Angin semilir dengan lembur mengenai wajahku dengan lembut. Duduk di depan rumah sambil melamun adalah rutinitas yang kulakukan karena menyenangkan. Dari melamun ini membuatku bisa menenangkan pikiranku.
Perasaanku menjadi lega setelah melamun hanya untuk memikirkan hal-hal remeh yang biasanya kulupakan. Di saat inilah pikiranku terlempar ke masa lalu di mana aku masih kecil. Mengingat hal-hal bodoh yang pernah kulakukan sebelumnya. Terkadang ada satu titik di mana aku ingin kembali ke masa itu. Namun, aku tak ingin memiliki mental seperti di masa itu.
Ada banyak hal yang ingin kulakukan saat menjadi dewasa. Terkadang aku merasa sesak karena tidak bisa melakukannya meskipun aku sudah dewasa seperti sekarang ini. Kira-kira apa tanggapan diriku di masa kecil melihat diriku yang sekarang? Aku penasaran, tetapi tidak ingin menghadapinya secara langsung. Takut diriku sendiri tertolak oleh diriku di masa kecil.
Apakah ada di suatu tempatt di dunia ini di mana kita bisa berkomunikasi dengan masa kecil kita? Atau membuat kita merasakan time leaps ke masa lalu? Rasa penasaran kecil ini rasanya akan membuat mentalku jatuh jika yang terjadi adalah sebaliknya. Bayangkan aku malah time travel dimana aku kembali ke masa lalu dengan tubuh dewasaku, pasti akan merepotkan mencari tempat tinggal untukku. Atau malah melakukan rewind atau mengulang waktu, aku tak ingin kembali di masa-masa kejatuhanku.
Aku menepuk pelan pipiku. Sepertinya aku berimajinasi terlalu jauh. Aku baru menyadari bahwa langit lebih jingga dari sebelumnya dan berlanjut dengan mendengar azan maghrib.
Ini waktunya beribadah bukannya mengkhayal. Sebelum melakukan wudhu, aku melewati kaca kecil yang terpasang di pintu kamar mandi. Aku melihat diriku dipatulan kaca kecil itu sejenak untuk mengecek wajahku. Seperti ada komedo atau tidak, ada berapa jerawat yang muncul, sampai apakah kantung mataku masih ada.
Entah sejak kapan, aku jadi suka atau terlalu mengurus hal-hal kecil seperti ini. Padahal aku sangat cuek saat masih sekolah dulu. Aku baru menyadari bahwa waktu berjalan lebih cepat dari yang aku rasakan. Bagaimana diriku berubah atau berkembang,
Lagi-lagi aku kembali membayangkan apakah aku yang dulu akan memujiku cantik atau tidak. Jangan-jangan justru dia malah memalingkan muka karena malu dengan kejelekan wajahku? Aku menghembuskan nafas dan mengambil wudhu.
Mencoba mengenyahkan pikiran-pikiran yang mengganggu, aku berusaha keras untuk khusyuk dengan sholatku. Saat sujud entah kenapa terasa begitu nyaman. Bukankah aku kurang bersyukur, padahal aku masih bisa merasakan nikmatnya salat dengan tumakninah di saat orang-orang begitu terburu-buru saat salat.
Bahkan diriku saat kecil masih kesulitan melakukannya. Bukankah perkembangan ini yag seharusnya bisa kubanggakan. Dia pasti akan bangga dengan perkembangan karakterku ini. Ak menjaga agamaku, bahkan menjadi lebih baik.
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
#YangAbadidalamKata #EventSenandikaWMM #Day4