Malam ini seperti yang diucapkan papanya tempo hari, meraka sedang dalam perjalanan menuju restoran vvip yang dipesan oleh ke binyang arga teman papa nya.
Mulan memakai dress berwarna putih dengan motif bintang bintang terlihat cocok dan cantik dipakai mulan. Tak butuh waktu lama mereka sudah sampai di restoran tempat janjian dua keluarga ini. Reseprionis menuntun mereka memasuki ruangan vvip.
"selamat malam, maaf membuat kalian menunggu lama" ucap wiratriana.
"oh wira kalian udah datang, tidak apa kami juga baru saja sampai" ucap Argayana sambil menjabat tangan sahabat karib nya.
"halo Erika lama tidak bertemu" ucap laras selaku istri Argayana sambil menjabat tangan erika selaku istri dari wiratriana.
"oh iya silahkan duduk" ucap Argayana.
Wiratriana serta istri dan anaknya duduk berhadapan dengan keluarga Argayana.
"duh erika kamu makin lama makin cantik aja" puji laras.
"astaga ras aku sekarang udah tua udah ada kerutan mana ada makin cantik"
"ahaha ucapakan kamu bikin aku sadar kalo kita ternyata udah sama sama berumur"
Gelak tawa menyelimuti suasana di ruangan vvip ini, tak lama suara pintu membuat fokus mereka teralihkan.
Terlihat seorang lelaki tinggi putih dengan stelan jas dipadu kemeja putih sebagai dalamannya, ah sepertinya mulan pernah melihat dia.
"selamat malam, maaf terlambat tadi ada pasien tiba tiba" ucapnya dengan senyum manis.
"ah gapapa nak duduk duduk" ucap arga.
"wira ini anak ku namanya kenan dia dokter ahli bedah di rumah sakit" ucap arga.
"ah iya kalo ini anaku namanya mulan dia jaksa penuntut umum di kantor kejaksaan" ucap wira.
Mulan dan kenan sama sama melempar senyum dan menunduk kan kepala sebagai tanda hormat.
Ternyata mulan ingat bahwa dia dokter tempo hari yang di temui mulan waktu mengantar saksi kerumah sakit.Mereka mulai menyantap makana dengan seksama sambil di selingi pembicaraan ringan. Tak lama keluarga Argayana dan wiratriana meninggalkan mulan dan kenan diruangan tersebut, katanya agar mereka saling bertukar pembicaraan.
Suasana canggung melanda keduanya jujur saja mulan ga suka suasana seperti ini mengingat mulan adalah orang yang banyak bicara, mulan membuka mulutnya hendak berbicara namun kenan lebih dahulu membuka suara.
"maaf membuat kamu terpaksa menghadiri makan malam ini, saya tau kamu gasuka di jodohkan bukan"
Mulan tampak heran, kenapa kenan berbicara seperti itu bahkan tidak tau apa yang mulan rasakan.
"siapa bilang? Aku ga terpaksa aku malahan seneng"
"senang? Kenapa bisa?" kaget kenan.
"ya memangnya siapa yang tidak senang dikenalkan dengan dokter tampan" ucap mulan spontan.
"astaga" ucap kenan.
"eheh kita tempo hari juga ketemu kan"
"oh ya? Kapan?"
"ah dokter lupa rupanya, tempo hari aku mengantar saksi yang terjatuh di ugd"
"oh iya astaga, maaf saya lupa terlalu banyak bertemu orang membuat saya lupa"
"gapapa dok, wajar saja"
"jangan panggil saya dengan profesi, panggil saja ken"
"emm begitu ya ken, okedeh ken"
"kamu ini alumni univ ugm ya?"
"iya kok tau?"
"Memangnya siapa yang gatau kamu? Mulan triana mahasiswa fakultas hukum yang populer waktu itu karna kepandaian nya didalam debat hukum dan jangan lupain kalo mulan itu punya paras cantik"
"astaga kok? Sepopuler itu kah? Aku bahkan gatau kalo kita satu kampus ken"
"selain satu kampus kita dulu juga sama sama ikut pertukaran pelajar di jepang kalo kamu ingat"
"loh, jadi kamu si anak fk yang kutu buku itu? Loh beneran? Beda banget loh ken"
"hahaha saya dulu culun banget ya"
"selain culun dulu kamu juga dingin banget, buat ngasih aku roti aja kamu gengsi banget ya?"
"itu aku cuma bingung mau ngomongnya gimana"
"alasan"
Flashback
"aduh perutku sakit banget, obat maag nya ku taro di koper lagi" ucap mulan mengeluh.
Tak lama dari itu sebuh roti dan obat maag ada di hadapan nya, mulan mendongak mendapati lelaki dengan kacamata khas anak kutu buku ah sepertinya ia teman pertukaran pelajar nya.
"terimakasih banyak maaf merepotkan"
Tidak ada sahutan dari sang pemberi melainkan ia melangkah kembali ketempat duduknya, sambil kembali membuka bukunya.
"aihhh amit mait ntar punya jodoh kaya dia udah culun cuek pula" ucap mulan dengan pelan sembari meminum obat maag.
"heh mulan? Mikirin apa?" tanya ken sabil menggerakan telapak tangan nya.
"ah engga, ga mikirin apa apa"
"ayo pulang, udah larut banget"
"oh iya ayo"
Mulan dan ken bersama keluar dari ruangan vvip dan menuju parkiran.
"loh kok mobilku gaada"
"iya mereka udah pulang duluan dari tadi"
"loh terus aku pulang gimana?"
"aku anter mulan, ayo masuk" ucap ken.
Diperjalanan ken dan mulan masih saja melanjutkan perbincangan mereka zaman perkuliahan dulu, dimana dulu ken bercerita kalau dulu mulan sangat populer dan banyak teman beda dengan dirinya yang berteman hanya dengan 2 orang selebihnya berteman dengan buku, tidak menutupi kemungkinan kalau kenan adalah mahasiswi berprestasi di univ kedokretan, sebetulnya ken juga populer saat itu hanya saja ken yang menutup diri makanya ken tidak banyak punya teman.
"aku kira mulan itu dulunya orang yang cuek juga" ucap ken.
"soalnya dilihat dari sorot mata dan mukanya terlihat seperti orang yang tegas dan pemarah"
"tentunya, jika aku klemer klemer aku ga akan jadi jaksa ken" sewot mulan.
"ahaha ternyata bertemu anak teman ayah bukanlah hal yang buruk"
"betul, apalagi anak teman papa adalah dokter dengan paras tampan"
"stop muji saya mulan, kamu udah mengucapkan hal yang sama 2x"
"ahahah oke oke, kalo gitu aku masuk dulu ya terimakasih tumpangan nya, oh iya nomorku jangan lupa disimpan dan hati hati di jalan jangan ngebut ngebut"
"astagaa jaksa satu ini cerewet sekali, baik baik kalo gitu aku pamit dulu, selamat malam"
"selamat malam juga"
Dejavu
KAMU SEDANG MEMBACA
Dejavu ✅
Novela Juvenil"mulan mari bertemu lagi di kehidupan selanjutnya" kenandra argayana.