6. I don't know how to say it but I wanna know you more

690 72 4
                                    

LANTARAN merasa ada yang memperhatikan, akhirnya Suguru pun terbangun dari tidurnya. Sosok yang mengamati juga terkejut dan beringsut mundur.

"Eh, maaf saya ketiduran," ujar Suguru seraya berdiri dan melepaskan masker. "Keadaan Pak Gojo bagaimana? Sudah baikan?"

Satoru menggelengkan kepala sebentar dan mengangguk kemudian.

Melihat hal tersebut membuat Suguru ingin tertawa karena Satoru terlihat lucu. Namun, ia tak sampai hati dan khawatir Satoru akan tersinggung, mengingat bagaimanapun Satoru adalah pimpinan tertinggi di perusahaan ini. Akhirnya Suguru tersenyum dan berkata, "Syukurlah kalau begitu."
Suguru meletakkan handuk lembab di atas nakas dan mengambil botol air mineral untuk Satoru agar dapat melepas dahaga serta meminum vitamin yang bisa membuat kondisinya lebih baik lagi.

"Maaf, ya, Pak. Saya akhirnya jadi mengetahui rahasia Bapak."

"Yah, mau bagaimana lagi, Dok? Yang sudah terjadi biarlah terjadi," ujar Satoru tersenyum canggung.

Entah Satoru merasa malu atau bagaimana, Suguru pun tidak mengerti. Alhasil, Suguru mencoba untuk melanjutkan konversasi.

"Maaf, Pak. Saya boleh bertanya sesuatu?"

Satoru menaikkan sedikit alis kanannya seraya menjawab, "Iya? Tanya apa, ya, Dok?"

"Apakah selama 8 tahun belakangan Pak Gojo memang mengonsumsi suppressant ini?"

"Oh, iya. Betul, saya mendapatkan resepnya dari Dokter Ieiri. Heat pertama saya di Rumah Sakit Ieiri."

Suguru mengangguk saat mendengar penuturan Satoru. Persis seperti yang ia duga sebab tidak asing juga dengan kemasan suppressant tersebut.

"Tapi, seharusnya suppressant ini tidak disarankan untuk dikonsumsi terus-menerus dalam jangka waktu panjang. Karena bisa berbahaya bagi kondisi tubuh Anda, Pak."

Ekspresi wajah Satoru berubah heran. "Lalu saya harus bagaimana, Dok, semisal tidak ingin tiba-tiba mengalami heat di tempat umum?"

Lagi-lagi Suguru tersenyum dan membuat hati Satoru berdesir seketika.

"Caranya adalah dengan mengurangi dosisnya secara perlahan, kemudian Pak Gojo harus bisa memahami kondisi fisik Bapak sendiri, ya. Jangan terlalu memaksakan diri, istirahat yang teratur, pola makan dijaga, dan berolahraga juga. Maka, siklus heat Pak Gojo akan lebih mudah diketahui," jelas Suguru. "Oh, iya, Bapak juga bisa menggunakan scent blockers untuk berjaga-jaga. Saya rasa itu lebih aman untuk menyamarkan aroma feromon, ketimbang harus minum suppressant setiap waktu."

"Oke. Tapi, Dok ... memangnya aroma feromon saya bagaimana, ya? Apakah terlalu mengganggu? Saya sendiri tidak tahu bagaimana aromanya. Bahkan selama ini saya tidak pernah menghirup aroma feromon siapa pun, selain milik Dokter."

"Oh ...." Suguru terkesiap mendengarnya.
Instingnya bekerja terlampau cepat dan membuat satu tangannya kini bertengger kembali di atas kepala Satoru serta mengusap lembut rambut berwarna putih salju itu.

"Feromon Anda sangat wangi dan manis sekali, Pak Gojo. Saya sarankan Bapak untuk segera pulang, ya. Karena dikhawatirkan gelombang heat selanjutnya akan datang."

Bak terhipnotis, Satoru mengangguk serta memegang tangan Suguru yang berada di atas kepalanya. Pandangan keduanya pun saling bertemu dengan sangat intens. Namun, cepat-cepat Suguru mengalihkan pandangannya lantaran debaran jantungnya serasa aritmia.

Agar suasana tidak menjadi canggung, Suguru bertingkah seakan-akan mencari alas kaki Satoru dan membantu sang omega untuk mengenakannya sekaligus membantunya berdiri.

Kini mereka berjalan bersisian menuju ke tempat Ijichi berada. Sang asisten pun hampir tersungkur tatkala melihat tuannya sudah kembali seperti sedia kala.

"Sampai jumpa lagi, ya, Pak Gojo! Selamat beristirahat."

"Iya. Sampai jumpa lagi, Dok. Terima kasih banyak."

"Tolong langsung diantar pulang, ya, Pak Ijichi."

"Siap, Dok!"

Selepas kepergian Satoru bersama Ijichi, Suguru pun menutup pintu klinik serta mendudukkan diri di lantai, tepat di depan pintu. Ia mengusap wajahnya kasar dan menarik ikat rambut yang digunakan untuk menahan cepolan rambutnya. Rambut panjang itu tergerai seketika diiringi dengan helaan napas berat, seakan-akan fisiknya begitu lelah.

"Gila! Aku kehilangan kata-kata. Tapi, aku ingin mengetahui tentangnya lebih jauh lagi."


🖤🤍

Dear My Savior, Have We Met Before? 🔞 | SuguSato (Jujutsu Kaisen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang