one

5.7K 285 18
                                    

4 tahun lamanya, 4 tahun sudah berlalu. 1 tahun yang lalu ibu xiao Zhan meninggal, putranya zifan.. tumbuh menjadi anak yang pintar dan lincah, bocah kecil berumur 2 tahun 1 Minggu itu menjadi bocah yang pintar.

Kehidupannya tidak berubah, masih sama seperti dulu hanya saja banyak sekali omongan dan pembicaraan yang tidak layak di dengar, semua xiao Zhan mendengarnya. Xiao Zhan merindukan mendiang ibunya. 1 tahun lamanya dia hidup di kediaman keluarga ibunya. Rasanya sedikit berbeda, tidak seperti biasanya sewaktu ada mendiang ibunya. Xiao Zhan kini tengah membereskan semua baju-bajunya dan baju-baju putranya.

Pamannya, adik angkat dari ibunya telah berada di perjalanan ingin menjemput mereka. Mereka memutuskan untuk ikut bersama paman mereka daripada harus bersama dengan keluarga ibunya yang kurang akur. Mungkin pamannya pun di benci?

Apalagi dia adik angkat, saat mengangkatnya saja sudah dulu di tolak mentah-mentah dikeluarga ini.

4 tahun lamanya xiao Zhan tidak pernah melihat pamannya lagi, ntah kemana tinggalnya sang paman. Xiao Zhan merindukan pamannya. Ingin tidur dan memeluknya tapi dia sudah besar dan tidak enak.

Umur mereka terpaut 8 tahun, pamannya berumur 29 tahun dan xiao Zhan baru saja 21 tahun.

Xiao Zhan menghela nafas panjang, membawa 2 kopernya. "Zifan" panggil xiao Zhan menepuk-nepuk pipi putranya pelan.

"Zifan, bangun sayang"

"Hiks.. nghh" menangis kecil, zifan memeluk xiao Zhan semakin erat. Dengan sekali angkat, putranya sudah berada di gendongannya. Xiao Zhan membukakan kancing baju atasnya, mengeluarkan buah dada bagian kirinya untuk di hisap sang putra.

Mulut kecil itu perlahan mengecap dan menghisap, xiao Zhan tertawa gemas dibuatnya. Pria intersex itu membawa kopernya keluar dari kamar, tidak ada seorangpun. Xiao Zhan memutuskan untuk menunggu pamannya diluar.

Beberapa menit kemudian, sebuah mobil sport bewarna hitam menuju kearahnya. Berhenti disamping mereka. Xiao Zhan mengeryitkan dahinya, kaca mobil perlahan diturunkan.

Deg.

Wajah itu..

"Hm.. benar ini kediaman xiao?"

"I-iya saya sendiri." Jawab xiao Zhan gugup, siapa pria itu? Wajahnya tidak asing mirip dengan pamannya. Tapi, kali ini lebih tegas.

Sedangkan pria yang didalam mobil itu sedikit terhenyak, menelan ludahnya. 'bukankan dia?'

"Kau paman Yibo?"

"Bagaimana kau tau?"

"Aku xiao Zhan paman."
Beritahu xiao Zhan gugup, rasanya bukan Yibo. Tapi itu memang Yibo.

Orang yang dipanggil Yibo itu terkejut, 'xiao Zhan'... "Kau xiao Zhan?"

"Iya."

"Maaf paman lupa dengan wajahmu, ayo masuk. Paman akan menaruh ini" Yibo keluar dari mobilnya, ia membawakan koper itu masuk kedalam bagasi mobilnya xiao Zhan duduk didepan bersama Yibo

Zifan menggeliat tak nyaman. Wajahnya cemberut, melepas hisapannya karena sudah bengkak. "Hiks nenhh"

"Ini sudah nenen"

"Nii!!" Zifan memegang buah dada xiao Zhan yang sebelah kanan. Pria cantik itu memalingkan wajahnya, malu.. padahal mereka adalah saudara, walaupun bukan kandung.

"Sa-sabar sebentar" cicit xiao Zhan menutup dada bagian kirinya, zifan menepis tangan xiao Zhan yang ingin menutup dadanya sebelah kiri. Wajah itu merona. "Yang ini tutup ya? Ini saja"

"Nan!!" (Jangan)

"Zi-..."

"Kapan kau menikah Zhan? Kenapa tidak memberitahu paman? Dimana suamimu?" Tanya Yibo tak percaya.

Incident (yizhan) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang