10. Have we met before? [End]

851 70 10
                                    

SEJAK menikah, entah sudah berapa kali keduanya melangsungkan ritual penyatuan. Rasanya nyaris tidak terhitung dan terkadang membuat Satoru malu sendiri jika berakhir tidak bisa melakukan aktivitas secara normal akibat rasa sakit dan lelah yang tubuhnya derita.

Lain halnya dengan sang alpha yang justru semakin memancarkan aura memesona dan membuatnya serasa gila.

Sudah beberapa hari ini mereka melakukan mating karena bertepatan dengan jadwal rut Suguru. Sang alpha hampir tidak bisa mengontrol diri dan Satoru kewalahan dibuatnya.

"Suguru ... pelan-pelan, uh!" ujar Satoru diiringi lenguhan sebab tubuhnya berguncang dengan begitu hebat.

Aroma feromon keduanya pun telah bercampur dan memenuhi seluruh ruangan. Bahkan keringat, mani, air liur, dan air mata, menempel di seprai, selimut, dan sarung bantal mereka.

"Tahan sebentar, ya, Sayang," ucap Suguru yang kemudian mencium bibir Satoru untuk mengalihkan rasa sakit yang diderita sang omega.

Kini Suguru memosisikan kaki Satoru sedikit ke atas, dengan harapan ia dapat melesak lebih jauh di dalam sana. Lantas beberapa saat kemudian miliknya semakin membesar dan membuat Satoru berteriak serta memutuskan penyatuan bibir mereka.

Suguru melakukan knotting. Rasanya sesak sekali di dalam tubuh Satoru. Ia pun meringis sedikit saat mencoba mengubah posisi Satoru agar duduk di pangkuannya, dan dilanjutkan dengan bergerak ke arah kepala ranjang untuk menyandarkan tubuhnya.

Milik Suguru benar-benar besar, bahkan Satoru tidak bisa membayangkan akan sebesar apa lagi saat sang alpha melakukan knotting.

Terus saja Suguru menembakkan mani di dalam tubuh Satoru, dan membuat sang omega merasakan kehangatan yang begitu nikmat, meskipun terasa becek, lengket, dan ada sensasi geli yang aneh serta sulit didefinisikan bersamaan dengan ia yang juga menyemburkan mani ke perut sang alpha.

Seiring dengan kembali seperti semulanya ukuran kejantanannya, kesadaran Suguru pun ikut pulih. Ia menyadari bahwa dirinya memiliki nafsu yang tinggi dan sering membuat Satoru kewalahan mengimbangi permainannya.

Suguru akhirnya mengusap peluh yang membasahi kening Satoru, memberikan kecupan penuh kasih sayang di sana, dan berbisik, "I love you, Satoru."

"Hmm, I love you too, Suguru," jawab Satoru dengan nada bicara yang lemas sembari menenggelamkan wajah di ceruk leher Suguru.

Suguru mendekap Satoru, membubuhi kecupan kasih sayang di dahi untuk yang kesekian kali, mengangkat sedikit tubuh Satoru untuk melepaskan penyatuan tubuh mereka di bawah sana, dan memosisikan sang omega di tengah ranjang sebab kini ia sepertinya sudah mulai terlelap.

Sang alpha akhirnya mengambil handuk basah dan handuk kering untuk membersihkan tubuh Satoru, bahkan ia pun memakaikan piama, mengganti seprai dan sarung bantal, serta menyelimuti sang omega.

Setelah beres dengan agenda bersih-bersih singkatnya, Suguru membaringkan tubuh di sebelah orang terkasihnya serta mendekap dengan mesra.

Kini Suguru pun menyusul Satoru menuju ke alam mimpi. Dalam doa sebelum tidurnya, Suguru berharap semoga hari-hari yang mereka berdua lalui akan terus membahagiakan seperti ini.


🖤🤍


Angin berembus dengan begitu kencangnya, meskipun musim gugur belum benar-benar tiba. Rasanya percuma saja lelaki berambut putih salju ini mengenakan jaket, rasa dingin itu tetap menusuk kulitnya.

Kini ia tengah berdiri menghadap tembok pembatas di rooftop rumah sakit sambil melihat jalanan Kota Tokyo yang begitu ramai.

Kepalanya mulai pusing, hatinya berkecamuk, dan rasa ingin berteriak kepada semesta pun sudah di luar batas pertahanan. Namun, ia hanya bisa menahan sampai akhirnya menangis karena bingung dengan keadaan.

Kenapa ia harus terlahir sebagai omega?

Kenapa ia bukanlah alpha?

Dan, kenapa baru sekarang ia mengetahui takdir hidupnya?

Sungguh rasanya tidak pernah terbayangkan. Sungguh rasanya sangat menyesakkan.

Perasaan malu, kecewa, dan tak tahu harus berbuat apa terhadap masa depannya, membuat ia berakhir di rooftop ini.

Lari dari kenyataan walaupun hanya sebentar saja, begitulah rencananya.

Saat dirasa tubuhnya sudah tak sanggup lagi menerima terpaan angin yang dingin, ia akhirnya melangkahkan kaki menuju ke ruang rawatnya, salah satu ruang VVIP di Rumah Sakit Ieiri.

Tatkala ia hendak menutup pintu ruangan, secara tiba-tiba penghidunya menghirup aroma yang sangat menenangkan. Rasa sesak, bingung, dan pusing yang ia rasakan seakan terangkat begitu saja.

Namun, ia kembali bingung lantaran tidak tahu dari mana sumber aroma tersebut berasal. Ia menolehkan kepala di pintu, melihat ke kanan dan ke kiri, hanya saja tidak ada siapa pun atau apa pun yang sekiranya mengeluarkan aroma yang sejenak membuatnya merasa tenang.

Apakah ini hanya halusinasinya saja? Atau bagaimana? Sungguh ia tidak mengerti.

Akan tetapi, instingnya berkata untuk terus mencoba mencari sumber aroma tersebut. Sampai akhirnya ia berhenti di depan pintu masuk ruang UGD karena aroma itu berakhir di sana.

Kembali ia menoleh ke kanan dan ke kiri, serta merasa ragu untuk masuk ke ruang UGD lantaran takut ditanya apa gerangan tujuannya ke sana, sementara ia pun mengenakan pakaian pasien. Akhirnya, dengan berat hati ia memutuskan untuk pergi ke ruangannya lagi serta meredam rasa ingin tahunya.


🖤🤍


Pagi harinya, Satoru terbangun duluan sebab ia memimpikan kejadian yang pernah dialami beberapa tahun silam atau tepatnya saat ia mengalami heat pertama di dalam hidupnya.

Kemudian ditatapnya wajah sang alpha yang masih terlelap dengan damai.

Jujur saja, Satoru tidak mengerti mengapa ia bermimpi demikian. Bahkan ia ingin melupakan kenangan tersebut karena membuatnya sedikit sebal, terlalu melankolis dan kekanakan.

Lantas Satoru mendekap tubuh Suguru, menempelkan hidungnya di bagian pundak, dan menghirup aroma feromon sang alpha.

Seketika itu pula Satoru mulai mengingat jelas bagaimana sensasi pertama kali penghidunya menghirup aroma ini dan mulai mengerti mengapa ia memimpikan kenangan itu kembali.

Kini ia mendudukkan diri dan bergumam, "Apakah kita pernah bertemu sebelumnya? Apakah kamu ada di sana saat itu?"

"Hmm?" respons Suguru yang tidurnya terusik.

Satoru sedikit terkejut dan tangannya refleks mengusap rambut Suguru. "Tidur lagi aja kalau masih ngantuk, ya."

Melihat Suguru yang kembali tenang dalam tidurnya membuat Satoru sedikit lega. Dan, ia berharap semoga dirinya tidak lupa untuk menceritakan perkara mimpinya kepada Suguru saat sang alpha terbangun nanti.


Fin.



Dear Eya,
Mohon maaf atas segala kekurangan dalam penulisan cerita ini, ya. Jujur, sebenarnya aku gak bisa nulis cerita NSFW Smut eksplisit :(((
Jadi, maaf banget semisal gak sesuai ekspektasi kamu.
Dan, terima kasih untuk promptnya.

--------------
Dear Aunties,
Terima kasih banyak atas kerja kerasnya dalam membuat event ini.
Semangat terus! Semoga sehat selalu dan bisa bikin event-event keren lainnya!

--------------
Dear All Readers,
Terima kasih sudah membaca ceritanya sampai akhir.
Silakan tinggalkan kritik, saran, atau apa pun di kolom komentar, ya.
Terima kasih banyak.

🎉 Kamu telah selesai membaca Dear My Savior, Have We Met Before? 🔞 | SuguSato (Jujutsu Kaisen) 🎉
Dear My Savior, Have We Met Before? 🔞 | SuguSato (Jujutsu Kaisen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang