Bab 4

30 16 2
                                    

"Cinta bukanlah sesuatu yang kita temukan. Cinta adalah sesuatu yang kita bangun." - Barbara De Angelis

                            🌷

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

                            🌷

                            🌷

3 hari sudah berlalu sejak Anaya menangisi cintanya itu.

Setelah dia pulang dari sekolah Anaya berjalan menaiki tangga menuju kamarnya yang dimana dia dapat merasakan kehangatan dan kenyamanan. Anaya lalu berjalan menuju balkon kamarnya sambil menatap hamparan tamannya yang hijau.

"huh sepi banget dirumah,apa aku jalan-jalan bentar ya" Anaya lalu bergegas kembali kedalam kamar dan bersiap untuk pergi.

"hem cantik" ucap Anaya sambil berputar di depan cermin, hari ini dia memakai gamis warna ungu beserta hijab warna hitam miliknya.Anaya memang gemar memakai gamis karena itu memudahkan dia beraktivitas diluar. Tak heran jika dia memiliki banyak sekali gamis dilemarinya. Anaya lalu keluar dari kamarnya menuju garasi rumahnya.

"oii mau kemana tu sore-sore gini?"

Anaya mendekati asal suara itu. "Mau keluar bentar bang cari angin hehe,Anaya pamit ya bang Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam, hati-hati dijalan"

Anaya keluar dari rumahnya menaiki montor vespa miliknya menuju taman favoritnya yang terletak dipusat kota, ditaman itu terdapat danau yang sangat segar dan jernih. Itulah mengapa Anaya sangat menyukai tempat itu.

Sekitar 20 menit an Anaya sampai didepan pintu masuk taman lalu memakirkan montornya dan bergegas masuk ke dalam taman yang sekarang lumayan ramai itu.

"heem ngapain ya enaknya" Anaya berpikir sejenak

"beli jajan dulu aja lah " anaya lalu mendatangi stand makanan yang tersedia di dalam taman ini , dia memilih untuk membeli satu porsi takoyaki,es jeruk , telur gulung dan satu porsi kecil Tomyam. Setelah mendapatkan semuanya dia lalu berjalan mencari bangku kosong dipinggir danau untuk menikmati makanannya.

"bangkunya kok pada penuh sih" Anaya celingak celinguk mencari bangku yang kosong dan ternyata itu nihil karena semua bangku sudah penuh oleh muda mudi yang sedang menikmati suasana hore hari bersama pasangannya masing-masing.

"yaudah deh duduk dibawah juga gapapa,bersih juga" batin Anaya

Dia lalu berjalan kepinggiran sungai dan duduk diatas rumput-rumput hijau yang memang terawat itu.Anaya mulai menikmati makanan yang sudah dibelinya itu sambil memandang hambaran danau yang sangat sejuk .

"Dalam sekejap pandangan pertama, hati kita bisa berbicara bahasa cinta yang tak terungkapkan."

Dikejauhan ada seorang laki-laki yang memperhatikan Anaya sejak dia datang ke stand makanan , dia tersenyum geli saat melihat Anaya membeli begitu banyak makanan dengan badannya yang kecil itu. "ternyata dia sangat suka makanan" batin laki-laki itu sambil tersenyum memandangi Anaya yang sedang mencari bangku untuk duduk dan memakan semua jajanan yang sudah dia beli.Laki-laki itu lalu berjalan mendekati Anaya yang sekarang sudah memakan semua jajanannya.

" Asslamualaikum"

Anaya yang mendengar ada yang mengucap salam dibelakangnya pun sontak menghentikan makannya dan mendongak untuk melihat orang itu. "waalaikumsalam" balas Anaya .

"Boleh saya duduk disini?" tanya lelaki itu

"bo-boleh mas" ucap Anaya

Anaya memandang sekilas orang yang sekarang sudah duduk disampingnya ini , dia seperti pernah melihat orang itu entah dimana.

"maaf maaf , apa kita pernah bertemu sebelumnya karena sepertinya saya pernah melihat mas . tapi saya lupa dimana" ucap Anaya.

Lelaki itu menoleh sebentar dan tersenyum lalu kembali memandang Danau didepan mereka dan berkata.

"Saya adalah kakak dari perempuan yang kamu bantu tempo hari" ucap lelaki itu

"Oalah berarti nama mas itu.." Anaya menggantung ucapannya sembari mengingat nama orang disampingnya ini.

"Ali ,nama saya Ali" sahut lelaki itu

Ah iya Ali ,Anaya baru ingat betul setelah tau nama lelaki itu.

"Nama kamu siapa,dulu kita belum sempat berkenalan" lanjut Ali

Anaya melihat sekilas lelaki disampingnya sambil berkata "Saya Anaya Humairah mas"

"Anaya Humairah" batin lelaki itu sambil melihat wajah Anaya yang kini menatap Danau sambil menikmati es jeruknya .

Anaya yang merasa ditatap pun langsung menengok ke arah Ali sambil menaikan sebelah alisnya. " Kenapa mas,mas mau Es jeruk saya juga?" Tanya Anaya sambil menyodorkan es miliknya dengan wajah yang polos .

Ali yang melihat perilaku Anaya pun sontak menahan tawanya yang hampir saja meledak jika tidak dia tahan. " Engga kok ,saya gk mau. Kamu tinggal dimana ?" Tanya Ali saat sudah menormalkan ekspresi diwajahnya.

"Emm di perumahan melati" jawab Anaya singkat

"perumahan melati?bukannya dia juga tinggal disana ya" batin Ali sambil memikirkan seseorang yang juga tinggal di perumahan yang sama dengan Anaya.

"Yasudah mas ,kalau begitu saya pergi dulu ya, udah sore banget soalnya" ucap Anaya sambil beranjak berdiri dan membereskan sampah miliknya.

"Mau saya antar ?"

Anaya yang mendengar ucapan Ali pun sontak kaget ,"apaan sih ni orang,baru kenal juga" Anaya membatin sambil melirik lelaki disampingnya ini.

"Engga maksud saya itu ,saya juga mau ke perumahan melati . Karena temen saya juga tinggal disana" Ali berucap demikian karena melihat tatapan Anaya yang terkesan julid kearahnya.

"Dia sangat menggemaskan"

"Saya bawa montor kok mas ,kalau gitu saya duluan Assalamualaikum" ucap Anaya lalu berlalu pergi dari hadapan Ali.

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh" jawab Ali sambil melihat Anaya yang kini sudah mulai menjauh dari hadapannya.

Ali melirik arlojinya yang menunjukan pukul 17.15 sambil menghela nafas. " Udah mau magrib ternyata, kerumahnya besok aja deh" Ali pun melangkahkan kakinya menuju parkiran untuk mencari masjid terdekat,karena waktu sudah hampir magrib.

Sebenarnya niat awalnya adalah untuk kerumah sahabatnya itu tapi dia malah menghampiri Anaya yang akhirnya dia jadi lupa waktu dan sekarang dia mengurungkan niatnya untuk bertamu dan memilih mencari masjid lalu pulang kerumahnya.

Ali sebenarnya juga bingung dengan sikapnya tadi,padahal dia adalah tipe lelaki yang sangat anti dengan perempuan dan tak pernah sekalipun berdekatan dengan makhluk yang namanya perempuan kecuali adik dan uminya itu . Tapi begitu melihat Anaya tadi kakinya serasa melangkah sendiri untuk menghampiri perempuan manis itu.

"Ketika mata bertemu, dan dunia berhenti berputar, itulah awal dari kisah cinta pandangan pertama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ketika mata bertemu, dan dunia berhenti berputar, itulah awal dari kisah cinta pandangan pertama."

Jodoh yang tak terduga Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang