Malam telah tiba, mereka berdua sudah kembali dari rumah sakit setelah menjalankan terapi rutin untuk Jeongwoo. Dan sekarang mereka sedang duduk berhadapan di meja makan dengan suasana yang begitu canggung.
"Maaf buat tadi siang." Jeongwoo yang tidak suka kecanggungan, akhirnya angkat suara membuat Jaehyuk menatap dirinya.
"Ngga apa-apa, Abang ngerti kok." Jaehyuk mengulas senyum nya ke arah Jeongwoo yang dibalas senyum tipis.
Setelah mengatakan hal tadi, Jeongwoo kembali diam. Ia merasa tidak enak akan sikapnya tadi siang. Ia juga merasa tidak enak karena terus merepotkan Jaehyuk selama beberapa tahun terakhir ini.
"Lo ngga perlu ngerasa ngga enak gitu," ujar Jaehyuk yang seakan paham apa yang sedang Jeongwoo pikirkan.
"Hm, tapi gue udah ngerepotin lo selama ini. Maaf udah jadi beban buat lo."
"Gue ngga merasa terbebani apapun sama lo. Dan sebelum pergi, Haru nitipin lo ke gue. Lo itu tanggung jawab gue," tutur Jaehyuk membuat Jeongwoo diam saat mendengar nama Haruto disebut kan.
Merasa dia salah berbicara, Jaehyuk mencoba mengalihkan pembicaraan nya ke arah lain. "Eh, udah ayo makan. Gue ada beli ayam buat lo, ini makanan kesukaan lo kan?"
Jeongwoo menatap ayam yang Jaehyuk beli dan menaruh nya di atas piring agar ia segera memakan nya. Tapi bukan nya segera memakan ayam itu, Jeongwoo malah dibuat menangis membuat Jaehyuk yang melihatnya jadi panik sendiri.
"Woo? Lo kenapa? Gue ada buat salah?" Jaehyuk segera mendekati sang adik dan bersimpuh dihadapan Jeongwoo yang menundukan kepala nya.
"Woo, lo kenapa?" tanyanya kembali dengan lembut.
"Haru ..." lirih Jeongwoo dengan air mata yang terus jatuh saat melihat ayam di depan nya. Meingatkan nya pada masa lalu dulu.
Jeongwoo seketika mengingat dimana Haruto yang membawakan nya ayam setelah pulang bekerja. Ia memberikan ayam itu untuk Jeongwoo makan seorang diri dengan alasan dia yang sudah makan. Jeongwoo yang tidak tau jika kakak nya itu berbohong, memakan ayam nya sendirian. Sampai akhirnya dia tidak sengaja melihat Haruto yang memakan sisa dari ayam nya itu di dapur. Mengingat kejadian itu membuat hatinya seakan-akan di remas. Jeongwoo menyesali dirinya yang begitu bodoh saat itu. Seharusnya dia sadar kakak nya berbohong.
Jaehyuk yang tidak tau harus melakukan apa, akhirnya menarik Jeongwoo ke dalam pelukan nya. Ia menepuk-nepuk bahunya sebari membisikan kata-kata penenang. "Ngga apa-apa, nangis aja. Abang ada disini,"
Jeongwoo yang mendengar itu semakin dibuat menangis tersedu-sedu. Ia menumpahkan tangisnya di pelukan Jaehyuk. Dirinya yang biasa menangis dipelukan sang kakak, tergantikan oleh orang lain.
▪︎
▪︎
▪︎Karena menangis, akhirnya Jeongwoo tidak melanjutkan makan malam nya. Ia memilih untuk pergi ke kamar nya dan mengunci dirinya seorang diri.
Di tengah kegelapan malam, Jeongwoo mendudukan dirinya di sudut ruangan sebari menatap bingkai foto berisikan dirinya dan Haruto.
"Haru, gue kangen." Dengan suara parau, Jeongwoo mengusap foto berisikan Haruto yang tersenyum manis.
"Maafin gue yang dulu bodoh banget,"
"Maaf karena gue cuman bisa diem disaat lo kesakitan," lirihnya dan tanpa sadar air matanya kembali jatuh.
"Gimana kabar lo disana sekarang? Lo udah ngga ngerasa sakit lagi kan?" tanyanya masih terus memandangi foto Haruto.
Isakan demi isakan terus keluar dari mulut Jeongwoo. Dirinya tidak kuat untuk tidak menangis jika mengingat kakak nya, mengingat seluruh kenangan nya. Itu semua membuat dirinya sakit, dan itu membuat Jeongwoo menyesal.
"Maaf karena dulu gue selalu diem disaat lo nangis sendirian,"
"Seharusnya gue ada disisi lo, seharusnya gue ada buat meluk lo dan nenangin lo kalo semuanya bakal baik-baik aja," ucapnya sebari menangis tersedu-sedu.
"Tapi gue ngga bisa, gue ngga bisa lakuin itu semua. Gue ngga mampu, gue ngga bisa bersikap sok kuat kayak lo. Maafin gue,"
Kembali pikiran nya membawa ia ke masa lalu dimana Jeongwoo sering kali memergoki Haruto yang menangis sendirian di tengah malam. Ia menangis sendirian sebari memukul dadanya kuat. Dan Jeongwoo yang melihat itu hanya bisa diam terpaku di tempatnya tanpa bisa bergerak untuk mendekati.
"Sekarang lo bahagia kan, Kak?" Kembali ia melayangkan pertanyaan yang Jeongwoo tau jika ia tidak akan mendapatkan jawaban dari itu semua.
"Lo harus bahagia di atas sana."
Dan tanpa Jeongwoo sadari, di depan pintu kamarnya. Terdapat Jaehyuk yang menyandarkan dirinya di balik pintu. Ia terlalu khawatir meninggalkan Jeongwoo sendirian setelah kejadian di meja makan. Dia takut jika penyakit adiknya itu kambuh.
Jaehyuk yang sudah tidak mendengar suara apapun dari dalam berniat untuk masuk mengecek sang adik. Dengan perlahan-lahan, ia membuka pintu kamar Jeongwoo dan masuk lebih dalam.
Dan saat masuk, Jaehyuk melihat Jeongwoo yang tertidur dengan posisi memeluk bingkai foto. Dia berjongkok dihadapan sang adik dan menatapnya lekat-lekat. Tangan nya terulur untuk mengusap lembut rambut Jeongwoo.
Melihat posisi tidurnya yang tidak nyaman, membuat Jaehyuk segera menggendong Jeongwoo dan memindahkan nya ke kasur. Ia menyelimuti nya sebatas dada dan kembali menatap wajah nya yang terlihat sembab karena menangis.
"Lo juga harus bahagia, Woo."
"Lo pantes buat bahagia," bisiknya dengan suara kecil.
"Haru, Haru .." Di tengah tidurnya, Jeongwoo tampak menginggau dengan terus memanggil nama Haruto.
"Kakak disini," balas Jaehyuk dengan tangan nya yang digenggam erat oleh Jeongwoo seakan-akan takut di tinggalkan.
"Jangan tinggalin gue, jangan tinggalin gue ..."
"Gue ngga akan kemanapun, gue bakal selalu ada disisi lo." ujarnya dengan senyum nanar.
Jaehyuk merasa sedih karena Jeongwoo terus menganggap nya sebagai Haruto. Namun dia mencoba untuk tidak mempermasalahkan itu. Ia ingin membuat Jeongwoo nyaman berada disisi nya.
Double up deh biar ngga gantung-gantung amat gitu🤓 dan ya, kita memasuki era galau nya jonguu.
Btw jae sweet banget deh😔☝🏻 modelan kayak dia di oren ada ngga ya? Jadi ke pengen punya abang deh. ㅠ,ㅠ
Have A Nice Day.💙🦋
KAMU SEDANG MEMBACA
Anitya
Short Story> Sekuel Jejal Setelah kepergian sang kakak. Hidup Jeongwoo terasa hanya putih dan abu saja. Dia kehilangan rumah nya, dia kehilangan arah dan dia kehilangan dirinya sendiri. Dengan adanya Jaehyuk yang sekarang menemani, tidak mengubah apapun. Ia me...