1. Selera gue

317 28 4
                                    


Haidan : karin?
Haidan : masih bangun gak?
Haidan : tolongin gue :((((
01.00

Karin yang lagi maskeran sambil main hp langsung terduduk dan sedikit memekik pelan. Pasalnya, chat dari Haidan pukul satu malam membuatnya sedikit mengejutkan Karin. Tak biasanya, apalagi isi chat dari cowok itu kayanya serius.

Karin langsung mengetikkan sesuatu untuk membalas pesan dari teman sekelasnya itu.

Karin : kenapa, Dan?

Tak perlu tunggu lama, pesan dari Karin langsung terbaca dan Haidan mulai mengetik.

Tapi ditunggu tidak kunjung ada balasan. Karin khawatir takut ada sesuatu terjadi pada Haidan. Apalagi malam-malam begini, tumbenan cowok itu chat Karin sambil minta tolong.

Kalau Haidan diculik gimana? Tapi ada yang mau nyulik dia? Yang ada rugi bandar.

Karin mengernyitkan dahi, tanpa pikir panjang ia menekan ikon telepon lalu menempelkan benda pipih canggihnya di telinga gadis itu.

"Hallo? Lo kenapa, Idan??" ucap Karin saat panggilan itu diterima Haidan.

Grusak grusuk

"Idan monyet lo jangan ngerjain gue!" Karin sedikit berteriak karena suara disebrang tidak jelas.

"Hallo??" ucapnya lagi berusaha sabar menunggu sahutan dari sebrang.

"SETAN HALLO!!!" teriak Karin.

"Kuping gue anjir! Iya sorry Rin sorry banget disini sinyalnya jelek, apa hp gue yang jelek ya? Atau muka gue yang jelek?"

Karin memutar matanya malas, namun ia sempat-sempatnya terkekeh pelan. "Kenapa?"

"Lo bisa jemput gue gak? Gue di depan club yang di jalan kemang itu, lo pasti tau!"

"Ngapain lo disana? Nyari tante-tante?" Tanya Karin.

"Kagak!!! Sini aja buruan!!"

"Lo abis mabok ya, Dan?!"

"Mana adaaaa!! Gue kagak mabok. Temen-temen lo yang mabok!"

Karin membulatkan matanya seketika. "Kok bisa siapa aja?"

"Yera, Haris, Fero, Jeno, Hesa, mereka tepar disini, gue bingung gimana bawanya!"

"Gak waras!" Ujar Karin langsung mencuci mukanya, lalu mengambil cardigan rajutnya dan merogoh kunci mobil di atas nakas samping ranjang. "Lima menit gue sampe!"

"Oke thanks sayangeh Karin!"

"Goblok!"

"Hehehe abang tunggu!"

"Musnah lo, Haidan!!"


****




Karin dan Haidan terkapar di atas tubuh-tubuh Jeno, Haris, Hesa, Fero, dan Yera yang sudah tergeletak di atas karpet ruang tamu rumah Karin.

Keduanya bolak balik gendong mereka dari mobil sampai dalam rumah, cukup menguras tenaga.

"Huh!!!" Haidan menghela napas.

Karin juga sama, ia keringatan di tengah malam menuju pagi ini. "Nyusahin, mentang-mentang udah pada legal, seenaknya masuk ke club!"

"Gue pusing..." gerutu Haris dengan mata masih terpejam. Karin mencibir lalu menampar keras pipi cowok itu. "Anjing siapa yang nampar gue??"

Karin memutar bola matanya malas lalu bangkit.

"Maaf ya, Rin gue ganggu lo. Lagian cuman lo doang yang online," ujar Haidan sambil menatap Karin. "Lo udah tidur kali yaa?"

That Boy✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang