"Haru ... ehm, maksud gue Bang Jae," koreksi Jeongwoo saat dirinya malah memanggil Jaehyuk dengan nama Haruto.
"Maaf," sambung nya merasa tidak enak.
"Ngga apa-apa. Panggil senyaman lo aja," balas Jaehyuk dan mengusap rambut Jeongwoo lembut.
Jeongwoo tersenyum tipis mendengar nya, ia merasa bersalah akan tingkah lakunya selama ini. Namun Jaehyuk tetap menerima nya dan memperlakukan nya dengan baik.
Mereka berdua terlihat saling diam tanpa ada yang ingin membuka obrolan. Sampai akhirnya Jeongwoo mulai angkat suara, "Bintang yang paling terang itu. Itu Haru," cicitnya dengan suara kecil, masih mencoba membaur dengan Jaehyuk.
Dan sekarang, mereka berdua sedang berdiri di balkon untuk melihat langit malam yang begitu terang dan di penuhi oleh bintang.
"Kata Haru kalo gue kangen sama dia, gue bisa liat bintang yang paling terang," sambung nya merasa canggung berbicara dengan Jaehyuk.
Walau sudah tinggal lumayan lama, Jeongwoo masih sering kali canggung setiap mengingat kelakuan nya dan merasa tidak enak setiap kali penyakit nya kambuh. Ia juga seperti memberikan dinding penghalang kepada Jaehyuk membuat mereka jarang sekali mengobrol seperti ini.
"Kalo gitu, itu Haru. Dia lagi nemenin kita," tunjuk Jaehyuk pada bintang yang paling bersinar terang.
"Haru keliatan udah bahagia di atas sana. Dia udah ngga ngerasa sakit lagi," lanjutnya membuat Jeongwoo diam termenung.
Jaehyuk melirik Jeongwoo yang berada di sebelah nya dan berkata, "Woo, kapan lo bisa ikhlasin Haru? Lo ngga mau hidup bahagia juga sama gue? Buka lembaran baru lagi dan jadi Abang Adek pada umumnya,"
Jaehyuk nampak memperhatikan Jeongwoo yang diam menunduk gelisah dan melukai jari nya sendiri. Ia menarik tangan sang adik dan kembali mengulas senyum nya. "Ngga apa-apa kalo lo belum siap sekarang,"
"Tapi gue berharap lo ngga terlalu terlarut sama kesedihan lo. Haru pasti sedih liat lo kayak gini,"
"Gue ngga bisa ..." cicit Jeongwoo dengan kepala semakin menunduk.
"Lo bukan ngga bisa, tapi lo ngga mau berusaha." Jaehyuk mengangkat wajah Jeongwoo agar menatap dirinya.
"Hidup terus berjalan, Woo. Lo ngga bisa terus-terusan gini,"
"Selain Haru, gue juga sedih liat lo kayak gini," ungkap nya terdengar tulus dengan tatapan mata menatap Jeongwoo.
"Gue juga minta maaf,"
"Maaf karena udah buat keluarga lo hancur. Karena gue, Mama ninggalin kalian berdua."
Jeongwoo hanya diam mendengarkan Jaehyuk yang meminta maaf kepada nya. "Pasti itu sulit banget buat kalian, gue bener-bener minta maaf. Lo bisa pukul gue atau ngumpatin gue sepuasnya,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Anitya
Short Story> Sekuel Jejal Setelah kepergian sang kakak. Hidup Jeongwoo terasa hanya putih dan abu saja. Dia kehilangan rumah nya, dia kehilangan arah dan dia kehilangan dirinya sendiri. Dengan adanya Jaehyuk yang sekarang menemani, tidak mengubah apapun. Ia me...