Bab 2

52 30 3
                                    

10 menit kemudian

"Dek gimana badan kamu gapapa?" Tanya laki-laki yang baru datang itu

" Mas Ali aku gapapa kok,oh iya kenalin mereka yang nolongin aku mas"

Lelaki yang dipanggil Ali itu menengok kearah Anaya dan Azzam sambil tersenyum hangat .

"Dek makasih ya sudah nolongin adik saya "ucap Ali

"Eh iya mas sama-sama " jawab Anaya sambil tersenyum sedangkan Azzam hanya terdiam

"Kalau begitu saya pamit dulu ya mas mbak Assalamualaikum " lanjut Anaya sambil beranjak diikuti Azzam

"Saya juga permisi" ucap Azzam

"Waalaikumsalam"

Anaya pun berjalan didepan Azzam ,tapi saat dia memegang tangannya dia sadar bahwa gelang pemberian papahnya hilang ,Anaya pun bergegas berbalik ke tempat dia menolong perempuan tadi ,mungkin gelangku jatuh disana pikir Anaya.
Namun baru beberapa langkah dia berbalik melewati Azzam ,dia berhenti karena ada yang memanggilnya?

"Humairah"

Anaya pun berbalik menghadap siapa yang memanggil nama belakangnya itu ,dan ternyata...

"Maaf ,mas manggil saya?" Tanya Anaya kepada orang yang memanggilnya dan ternyata itu Azzam.

" Nama kamu Humairah bukan?" Tanya Azzam dengan satu alis terangkat bingung .

" i-iya sih mas ,tapi mas bisa memanggilku Anaya Saja"

"Terserah"
Anaya menghela nafas kasar mendengar jawaban lelaki didepannya yang terkesan cuek.

"Kasian banget yang jadi istrinya,pasti kena tekanan batin tiap hari hahaha" batin Anaya

"Ini punyamu kan" ucap Azzam sambil memberikan sebuah gelang berwarna hitam kedepan Anaya

"Eh iya mas ini punya saya ,makasih"

Azzam langsung berbalik tanpa menjawab ucapan Anaya dan sukses membuat Anaya kesal.

Anaya pun kembali ketempat dia memakan mie Ayamnya dengan raut wajah masam.

" Lo dari mana aja woi ,noh lihat mie ayamnya dah dingin" ucap Dyah

"Tadi ada yang jatuh dari montor dan ak-"

"Kapan kok gue ga lihat sih" ucapan Anaya terpotong karena pertanyaan dari Dyah,yang sekarang celingak-celinguk mencari dimana bekas orang jatuh itu.
Anaya hanya bisa menghela nafas mendengar ucapan sahabatnya itu.

"Yaudahlah ya , gimana mau gue pesenin lagi ga"

"Ga usah ,nanti mubazir Dyah" ucap Anaya

Anaya pun kembali memakan mienya itu dengan lahap, saat dia makan dia mendongakkan wajahnya karena merasa sedang diperhatikan saat itulah matanya bertabrakan dengan iris coklat milih Azzam yang sedang menatapnya intens.Buru-buru Anaya memalingkan pandangannya,dia tidak mau berlama-lama melihat orang yang bukan mahramnya.

"Anaya habis ini lo pulang sekolah sendiri atau dijemput" tanya Dyah

"Emm aku dijemput sama abangku"

Ya Anaya memang memiliki seorang Kakak laki-laki berumur 25 tahun yang sangat overprotektif terhadapnya,itulah salah satu alasan Anaya malas berdekatan dengan lelaki lain .jika ketahuan abangnya pasti Anaya langsung mendapat ceramah yang panjang.

Anaya memang berasah dari keluar yang lumayan berada ,itulah mengapa dia sangat dijaga ketat oleh keluarganya terutama abangnya, dia sangat tau banyak lelaki diluaran sana yang hanya akan memanfaatkan kekayaan dari keluarganya.

Orang tua Anaya memiliki perusahaan yang bergerak di bidang property dan nantinya dialah yang akan melanjutkan usaha tersebut karena abangnya lebih memilih menjadi seorang pengangguran..

Ehhh bercanda yaaa hehe , abangnya lebih memilih untuk merintis usahanya sendiri dari nol, dia bertekad untuk memiliki perusahaannya sendiri suatu hari ini , tapi untuk sementar waktu dia sekarang bekerja di perusahaan orang tuanya itu sembari belajarnya.

Walaupun Anaya berasal dari keluarga yang sangat berada ,dia selalu diajarkan untuk hidup sederhana dan mampu menghargai apa yang dia punya . Itulah mengapa Anaya sangat disukai oleh banyak orang karena kebaikan dan kesederhanaannya.

"Eh iya kah ,gue tungguin deh ya sampai Abang Lo jemput" jawab Dyah dengan semangat

"Bilang aja mau ketemu sama bang Raka" ucap Anaya sambil melirik sinis ke arah Dyah

"Hehe Lo tau kan kalau Abang Lo itu cakep parah An ,maulah gue jadi Kakak ipar Lo . Udah ganteng, mapan, agamanya bagus lagi beuh beuh mantep ga tuh " jawab Dyah sambil mengedipkan matanya

"Hilih ga mau aku ya, yaudah ayo balik ke depan sekolah bentar lagi abangku jemput ini" ucap Anaya

"Ayo-ayo kita ketemu calon suami gue" jawab Dyah dengan semangat

"Guys gue sama Anaya balik dulu ya" ucap Dyah kepada teman-temannya

"Oke,kalian hati-hati ya" ucap mereka

.
.
.
.
.

15 menit kemudian

"Abang Lo mana An katanya bentar lagi ,ini udah 15 menit gue nungguin" ucap Dyah

"Bentar lagi mungkin, kebiasaan emang"

Tak lama kemudian Abang Anaya datang di hadapan mereka menggunakan montor gedenya , tak lupa dengan menggunakan pakaian serba hitam.

"Gila gila gilaa calon suami gue cakep banget woii" teriak Dyah dalam hati

"Dyah hei, air liur mu netes tuh" ucap Anaya jengah sambil menyenggol lengan Dyah

Saat ini Dyah memang seperti tante-tante girang yang sedang mendapatkan mangsa yang sangat tampan sampai - sampai air liur menetes Karena hal itu.

"Abang kok lama banget" tanya Anaya sambil berjalan meninggalkan Dyah menuju montor Abangnya.

"Tadi temen Abang datang kerumah" jawab bang Raka.

"Itu temen Lo kenapa sampai bengong gitu ,mana liurnya sampai netes lagi" lanjutnya sambil bergidik ngeri

Anaya lalu ikut menatap Dyah itu dengan tatapan malas ,ternyat dia belum sadar juga pikir Anaya.

"Udahlah bang dia kalau lihat cogan emang gitu" ucap Anaya sambil menaiki jok montor bagian belakang.

" Dyah aku pulang dulu yaa,makasih" teriak Anaya saat montor itu dijalankan.

Dyah pun tersadar dari pikirannya dan menatap Anaya yang sudah menjauh dari hadapannya.

" Duh malu banget ,mana depan calon suami lagi" ucap Dyah pelan sambil menepuk dahinya.

Dyah pun langsung bergegas menaiki motornya untuk pulang kerumah .

............

" Tadi temen Abang ngapain kerumah ,sekarang udah pulang?" Tanya Anaya disela-sela perjalanan.

"Ngapain nanya-nanya" jawab Bang Raka

"Ish ga jadi" ucap Anaya sambil memukul pelan pundak abangnya itu.



Jangan lupa vote ya 👐

Jodoh yang tak terduga Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang