6. Salting

60 12 0
                                    




Jangan lupa vote dan komen <3

Haidan orangnya social butterfly berteman dengan siapapun. Tapi kalau ditanya siapa sahabatnya pasti jawab Nathan, Raja, dan Raya. Mereka berempat udah sepaket kaya BLACKPINK, gak bisa dipisah atau punya unit.

Terkadang, Mira, Lia, dan Wina sering ikut-ikutan karena ketiga gadis ini teman Raya juga, hanya saja Haidan tetap merasa kalau tahta tertinggi sahabat itu hanya ada pada Nathan, Raja, dan Raya.

Dari keempatnya, Raya punya jabatan tertinggi. Apapun yang Raya katakana, ketiga pemuda ini pasti manut. Mungkin, sesekali Haidan mengelak dan paling bisa membantah. Haidan bukan takluk sama Raya, dia cuman segan.

Lihat saja saat ini, gadis berambut pendek itu tengah duduk di salah satu bangku kantin dengan kaki dinaikin ke atas kursi.

"Pantes jomblo mulu, liat aja kelakuannya. Kaya preman pasar!" gerutu Nathan, lelaki tinggi dengan wajah manis itu mendengus kasar ketika menatap Raya yang tengah duduk sembari menikmati permen kojek di mulutnya.

Pasalnya, Nathan sedang kemusuhan dengan Raya karena gadis itu sok-sok an merintah dan maksa Nathan buat yang pesen bakso.

Haidan yang sedang memasukkan es batu ke dalam cup plastik terkekeh. "Lo teajus apa marimas?"

"Jasjus jambu gue."

Beli es disini Haidan selalu self service, karena banyak pembeli terkadang Mbak Siti kewalahan. Kasian katanya.

Tak lama setelah itu, Raja—pemuda keturunan Cina itu menghampiri sambil membawa gorengan satu piring. "Duduk dimana si Raya?"

"Nohh!" ucap Haidan, Raja berjalan menghampiri Raya dan duduk di sebelahnya. "Eh Na, yang Raya jangan pake toge!"

Nathan yang sedang berdiri di samping gerobak bakso mengangguk. "Heem!"

Di bangku kantin, Raya yang menyadari kedatangan Raja langsung menurunkan kakinya, melihat apa yang Raja bawa di piring. "Bakwannya cuman satu?"

"Sisa satu lagi."

"Harusnya lo nyerobot, pas ngantre!"

"Gue ga bisa."

Raya berdecih. "Cemen!"

"Ya kenapa gak elu aja sih yang ngantri Romlah!"

"Kenapa sih fren, ribut mulu?" ucap Haidan datang membawa nampan berisi empat gelas es. Lalu, pemuda itu duduk di depan Raya di samping Nathan.

"Di bayarin Nathan yeay!" seru Raya.

"Pala lu! Gue yang mesen, gue yang bayar. Enak ya jadi Raya!" cibir Nathan sembari menjitak kepala Raya. Sang empunya hanya nyengir tak merasa berdosa.

"Berisik. Gue guyur kuah juga nih ya lama-lama." Ucap Raja galak.

Ketiganya langsung terdiam dan menikmati bakso, es dua rebuan, dan sepiring gorengan.

Haidan makan dengan khidmat, sesekali melempar candaan pada temannya, berujung keempatnya saling tertawa bersama.

Sampai ia menyadari seseorang berdiri di sampingnya kini. "Dan!" sapa gadis cantik bertubuh tinggi semapai itu. "Eh ada kalian juga, hai Raja, Nathan, Raya!" lanjut Karin.

"Formal amat, kaya bukan temen sekelas aja." Ucap Raya diikuti dengan suapan bakso besar ke mulutnya.

Karin hanya terkekeh pelan.

"Eh, Rin. Cantik amat padahal udah siang," goda Nathan.

"Lo gak jajan, Karin?" tanya Raja.

Karin menoleh pada Raja. "Tadi gue udah beli beng-beng,"

"Beng-beng doang gak kenyang," ucap Raya.

"Elu itu mah!" sahut Haidan, lalu pandangannya beralih pada Karin. "Kesini mau ngapain, Rin?"

"Gue mau ngasih jaket yang kemaren lo pinjemin." Karin menyodorkan paperbag warna pink pada Haidan. "Makasih ya, Dan. Kalau kurang wangi bilang hehe,"

"Yaelah, Karin. Di kelas juga bisa kali." Jawab Haidan sambil menerima paperbag pink itu.

Karin tersenyum, "takut gak sempet, gue hari ini ada dispen buat latihan cheers."

"Lomba ya, Rin?" tanya Nathan.

"Iya barengan sama anak basket juga, lo ikut, Na?" tanya Karin.

Nathan menggeleng. "Gue gak ikut eskul basket, kayanya si Jeno deh."

"Nah iya, nanti gue bareng Jeno dispennya."

"Oh semangat ya kalian," sahut Raja.

Karin mengangguk lalu menatap Haidan yang sedari tadi diam setelah menerima paperbagnya. "Yaudah gue balik ke lapangan dulu ya, Haidan makasih lagi ya!"

"I-iya." Jawab Haidan ketika gadis itu sudah berbalik badan dan menjauh dari pandangannya.

"Beda tatapannya." Celetuk Raja.

Nathan mengiyakan. "Bener."

"Tatapan apa?" tanya Raya.

"Tatap mata ojan!" ucap Nathan sambil melotot memajukan wajahnya mendekat pada Raya. Dengan refleks, Raya mengelepak kepala pemuda itu kesal.

"Ternyata Cinderella versi cowok bakalan ada," ucap Raja.

Raya mendengus, paham akan maksud Raja. "Halah kebanyakan nonton kartun lo!"

"Ngaca! Lo juga gak bisa lepas dari film si botak kembar," ucap Raja sewot.

"Ya upin-ipin kan ada pelajaran hidupnya, lah ini Cinderella apa?"

"Mencintai tanpa memandang materi. Seperti Karin mencintai Haidan yang buluk, bagaikan bubuk opak, mukanya bau asbak rokok—"

"Monyet!" umpat Haidan. "Udah ah, abisin tuh bakso kalau gak mau di curi Raya!"

"Cie salting," goda Raja.

"Apaan sih!"

"Gausah merah gitu mukanya!" Nathan menimpali.

"Muka gue item manis ya! Gak merah!"

"Cie pink," kata Nathan tak mau kalah.

"Pink apaan? Bibir Karin noh pink!" ucap Haidan ngegas.

"Loh loh loh? Kok malah ngomongin bibir Karin? Padahal pink yang gue maksud paperbagnya! Lo salfok ya—hmfft Haidan tangan lo bau nyet!" ucap Nathan terpotong karena di bekap Haidan.

"Hahahahahaha!!" tawa Raja. Cowok Cina ini menoleh pada Raya yang sedari tadi diam. "Ray? Ngape lo? Cepirit?"

Raya mengadah. "Ha? Iya.. berak dikit!"

"JOROK!!!"

Disisi lain, Karin berjalan menyusuri koridor kelas 11 yang ramai sambil menampilkan senyuman senangnya yang tadi sempat tertahan, kini pipinya merona memikirkan sesuatu yang sebelumnya tak pernah ia pikirkan.

Sampai ketika ponselnya berbunyi tanda pesan masuk.

Haidan : semangat latihannya, nanti kalau free class, gue ke lapangan. Mau dibeliin minum apa? Teh gelas aja ya wkwkwk

Karin menutup mulutnya, menahan agar tidak berteriak. Sampai-sampai, temannya dari kelas lain yang lewat menatap Karin aneh.

Gadis berambut panjang itu melompat kegirangan sepanjang koridor menuju lapangan latihan.

"Gue gila. Iya! Gue bisa gila kalau gini. Gapapa gue suka menjadi gila. Gila karena lo! Hahahaha!" teriaknya.

"Kak Karin sehat?" tanya seorang adik kelas.

"Eh? Sehat dong, gue lagi bahagia!"

Adik kelas tadi hanya terkekeh canggung sambil geleng-geleng kepala.

Ternyata cewek cantik juga bisa bikin ilfeel orang ya.

Bersambung..

That Boy✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang