Bab 6 : Gagal libur

176 21 3
                                    

Frida mencari sumber suara yang berhasil mengganggu hari liburnya. Baru saja dia bisa terlelap saat matahari akan terbit. Sekarang dia dibangunkan dari suara bising yang berbeda dengan alarm absultnya. Tanpa melihat nama yang tertera di layar. Frida sudah bersiap mengumpati orang yang mengganggu liburnya. Bagi budak coporate sepertinya hari libur yang cuman 2 hari dalam seminggu itu sangat berharga. Dia bisa menghabiskan waktu dengan tidur atau membaca tumpukan barang koleksi.

"Lo gila ya terlepon di hari pekan. Gue lagi libur gak terima kerjaan. Gue budak coporate tapi gue bukan orang yang gila kerja." gerutu Frida yang masih setengah sadar. Dia tidak sadar orang yang baru diumpatinya dapat membuat hidupnya dalam bahaya.

"Sepertinya kamu  sudah siap untuk tidak melihat matahari lagi." ucap lawan bicarannya dengan nada dingin. Hal itu berhasil menarik kesadarannya sepenuhnya ke dalam tubuh wanita itu. Dia langsung melihat orang yang menghubunginnya. Saat itu berhasil membuat kedua matanya melebar dan terkejut bukan main. 

"GUE MATI." ucap Frida yang langsung menutup panggilan itu yang membuat lawan bicarannya kesal. "Rena gua harus benar-benar terbang ke kutub utara meskipun harus menjadi objek penilitian." Tadi malam Frida melilhat salah satu kelompok peneliti mencari sukalelawan yang mau menjadi objek uji coba. Entah seperti jalan pikiran wanita itu yang dengan mudah menawarkan dirinya. 

Teleponya kembali bergetar dan Frida menatap nama yang tertera di layar. Dia bahkan tidak berani menyentuh benda kotak itu. Dia menatap horor benda itu yang terus bergetar dengan tulisa' physco kutub' . Entah apa alasan wanita itu menulisan nama itu pada pria yang sedang menahan amarahnya sambil melihat layar di depannya. Dia tahu apa yang sedang dilakukan wanita itu. Bukannya mengangkat wanita itu malah menanti benda itu berhenti berbunyi. Hingga sebuah pesan masuk.

"Angkat atau kamu benar-benar ingin mimpi burukmu menjadi kenyataan." pesan itu berhasil membuat Frida langsung mengangkat panggilan dari Veno.

"Datang ke gedung Christ sekarang, kamu harusnya tahu hari ini aku ada pemotretan.  kamu tahu aku benci seseorang yang tidak profesional. Tidak ada bantahan."ucap lawan bicaranya langsung menutup tanpa menunggu balasan dari Frida.

Hal itu berhasil membuat emosi Frida meningkat. Dia marah karena pria itu sesukanya menyuruhnya masuk padahal hari ini sabtu dan itu adalah waktunya untuk tidur seharian. "AAAAAAAAAAAAAK"

"FRIDA JANGAN TERIAK NANTI TETANGGA MIKIR KAMU KORBAN KDRT." Teriak sahabatnya yang lebih keras dari suara Frida tadi.

"LAH LO AJAH TERIAK LEBIH KERAS."

"SUKA-SUKA GUE UDAH JANGAN TERIAK." 

"LO TERIAK ANJIR"

"LO JUGA."

"ANJIR."

"GILA."

"LO."

"APE." Teriak Rena bersamaan pintu kamar Frida terbuka keras. Tidak tertinggalan tatapan tajam rena pada frida . 

"sudahlah, entah siapa yang salah." nyanyi Frida sambil meninggalkan sahabatnya yang gak sama gila dengannya. Kalau dilayani bisa-bisa dia tidak bisa melihat matahari lagi karena telat datang. 

"Lo kok kabur."

"gue mau mandi."

"lo mandi?" tanya Rena yang membuat langkah kaki frida berhenti. Dia menatapa tajam sahabatnya. apa maksud pertanyaanya itu, dia sedikit tersinggu. " lo kan paling mager mandi ada apa gerangan seorang frida mandi."

"anjir gue pengen ajah."

"lo kesamber kunti rajin mandi ya."

"anjir gue rajin mandi."

The Role of Actor's GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang