Part 37

2.6K 336 44
                                    

Setelah membujuk Siwon, ternyata Haechan harus mengeluarkan jurus rayuannya pada Yoona dan ketiga kembarannya. Cukup sulit memang, tapi bukan Haechan namanya jika tak bisa membujuk mereka apalagi dengan wajah manisnya itu. 

Terlihat saat ini kembar empat yang sudah berada dirumah sakit, sedang menunggu Dr. Kun yang akan menemani mereka.

"Dr. Kun!" panggil Haechan saat melihat dokter sekaligus sahabat ayahnya itu menghampiri keempatnya.

"Hai, kalian apa kabar? Udah lama engga ketemu ya kita?" sapa Kun pada keempatnya.

"Baik dok, dokter sendiri apa kabar?" tanya balik Renjun.

"Panggil om aja, kayak sama siapa, kabar om baik," ucap Kun dan dibalas senyum ramah dari keempatnya.

"Mau langsung aja keruang autopsi? Biar engga kemaleman," ajak Kun dan diangguki oleh keempatnya.

Mereka berjalan beriringan keruang autopsi dengan Kun yang membimbing jalan mereka.

Saat sampai didepan pintu ruang autopsi, Kun segera menempelkan ID Card nya untuk akses masuk.

Terlihat ada beberapa tempat untuk meletakkan mayat, serta peralatan medis lainnya didalam ruangan autopsi. Namun yang langsung menjadi fokus kelimanya yaitu satu ranjang mayat yang sengaja diletakkan diluar tempat penyimpanan agar memudahkan mereka.

Kelimanya mendekati mayat yang tertutup kain putih itu. Dibukanya oleh Kun, dan terlihat mayat seorang pria dengan beberapa luka menghiasi tubuhnya. Walaupun sudah tak berlumuran darah lagi, tapi tetap saja luka yang didapatkan oleh Kevin membuat siapa saja yang melihatnya tak kuasa untuk membayangkan apa yang terjadi pada pria itu.

"Sama seperti info yang kalian dapet, Kevin namanya, umur 40 tahun, luka yang didapat kebanyakan karena benda tumpul. Kami baru melakukan autopsi awal, tapi dari pemeriksaan awal sudah menjurus pada penyebab dia meninggal, yaitu karena dibunuh, tapi kami tetap akan melanjutkan autopsi menyeluruh," ujar Kun menjelaskan setelah Ia membuka kain penutup Kevin sebatas dada.

"Om awalnya kaget waktu ayah kalian ngejelasin maksud kedatangan kalian, tapi om yakin emang banyak hal diluar nalar didunia ini,"

"Iya om, makasih juga udah ngijinin kita malam ini, dan maaf jadi ngerepotin," ucap Haechan dengan terkekeh.

"Ah engga ngerepotin sama sekali, justru om exited banget ketemu kalian sekarang, dan tau tentang kemampuan kalian," balas Kun, 

"Kalau begitu silahkan dari sekarang lakuin apa yang mau kalian lakukan ke Kevin," lanjut Kun dan memberikan ruang pada kembar empat untuk melakukan tugas mereka, terutama Haechan.

Kembar empat masih mengamati mayat Kevin didepannya, atau bisa dibilang mereka menunggu Haechan menyiapkan dirinya.

Terlihat Haechan yang beberapa kali membuang nafas panjangnya, cukup gugup karena Ia baru pertama kali mengaplikasikan kemampuannya pada mayat.

"Engga usah buru-buru, tenangin diri lo," ujar Renjun menepuk bahu Haechan untuk menenangkan adiknya.

"Jangan maksain diri, inget," peringat Jeno.

Haechan mengangguk, setelah merasa lebih tenang, Haechan mulai menyentuh telapak tangan milik pria bernama Kevin itu.

Berusaha untuk berkonsentrasi penuh, bahkan kernyitan muncul didahi Haechan.

Deg!

((Jangan bunuh sayaa.."

"Ampun.."

Ctashh

"ARGHH!!"

Bugh..

Dor..

Super Twins 00l [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang