Naruto milik Masashi Kishimoto
story by bby nini
warning : ooc, typo, boring, mengandung kata kata kasar dan konten dewasa, cerita mainstream, dll"it's just about rain and our memories."
Enjoy💕
Hinata membuka sebelah matanya saat dirinya merasa tak ada pergerakan lagi dari pria di atasnya. Hinata justru melihat Sasuke dengan seringai penuh di bibir.
"Apa kau berharap aku mencium mu, Hyuga?" tanya Sasuke masih dengan seringai khas nya.
Hinata yang mendengar perkataan Sasuke itu pun dengan cepat membuka kedua mata nya. Wajah nya memerah sempurna. Mulut nya ikut terbuka, tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Sasuke sendiri hanya menampilkan senyum miring nya. Dan segera bangkit dari posisi nya. Juga di ikuti dengan Hinata.
"Aku tidak tahu jika ternyata seorang Hyuga yang menjunjung tinggi kesopanan juga bisa berbuat mesum." ucap Sasuke pelan.
"A-aku tidak !!!" bantah Hinata dengan keras dan membua beberapa orang yang ada di sana memperhatikan mereka. Dan membuat suara 'ssshh' memperingati Hinata.
Wajah Hinata kini sudah benar benar memerah. Entah itu menahan kesal pada ucapan Sasuke atau menahan malu karena sudah menarik perhatian orang sekitar. Sedang Sasuke tampak acuh. Senyum miring yang sangat menjengkelkan bagi Hinata masih bertengger apik di wajah tampan itu. Sasuke berjalan mendekat ke arah Hinata. Sedikit membungkukan tubuh nya. Dan Mensejajarkan wajah mereka.
"Lalu, apa sebutan orang yang memperhatikan orang lain yang sedang tidur secara diam diam. Oh juga, apa kau tidak sadar jika kau sedikit memajukan bibir mu seperti ini tadi?" bisik Sasuke tepat di telinga Hinata dan mengerucutkan bibir nya seolah sedang memperaktekan seperti apa ekspresi Hinata tadi.
"Ka-kau .. Kau benar benar menyebalkan !!" Ucap Hinata sebelum pergi meninggalakan Sasuke.
Sasuke memperhatikan Hinata yang keluar dari perpustakaan. Hilang nya tubuh Hinata dari balik pintu. Hilang juga senyum miring di wajaj tampan itu. Sasuke masih menatap datar pintu yang setengah terbuka itu. Tangan nya terangkat dan meremat dada bagian kiri nya. Ia bisa merasakan sisa debaran gila yang membuat Sasuje nyaris tak bisa mengontrol dirinya.
Sialan ! Gadis itu benar benar tidak baik untuk kesehatan jantung nya. Batin Sasuke.
"Ck, benar benar tidak asik." gumam seseorang pelan di balik meja penjaga perpustakaan.
Sedang Kakashi yang berada di sebelahnya hanya memutat bola mata nya malas. Dan tak lama terdengar suara dari jam tangan mereka yang berarti mereka harus pergi menyelesaikan pekerjaan mereka. Dengan berat hati Boruto harus meninggalkan sekolah ini, meski sebenarnya ia masih ingin melihat interaksi dari kedua manusia itu.
.
.
.
.
.
Hujan membasahi kota metropolitan itu di sore hari. Sasuke berlarian menuju halte bus. Ia baru saja selesai berlatih basket dengan teman teman nya. Minus Naruto. Sahabat nya itu izin untuk tidak ikut latihan hari ini karena memiliki agenda kegiatan amal dengan keluarga nya. Maklum, Naruto adalah anak dari walikota Konoha. Jadi, terkadang laki laki itu akan ikut dalam acara amal yang di adakan orang tua nya itu.Sakura yang awal nya akan menunggu Sasuke pulang juga tidak jadi karena teman teman nya mengajak nya untuk pergi berbelanja. Dan Sasuke cukup bersyukur dengan hal itu. Setalah gadis itu datang pagi pagi ke rumah nya dan memaksa nya untuk pergi bersama dengan menggunakan mobil gadis itu. Alhasil membuat Sasuke harus meminta Aniki nya untuk menjemput nya di sekolah.
Sasuke baru menginjakan kaki nya di halte bus depan sekolah nya. Dan melihat jika sudah ada orang lain yang berada di sana. Sasuke tanpa sadar tersenyum tipis melihat kehadiran gadis itu. Namun, dalam hatinya ia juga cukup penasaran kenapa gadis itu belum pulang juga. Sekolah nya sudah selesai 3 jam yang lalu. Apa ia juga baru selesai dari kegiatan ekstrakurikuler nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
until we meet again
FanfictionSetelah lebih dari 1000 tahun. Mereka akhirnya terlahir kembali. Mereka memiliki takdir yang buruk di kehidupan sebelum nya. Dan kembali bertemu di kehidupan lainnya dengan situasi dan kondisi yang berbeda. Apa mungkin mereka akan mengulangi takdir...