Chapter 9

256 18 0
                                    

Saat ini empat orang sedang berada di halaman belakang dengan ditemani makanan masing-masing.

"Jadi lu bilang kita semua udah ditakdirin bertransmigrasi sama seperti lu" ucap Rey yang masih tidak menyangka bahwa hal yang diluar nalar terjadi padanya meskipun ia juga sudah merasakan transmigrasi.

"Gw ga peduli soal itu, jadi intinya gw harus membuat keluarga tubuh ini menyesal" ucap Henzo sambil memegang pinggang Rey.

"Ya" ucap Revan.

Cup

Cium dari Farrel.

"Lu makin cantik" ucap Farrel dengan memegang pinggang Revan dan melakukan hal romantis lainnya.

Revan hanya diam karena sejak awal dia memang berniat berpacaran lagi dengan Farrel, ya meskipun dulu ia hanya pacaran karena keinginan para pengemar.

Tapi sekarang keduanya tahu mereka memang saling mencintai bahkan ingin saling memiliki.

"Dahlah makan gw laper" ucap Revan dengan wajah yang sudah tidak sabar menyantap makanan yang ada dihadapannya.

"Gw pergi ke sana ya sama Rey" ucap Henzo sambil membawa makanannya dan Rey lalu masih dengan tangan yang lain memegang pinggang Rey.

Keduanya diam karena sejak awal mereka ingin berduaan juga.

"Rel elus" ucap Revan dengan nada manja dan dituruti oleh Farrel.

"Baby, Daddy seneng karena baby manja seperti yang baby lakuin sama Abang mu" ucap Farrel yang mendapatkan tatapan tidak suka dari Revan.

"Udah ah! Jangan pake baby sama Daddy jijik Evan" ucap Revan dengan nada jijik.

"Baiklah kalau gitu Anyang-nya Farrel" ucap Farrel dengan nada bercanda.

"Iya sayang" ucap Revan yang sama bercandanya.

Farrel mengecup dari kedua pipa, lalu kening, lalu indung dan yang terakhir bibir Revan.

Revan yang mendapatkan ciuman di bibirnya lalu memeluk tubuh Farrel yang membuat ciuman itu semakin dalam.

Haa...

Farrel melihat wajah Revan yang sudah memerah dan ada sedikit Salivan di bibir Revan.

Farrel ingin sekali melahap Revan.

"Udah ah! Ayo makan" ucap Revan sambil memakan makana yang ia beli dari kantin.

(Ingat Revan udah ke UKS sama bajunya diganti)

Farrel terus menatap Revan yang sangat imut, apalagi sekarang Revan sedang makan pipi tembemnya lucu kaya kenyal gituh.

Bukan hanya itu bibirnya yang merah seperti ceri itu naik turun sangat imut, ia sangat ingat melumat bibirnya sampai bengkak.

Ia juga berpikir apa mulut Revan akan terasa enak jika melumat itu miliknya.

Farrel sampai kehilangan akalnya karena memikirkan hal yang kotor yang bisa saja ia lakukan bersama Revan.

'Sepertinya gw harus cari waktu yang tepat dan tempat yang tepat buat ngelakuin itu di sekolah' pikir Farrel yang sudah gila karena pengen memakan Revan.

Sedangkan tanpa diketahui Farrel, Revan sedang menahan malu saat Farrel memikirkan hal kotor.

'anjir gimana ini, gw kok takut meskipun itu pasti akan terjadi' pikir Revan dengan wajahnya sudah memerah tidak dapat menahan malu.

"Udah ah! Jangan liatin terus" ucap Revan yang sebenarnya itu alasan untuk menyembunyikan alasan sebenarnya dia memerah.

"Gw pengen makan lu" ucap Farrel yang sudah kehilangan akal sehatnya.

Revan yang mendengar itu takut jika pikiran Farrel bakal dilakukan Farrel, ia menghabiskan satu sendok makanannya lagi lalu berdiri dan lari dari tempat tersebut.

'Gw takut' pikir Revan yang sudah tidak menahan rasa takutnya.

Sedangkan Farrel hanya terdiam melihat Revan pergi, ia pergi mengejar Revan tapi ia sudah kehilangan jejak Revan.

"Apa itu terlalu cepat" ucap Farrel yang akalnya sudah kembali.

Seperti itulah pertemuan pertama mereka kembali dan seterusnya mereka akan mencari kebahagiaan sendiri dengan cara mereka sendiri.

(Akhirnya masalah sudah selesai, sekarang waktunya membuat drama kecil yang dapat diselesaikan langsung oleh Revan)

(Resa: kau harus membuat Revan bahagia)

(Siap bos)

(Revan (Novel): Terima Kasih telah membaca)

(Rey: Jangan lupa untuk)

(Henzo: Vote jika suka)

(Nenek: Komen bila mau protes)

(Kakek: ga gitu juga kali nek)

(Semua: Tunggu Chapter berikutnya see you bye bye)

Transmigrasi Zaidan (?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang