🐠🐠🐠
Tak ada tanda-tanda gadis berseragam itu akan berhenti.
"Benar, kita tidak saling mengenal. Aku bahkan tidak tahu namamu. Tapi, aku merasa sudah lama mengenalmu. Apa kamu tahu kenapa?"
Dia kembali membisu.
"Karena kamu ingin mati, aku tidak akan membiarkan siapapun yang aku temui mati sia-sia. Tak peduli dia orang asing atau musuhku. Aku tidak akan membiarkannya mati."
Seakan ada remote yang mengontrolnya, ia pun berhenti di tengah rerumputan. Dia tak pergi maupun kembali, yang dia lakukan hanya berdiri di sana.
Aku lantas berjalan menghampirinya, tatapan matanya kosong. Ia pun terduduk lemas di tanah.
"Mau mendengar sebuah kisah?" ucapnya tanpa menatap ke arahku.
Tak ada alasan untukku menolak, ku pikir mungkin ia mulai percaya pada orang asing ini.
Aku pun mengikutinya duduk di sana, tentu hal ini akan membuat pakaianku kotor. Tapi sekarang bukan saatnya mengeluh, entah apa yang akan dia ceritakan.
Namun, aku berharap dengan bercerita kepadaku akan membantu mengurangi rasa sesak di dadanya.
Ia mencabuti rumput sebelum memulai kata. Mungkin ia memikirkan dari mana harus memulai kisah ini.
"Rasanya melegakan saat berada di air. Suara riak air menutup telingaku dari bisingnya dunia. Air yang kerap kali masuk seakan berbisik. Ayo masuk semakin dalam, biarkan seluruh tubuhmu tertutupi."
"Dingin, lapar dan kerap kali merasa haus tapi aku sama sekali tak bisa meminumnya. Rasanya cukup menyiksa sehingga aku merasa dadaku sesak dan sulit untuk bernapas."
"Tapi saat itu pula aku mampu bangkit dan melanjutkan hidup. Dulu ku pikir aku punya segalanya. Orang tua yang pengertian, guru-guru yang yang menyukaiku, dan teman-teman yang selalu menemaniku."
"Namun, saat mendapat perundungan rasanya seakan berada di dalam air. Aku tidak bisa membuka mulutku apalagi berteriak minta tolong. Jika aku berusaha keras untuk berbicara, maka aku akan tenggelam semakin dalam."
KAMU SEDANG MEMBACA
FURY : Aku Suka lauT
Teen FictionAku mengatakan pada ibuku bahwa aku mengalami perundungan. Namun dia berkata, "Bertahanlah! Kamu harus menahannya." Tapi, saat aku mengatakan menyukai laut. Kenapa dia marah? Ibu, aku hanya menyukai laut. Karena mimpiku adalah hidup bersama laut. "S...