Bab 1

67 32 4
                                    

Aku baru saja memasuki  kelas 12 tahun ini ,jadi aku akan sedikit menghabiskan waktuku bersama teman-teman agar ada kenangan saat lulus nanti. Kelas 12 adalah waktu dimana kita disibukkan dengan tugas-tugas dan waktu yang tepat untuk membuat kenangan indah hehe.

Siang itu aku pulang sekolah bersama sahabatku ku,saat di sekolah kami memutuskan untuk makan bersama teman-teman di sebuah warung makan di samping sekolah kami.

" Anaya nanti jadi kan makan di tempat mbak Ratna?" Tanya Dyah sabahat ku.

" Jadi dong "

"Ya udah ayo, yang lainnya sudah pada nunggu tuh " Ucap Dyah sambil menarik tanganku

"Panas banget ya hari ini " Ucap Dyah sambil mengusap keringat yang turun didahinya

"Iya nih, tumben banget, padahal lagi musim hujan, ya kan?"

"Iya nih " Jawab Dyah

Saat ini kami sedang menunggu pesanan datang sambil bercanda riang, sambil menikmati kendaraan yang berlalu lalang dihadapkan kami, ya memang ada beberapa dari temanku yang malah membawa pacar nya dan tanpa malunya mengumbar kemesraannya di hadapan kami. Sedangkan aku biasa saja karena sudah biasa melihatnya, walaupun kadang risih.

"Anaya lo sendirian lagi? Gak bawa pacar lo gitu? " Ucap Sifa sambil bergelayut manja di lengan pacarnya.

"Hahahaha Ananya mana punya pacar, dideketin laki-laki aja dia risih " Jawab Dyah sambil tertawa.

Aku hanya tersenyum menanggapi, memang benar yang dikatakan Dyah. Aku memang risih jika didekati laki-laki, bahkan di umurku yang 19 tahun ini aku tak sekalipun berpacaran seperti teman-teman ku itu. Aku hanya pernah menyukai seseorang dalam diam, bahkan sudah 4 tahun sejak SMP sampai SMA ini aku mencintainya dalam diam.

Tapi mungkin dia bukan jodohku, hingga perlahan-lahan aku mulai melupakan cinta pertamaku itu.

"Anaya nih pesenan lo" Ucap Dyah sambil menyerahkan mangkok mie ayam pesananku.

"Eh I-Iya makasih Dyah" Ucap ku

"Lo lagi ngalamunin apa sih?

" Enggak kok, yok makan. "

Aku sangat menikmati mie ayam di depan ku ini, karena memang warung ini selalu ramai pembeli dan terkenal dengan kelezatannya.

" Buk mie nya dua ya " Suara itu menyapa pendengaranku. Aku memusatkan pandanganku pada seorang pemuda tinggi bersarung dan memakai songkok yang sedang memesan itu. Sepertinya dia berumur 20 tahunan.

Namun tiba-tiba pemuda itu menolehkan Kepalanya ke samping dan melihatku, Buru-buru aku mengalihkan pandangan ke arah lain.

Tak lama kemudian dia duduk bersama temannya di depan mejaku sekarang.

Brak bruk

Suara orang jatuh dari motor tidak jauh dari warung mie ayam ini,warung ini memang terbuka jadi apa saja yang terjadi di jalan terlihat jelas dari warung ini.

Aku buru-buru keluar dari warung ini dan langsung berlari melihat keadaan orang itu tanpa memperdulikan teman-teman ku yang masih tenang memakan mie nya,sepertinya mereka tidak sadar atau memang tidak peduli. Entahlah aku tidak peduli dengn mereka.

Ternyata yang kecelakaan adalah seorang perempuan.

"Mbak saya bantu ya " Ucap ku sambil memapah orang itu ke pinggir jalan.

" I-iya dek Terima kasih banyak " Ucap perempuan itu sambil menahan sakit di kakinya,Sepertinya dia keseleo.

Saat aku akan berbalik untuk memindahkan montor perempuan itu, ternyata sudah ada yang membawanya ke tepi jalan. Di-dia adalah pemuda yang aku lihat di warung tadi. Dia berjalan melewatiku menuju perempuan tadi.

" Apa ada keluarga yang bisa saya hubungin untuk menjemput mbaknya, atau mau saya antar ke klinik" Tanya pemuda itu dengan wajah dinginnya.

" Saya akan menelepon keluarga saya mas dan sebentar lagi akan ada keluarga yang menjemput saya mas, lagi pula luka saya tidak parah. Terima kasih banyak sudah membantu saya, saya juga berterima kasih kepada adek. " Ucap perempuan itu.

"Iya mbk sama-sama " Jawab Anaya

"Saya tungguin di sini ya mbak, sampai keluarga mbk sampai" Lanjutnya

"Eh iya dek Terima kasih banyak ya"

"Masnya kalau mau balik juga gapapa, saya sudah ditemenin sama adek ini" Lanjut perempuan itu.

"Ga, saya di sini dulu" Jawab pemuda itu sambil duduk di samping Anaya.

" Oh masnya pacarnya adek ini ya, makanya ikut nemenin " Ucap perempuan itu.

Anaya membelalakan matanya kaget mendengar penuturan perempuan itu.

" Eh bu-bukan mbak " Jawab Anaya gugup.

"O-oh hehehe bukan ya dek " Jawab perempuan itu canggung.

" Kalau boleh tau Adek namanya siapa? " Tanya perempuan itu.

" Oh nama saya Anaya Humairah Mbk" Jawab Anaya

"Oalah kalau masnya siapa? " Lanjut perempuan itu.

" Saya Azzam "

Sedangkan Dyah baru menyadari bahwa Ananya tidak lagi di sampingnya.

"Loh Anaya mana" Dyah bergumam pelan.

Dyah celingak celinguk mencari keberadaan sahabatnya itu, dari tadi dia asik dengan makanannya sampai-sampai melupakan sahabatnya itu.

"Udahlah nanti juga balik" batin Dyah

Jodoh yang tak terduga Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang