Dengan pakaian serba hitam dan kacamata. Jaehyuk memperhatikan Jeongwoo yang berada di makam Haruto dengan dia yang memperhatikan dari jauh.
Jaehyuk tidak ingin membuat Jeongwoo tidak nyaman dengan keberadaan nya. Maka dari itu ia hanya bisa memantau nya dari jarak yang cukup jauh.
Setelah kejadian mendebarkan kemarin. Jeongwoo meminta maaf kepada nya. Dan setelah itu ia mengatakan ingin mengunjungi makam Haruto.
Dan disini lah Jeongwoo sekarang. Akan tetapi dia hanya diam saja sejak beberapa menit yang lalu, dia hanya diam dengan pandangan menatap batu nisan bertuliskan nama sang kakak. Sudah hampir setengah jam, namun Jeongwoo masih tetap diam dengan pandangan kosong. Hingga akhirnya dia mulai berbicara.
"Ru, maaf ..."
"Maaf karena gue belum bisa ikhlasin lo sampai sekarang,"
"Dan maaf karena gue masih belum bisa berdamai sama diri gue sendiri dan orang-orang disekitar gue." Setelah lama diam, akhirnya Jeongwoo mulai berbicara dengan suara bergetar menahan tangis.
Ia mencoba untuk tidak menangis di makam Haruto. Dia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak menunjukan kesedihan dihadapan sang kakak.
"Ru, kayaknya gue gagal."
"Tapi kayaknya emang udah sejak awal gue gagal. Gue ngecewain lo, gue buat perjuangan lo jadi sia-sia dan gue ngga bisa banggain lo."
"Lo pasti benci banget kan sama gue? Karena gue sendiri aja benci sama diri gue sendiri," ucapnya dan tertawa miris.
"Ru, ayo marahin gue. Lo harus datang ke mimpi gue,"
"Atau gue bener-bener bakal nyusul lo," ucapnya dengan suara kecil dan senyum penuh arti.
"Gue tunggu kedatangan lo, Kak."
Merasa tidak ada yang ingin di katakan lagi, Jeongwoo bangkit dari posisi nya dan mencari keberadaan Jaehyuk. Melihat nya berada di dekat pohon besar, Jeongwoo segera berjalan mendekati untuk mengajak pulang.
"Udah?" tanya Jaehyuk saat Jeongwoo sudah berada dihadapan nya.
"Udah. Nunggu lama ya?"
"Ngga kok," jawab Jaehyuk tersenyum manis.
Melihat Jaehyuk yang tersenyum itu membuat Jeongwoo tanpa sadar ikut tersenyum. Namun senyum nya itu tidak bertahan lama tergantikan dengan raut wajah panik. "Bang, lo mimisan?!"
"Eh?" Jaehyuk yang merasa bingung pun menyentuh hidung nya dan memang benar jika ternyata ia mimisan.
"Kita ke rumah sakit, lo harus di periksa."
"Ngga apa-apa, gue cuman kecapean." Ia mencoba menenangkan Jeongwoo yang begitu panik dan khawatir.
"Ngga! Dulu juga Haru bilang gitu! Dan dia bohong! Dia ninggalin gue!" bentak Jeongwoo tanpa sadar meninggikan suaranya membuat Jaehyuk terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anitya
Short Story> Sekuel Jejal Setelah kepergian sang kakak. Hidup Jeongwoo terasa hanya putih dan abu saja. Dia kehilangan rumah nya, dia kehilangan arah dan dia kehilangan dirinya sendiri. Dengan adanya Jaehyuk yang sekarang menemani, tidak mengubah apapun. Ia me...