ah mungkin hari ini kurang baik bagi mulan.
Melihat darah yang keluar semakin deras mulan dibantu lusi untuk membersihkan lukanya, untung saja lusi selalu siap sedia dengan alat kesehatan di mobil, sentuhan terakhir lusi memberi plaster pada tangan mulan. Dirasa sudah cukup mencari hal mulan juan lusi dan para aparat hukum lainya pulang ke kantor masing masing mengingat jam sudah hampir memasuki waktu makan siang.
Mulan memilih pulang dan makan siang di kantor bersama juan dan lusi mereka sepertinya akan memesan makanan, tak lama notif pesan masuk pada ponsel mulan, pesan dari dokter ken sebagaimana tertulis di kontar pesan mulan.
Setelah membaca pesan dari ken mulan bergegas keluar untuk menemui ken, disana ken bersandar pada pintu mobilnya sesekali menyapa orang orang yang berlalu lalang disana.
"hai ken" sapa mulan sambil melambaikan tangan nya.
"hai ini dari bunda ku" ucap nya sambil memberi paperbag berisi kue.
"dan ini donat madu buat kamu" sambungnya.
"wah makasih banyak ken makasih juga buat tante laras ya, aku seneng dikasi makan manis di siang hari naikin mood kerja" ucap mulan.
"sama sama mulan maaf" ucap ken sambil menaikan sedikit lengan maju mulan, kenan menyipitkan matanya melihat tangan mulan dibalut plaster.
"ini kenapa?"
"ah ini tadi tergores tembok semen waktu aku ke tkp"
"tapi sudah diobati? Ga langsung dikasi plaster aja kan"
"udah ko tadi di obati asisten ku"
"ada rasa nyeri ga?"
"engga biasa aja"
"nanti sore plasternya diganti ya jangan dibiarin lukanya terbuka nanti infeksi"
"iya dokter"
"lain kali hati hati, jangan gunakan sepatu dengan sol tinggi di area tanah lembut lantai kayu ataupun hutan"
"iya iya tadi mendesak jadi aku lupa mengganti sepatu"
"lain kali hati hati, perhatikan keselamatan diri kamu dulu"
"iya ken astaga, sejak kapan dokter tampan ini banyak bicara"
"mulan aku serius"
"iya iya maaf"
"makan siang apa hari ini? Jangam makan makanan pedas dan jangan minum kopi, ga baik untuk lambung kamu"
"cik iya pak dokter astaga"
"yaudah aku mau balik kekantor dulu, makan dengan tenang ya jangan lupa berbagi makanan dengan rekan kerja kamu"
"iya iya hati hati dijalan"
Mobil ken lama lama hilang dari kawasan pandangan mulan,mulan kembali memasuki kantor dengan meneteng 2 paperbag.
"widih apa tuh" ucap haruna salah satu jpu juga.
"makanan dong, sidang ya mas?"
"iya nih mau sidang, yaudah duluan ya" ucap haruna berlalu pergi.
Sedangkan mulan menaiki lift untuk naik lantai keruangan nya, sesekali mulan tegur sapa pada sesama jpu dan pegawai disana.
"widih lo pesan donat sama kue juga?" ucap juna.
"engga ini dari emm siapa ya"
"siapa, pacar lo ya" goda laras
"emm bukan pacar sih, masih dekatan"
"hah? Siapa polisi? Penyidik? Atau sesama jaksa? Atau hakim? Kejati atau kejari?"
"dokter"
"what? Dokter"
"iya dokter tempo hari yang kita bawa saksi di ugd kmrin"
"hah dokter ken?" tanya lusi
"iya dokter ken"
"wah gila sih pandangan pertama langsung deket gimana ceritanya"
"yang jelas orang tua kita sahabat karib"
"ohh di deketin keluarga ceritanya"
"bisa dibilang"
Mulan dan lusi masih sibuk makan sedangkan juan sudah pergi sehabis mendapat panggilan dari penyidik.
DEJAVU
KAMU SEDANG MEMBACA
Dejavu ✅
Teen Fiction"mulan mari bertemu lagi di kehidupan selanjutnya" kenandra argayana.