"Lemah"

25 2 0
                                    

Ceo

Kali ini biar aku yang bercerita. Biarkan Ovanya tidur di atas kasurnya yang empuk itu. Aku akan memberi tahu kalian apa itu "Lemah" yang di maksud Ovanya.

Ovanya adalah Cucu perempuan satu-satunya di keluarga ini. Kakeknya ingin aku menjaganya karena aku sudsh berjanji.

Ovanya adalah anak yang mudah menangis, mengapa itu Ovanya sering menyebut dirinya "Lemah". Aku terkadang setuju dengan itu, namun tidak selawasnya begitu. Dia juga bisa menjadi orang yang paling kuat untuk memberi jalan keluar kepada masalah orang lain.

Mula-mula yang akan aku ceritakan adalah "Lemah" di bagian perasaanya.

Saat usianya menginjak tiga tahun, Ovanya sedang melihat-lihat bunga yang bermekaran di taman dekat rumah. Lalu Ovanya berlari mengejar Papanya, tanpa di sadari ada batu yang siap untuk menjatuhkan Ovanya ke tanah. Awalnya Ovanya hanya tertawa saat terjatuh, namun saat melihat orang di sekitarnya menertawakannya, dia mulai menangis. Ovanya merasa seperti sedang diejek.

"Ovanya tidak suka di permalukan. Namun Ovanya hanya bisa menangis."

Kira-kira begitu katanya kepadaku saat masih kecil dulu. Kata-kata nya terpatah-patah karena Ovanya belum lancar berbicara.

Saat Ovanya kelas tiga SMP ku kira dia akan berhenti menangis, tenyata tidak. Ovanya pernah hampir menyengol cat tembok yang di gunakan untuk pertunjukan pentas seni, guru menegurnya dengan nada yang sangat tinggi. Ovanya mulai mengeluarkan air matanya.

"Aku tidak suka orang yang berbicara dengan nada tinggi seperti itu." Itu katanya.

Saat Ovanya menangis aku selalu mengusap air mata yang membasahi pipinya itu.

Ziko pernah tidak membalas pesan dari Ovanya seharian. Ovanya menangis setiap detik hanya karena hal itu. Bahkan dia tidak makan hingga malam hari hanya karena terlalu memikirkan Ziko.

"Terkadang aku takut salah mencintai orang, orang yang tidak menghargaiku."

Aku mengelus kepalanya dengan lembut, itu termasuk jurus yang ampuh untuk sedikit menenangkan Ovanya.

Lalu menurutku yang paling parah adalah saat Ovanya baru pulang sekolah dengan perut yang kosong. Dengan gembiranya dia menuju dapur, tersedia banyak lauk di sana namun saat Ovanya membuka penanak nasi dia mulai berkaca-kaca. Melihat tidak ada sebutir nasi pun di dalam sana. Ovanya mulai menangis karena emosi dan suasan hati nya yang buruk.

Ovanya pernah menggemparkan satu kelas karena menangis. Ovanya menangis karena si pojok-kan oleh Thalia, Thalia mengejek Ovanya dengan kata-kata yang buruk. Lalu Ovanya menangis di bangku milik-nya. Beritanya sampai tersebar keseluruh kelas. Saat pulang sekolah Thalia meminta maaf di depan umum agar mereka melihat bahwa Thalia telah mengakui kesalahnya.

"Jika aku emosi maka bukan kata-kata kasar lagi yang keluar. Namun di gantikan oleh air mata yang membuat dada sesak." Katanya.

Dan memang itulah hal yang sering membuatnya menangis. Yaitu 'Emosi'. Ovanya bisa menangis lebih dari sepuluh kali dalam sebulan. Entah dari masalah paling sepele dan masalah yang paling rumit pun dia selesaikan dengan membuang semua air matanya.

Mungkin itu lebih mengarah ke "Cengeng" namun justru itu adalah kelemahanya yaitu "Cengeng" yang berlebihan.

Lalu "Lemah" dalam fisik Ovanya juga mempunyainya.

Ovanya selalu mengalami sesak napas saat terlalu lama terkena sinar matahari. Contoh nya saat upacara. Ovanya hampir setiap upacara selalu saja membuat keributan dengan dirinya yang sudah lemas di dalam barisan.

Sudah di periksakan ke dokter namun alasan dokter hanya karena penyakit amandel dan asam lambung yang parah. Namun asam lambung nya itu memang sudah parah menurutku. Hampir tiap bulan Ovanya harus ke dokter karena asam lambung nya yang terus menerus kambuh dengan gejala yang parah itu.

Terakhir yang paling parah menurutku itu saat Ovanya muntah lebih dari dua puluh kali dalam jangka waktu enam jam. Hanya cairan kuning yang keluar dari mulutnya, Ovanya menangis lemas. Setelah Papa Ovanya pulang Ovanya baru di bawa ke klinik terdekat.

Ovanya juga lemah terhadap sinar matahari. Sejak kecil Ovanya memang tidak sering terkena matahari, Ovanya paling suka di rumah untuk menggambar. Menggambar itu hobinya.

Ovanya pernah menceritakan ini kepadaku, saat usianya sepuluh tahun dia di ajak berenang oleh orang tuanya. Beberapa saat setelah pulang dari sana, badan Ovanya memerah seperti terbakar lalu suhu badan Ovanya menjadi sedikit lebih tinggi seperti orang yang sedang demam. Entah karena kandungan bahan kimia di dalam kolam itu dan di tambah lagi sinar matahari yang menyengat.

Untung saja setelah beberapa jam Ovanya di beri obat sirup penurun demam dia bisa tertidur tenang tanpa merasakan panas yang membakar tubuhnya.

Mungkin itu saja cerita yang ku sampai kan. Namun sejujurnya masih banyak kejadian yang mungkin tidak separah itu.

Aku harap dia bisa menjadi orang yang kuat agar dia bisa menerima semua kenyataan tentang Kakek nya dan diriku. Bagimana pun aku yakin saat aku memberi tahu rahasia tentang permata itu Ovanya akan sesegara mungkin mencari permata nya lagi.

Bagaimana pun aku aka menghilang jika permata itu berhasil di pegang oleh Ovanya. Di saat itu aku akan berdoa Ovanya menjadi orang yang lebih kuat, karena aku sudah tidak bisa menemani dan menenangkanya lagi saat menangis atau terluka.

Waduh mungkin episode ini menjelaskan betapa lemahnya Ovanya ya. Mungkin Kakek Ovanya bisa membaca masa depan makanya dia mengirimkan Kak Ceo. Tapi mungkin juga tidak begitu. Kalo mau tahu selalu ikutin episode permata jiwa selanjutnya ya!!!!!

Oiya menurut Biru Zen sendiri Ovanya itu orang nya lebay. Sedikit-sedikit menangis sedikit-sedikit sakit. Tapi bagaimanpun juga Ovanya pasti berjuang melawan itu semua agar bisa terlepas dari ejekan orang lain.

Permata Jiwa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang