01

486 26 3
                                    

Maaf akan ada banyak typo. Harap maklum ya, soalnya ini repost, aku males ngerapihin lagi, hehe..


















































Negeri Hosedar, Hosedar Pusat bagian 1,
tahun 2196.

Seorang perempuan sedang berdiri menghadap kearah sebuah gedung yang dari jauh saja sudah dapat terlihat akqn nama dari gedung tersebut. Sebuah Sekolah Tinggi Ilmu Sains dan Teknologi (STIST).

Nama gedung besar itu terpasang kuat dan terpampang jelas di bagian atasnya, walau gedung besar di sana terlihat begitu megah dan kokoh, tetapi dikarenakan kondisi bumi saat ini sangatlah panas, mengakibatkan banyak nya debu yang hadir juga di setiap sudut gedung, membuatnya sedikit terlihat kotor.

Wajah dari perempuan itu tidak dapat terlihat, ia sengaja mengenakan syal yang dibuat sebagai masker wajah untuk mengamankan dirinya dari butiran debu yang bertebaran berhembus mengikuti udara sekitar.

Tangan kanannya bergerak untuk merogoh saku baju di kanan, mengambil sebuah kartu identitas milik seseorang lalu ditatapnya dengan lamat foto yang ada di bagian depan kartu tersebut.

Secara otomatis, tangan kiri sang perempuan itu terangkat untuk mengusap bagian perutnya dengan lembut, dengan gerakan memutar searah jarum jam.

Perempuan itu lalu mengalihkan arah pandang nya kembali menatap bangunan sekolah di depan sana.

Dengan gumaman kecilnya, si perempuan itu pun bersuara “Mari bertemu kembali, Luna Walter"


















*
*
*



















6 Bulan berlalu....

“WOY!”

Luna dikejutkan dengan kehadiran Theo yang tiba tiba, laki laki itu loncat di depannya bersamaan dengan teriakan nyaring miliknya, hal itu berhasil membuat Luna tersentak sebentar.

Lalu rekan karibnya atau sahabatnya itu tertawa dengan terbahak, “Haha- makanya jangan buciiiiin mulu lo!” ucap Theo

Mereka baru saja selesai makan siang dari kegiatan mengajar. Theo kini duduk di ujung meja kerja Luna dengan sisa tawa yang masih terdengar begitu menjengkelkan di kedua telinga Luna.

“Terserah gue lah! Makanya sana cari pacar!” sewot Luna, kepalanya kembali tertunduk untuk melihat layar tipis itu lagi

Sebuah pesan dari Rose, perempuan yang sedang gencar dalam mendekatinya di beberapa bulan terakhir ini, yang akhirnya berhasil membuat hati Luna luluh.

“Yeehh, emang lo udah jadian sama Rose?” tanya Theo sembari mengejek juga

“Ya belom sih, tapi sooon to be ayang. Wleeee" balas Luna dengan wajah tengilnya itu menatap pada Theo

Theo mendengus sebal, “Gue sebenernya kesini mau tanya soal penelitian lo yang kemaren dapet penghargaan itu" dirinya sengaja merubah topik pembicaraan agar tidak merasa iri

Tetapi Luna mengabaikannya dengan kembali sibuk pada ponselnya. Theo pun merebut benda pipih milik Luna lalu ia angkat setinggi mungkin agar tidak bisa Luna raih.

“Ganggu aja sihhh. Gue kan lagi mesra mesra nya sama Rose tau. Siniin ga hp gue!” sentak Luna dengan kesal

“Kasih gue reverensi dulu dari penelitian lo yang kemaren itu. Baru gue balikin hp lo" tegas Theo

Luna mendecak kesal “Ck! Ngeselin! Buat apa emangnya?”

“Anak didik gue butuh itu, sekalian gue juga kepo” singkat Theo, masih mengangkat tinggi tinggi ponsel sahabatnya itu

Love, Travel with Us. (Short Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang