Bagian 8

261 38 7
                                    

Naruto milik Masashi Kishimoto
story by bby nini
warning : ooc, typo, boring, mengandung kata kata kasar dan konten dewasa, cerita mainstream, dll

Enjoy💕


Pranggg

Semua makanan yang ada di meja pendek itu berhamburan. Beberapa pelayan menunduk takut melihat perangai sang Putra Mahkota itu.

"Apa yang sedang kau lakukan di sini ?! "

"Ha-hari ini, hari ulang tahun mu. Ja-jadi ku pikir, aku ingin membuat masakan spesial sebagai hadiah mu, Boruto-kun. Dan karena itu Yang Mulia Raja juga sudah memberi ku ijin untuk keluar dari istana barat." jelas Hinata dengan gugup.

Boruto membalikan tubuh nya. Menatap tajam pada wanita bergelar Ratu di negeri ini sekaligus ibu nya. Hinata sendiri, hanya bisa diam menunduk. Melihat semua hasil jerih payah nya pagi ini berceceran di lantai kayu itu. Sebenarnya sedari awal ia tahu jika usahanya itu tak kan membuahkan hasil nya bagus. Bahkan pelayan pribadi nya pun sudah mengingatkan nya. Tapi, sebagai seorang ibu. Tidak mungkin Hinata mengabaikan hari ulamg tahun anak nya itu.

"Bukan kah aku sudah pernah mengatakannya untuk tidak melakukan hal itu lagi. Aku tidak butuh hadiah apapun dari mu ! Bahkan terlahir menjadi anak mu adalah kesalahan besar-"

"Boruto !"  Sarada, yang sedari tadi hanya bisa diam pun mulai memperingati sahabatnya dalam berbicara.

Boruto mengepal kuat tangan nya. Rahang nya mengeras dengan tatapan dingin yang menusuk. Pemuda itu melangkahkan kaki untuk pergi dari ruangan itu. Namun, tepat saat dirinya berada di depan pintu shoji. Kaki nua berhenti.

"Jangan pernah datang lagi kemari. Keberadaan mu di sini. Hanya akan membawa aib bagi ku." dengan begitu, Boruto pergi meninggalkan Hinata dan Sarada yang masih berada di ruangan itu.

Sarada menghela nafas nya, prihatin. Matanya menatap sekilas pada makanan yang sudah rusak itu sebelum melangkah mendekat ke arah Hinata. Gadis itu membungkuk hormat pada wanita yang sedari tadi menunduk itu.

"Aku minta maaf atas perlakukan Boruto padamu, Yang Mulia." sesal Sarada.

Hinata membulatkan matanya. Segera memegang kedua lengan gadis itu dan menegakan tubuh nya. Hinata menggeleng cepat.

"Tidak. Itu bukan salah mu, Sarada-chan. Aku yang justru minta maaf sudah membuat mu berada di situasi tidak nyaman ini."

Sarada tersenyum lembut. Menurunka tangan Hinata yang berada di lengan nya. Dan membawa nya dalam genggamannya. Sarada memperhatikan beberapa luka kecil yang berada di jari jari Hinata dengan tatapan sendu. Ia tahu, jika Hinata sudah bekerja keras untuk mempersembahkan masakannya pada Boruto. Meskipun ia tahu jika hasilnya akan tetap nihil.

"Aku akan meminta ibu ku untuk berkunjung ke istana mu, Yang Mulia." ucap Sarada dengan menatap lembut Hinata.

"Eh ? Tidak. Kau tidak perlu melakukan itu. Karin-san pasti sangat sibuk. Sungguh, aku baik baik saja." tolak Hinata dengan halus.

"Aku ingin belajar memasak dengan mu. Dan ku rasa ibu ku juga memerlukan itu. Jadi kita bisa menghabiskan waktu bersama sesekali. Apa boleh, Yang Mulia?"

"Aah~ begitu. Tentu ! Tentu saja boleh ! Aku akan senang jika kalian berkunjung ! Istana barat terbuka untuk kalian." ucap Hinata dengan riang. Bagaimana tidak, istana bagian barat. Yang diperuntukan dirinya sangat lah jarang mendapat kunjungan.

"Kalau begitu, aku akan pulang dan kembali lagi dengan ibu ku. Sampai berjumpa lagi, Yang Mulia" Sarada membungkuk dan setelah mengucapkan salam ia pun undur diri dari ruangan itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

until we meet againTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang