7.Model Gadungan

194 23 9
                                    

Entah apa yang membuat atasa barunya terus menatap tajam pada dirinya. Frida tidak paham yang membuat pria itu kesal. Rasanya dia tidak datang terlambat. Tapi pria itu tidak berhenti menatapnya meskipun dia sedang pemotretan.

"Orang ganteng beda ya." gumam Frida yang tidak sadar mengagumi wajah tuannya. Tapi dia bukan wanita munafik yang tidak bisa  menilai ketampanan pria di depannya. Ukiran wajah pria itu benar-benar sempurna pikir Frida. Seperti pria yang diceritakan dalam novel yang sering dirinya baca. 

Sosok pria dengan badan tinggi, bentuk tubuh indah dengan beberapa otot di beberapa bagian dan wajah tampan seperti dewa yunani. Sungguh ketampanan yang tidak bisa ditolak oleh siapapun. Tapi Frida sadar kalau pria tampan di depannya adalah malaikat maut untuknya.

"Apakah kamu sudah selesai menikmati wajahku." ucap Veno yang berada di depan Frida. Tanpa sadar wanita itu sadari, pria yang terlihat dingin itu sedang menahan rasa gemas dengan ekspresi yang dibuatnya.

"Tuan maaf saya melamun."

"Akui saja aku  tampan dan kamu terpesonakan?" ucap pria itu dengan percaya diri.

"Ah tuan memang tampan..." ucapan Frida terpotong oleh Veno.

"sudah aku duga kamu terpesona denganku  tapi aku..." perkataan pria itu yang sekarang terpotong."

"saya belum selesai berbicara anda sudah memotong saja. anda memang tampan tapi bukan tipe saya." ucap Frida yang berhasil menjatuhkan harga diri seorang Veno.

"Apa maksud kamu ?"

"Bukan apa-apa, meskipun anda tampan tapi tidak masuk kriteria pria idaman saya." jelas wanita itu yang tampa sadar membuat pria di depannya terbakar api cemburu.

"Jadi tipe pria kamu adalah pria yang tadi kamu temui di lobby."

"ah kak Nico, dia memang tampan dan pintar pas zaman kuliah. Primadona kampus." jelas Frida yang berhasil menyalakan api semakin besar. Dia tidak sadar sudah melakukan kesalahan yang besar.

"Kamu harus..." perkataan pria itu terpotong saat badannya tiba-tiba di tarik oleh wanita di depannya. Sekarang keduannya hanya berjarak beberapa centi saja. Kedua mata Veno menatap wajah kecil namun cubby milik Frida. Rasannya dia ingin mencubit pipi tembam itu. Entah apa yang dimakan wanita itu sampai memiliki wajah semenggemaskan ini.

"maaf tuan tadi ada yang lewat dan hampir saja anda terkenal peralatan." jelas Frida yang melepaskan pelukannya dari Veno tapi pria itu menahan tangan wanita itu.

"Kamu memancingku!' ucap pria itu sebelum meninggalkan Frida yang bingung dengan maksud pria itu. Dia memang lama untuk mencerna sesuatu tapi otaknnya encer kalau berhubungan dengan kerjaan.

"Apa maksudnya?" gumam Frida sebelum dia berjalan menuju sebuah kru yang memanggilnya. Keduannya berbincang dan membuat wanita itu terkejut mendengar penjelasan dari salah satu kru itu.

"Tidak saya tidak bisa."

"anda pasti bisa nona, mohon bantu kami. model yang kami undang tiba-tiba membantalkan janjinya. Sedangkan kita tidak lagi mempunyai waktu untuk mencari penggantinya. ." jelas wanita itu pada Frida.

"Tapi saya bukan seorang model."

"Tidak apa, saya yakin anda bisa. jadi mohon bantu kami. Kami tidak ingin mengecewakan tuan Veno yang sudah datang padahal dia memiliki jadwal yang cukup padat. " ucap wanita itu yang membuat Frida sulit untuk menolak permintaanya. Dia benar-benar tidak memiliki pengalaman menjadi seorang model. Frida seorang wanita tertutup dan tidak suka keramaian. Mana mungkin dia menikmati kegiatan seperti pemotretan. Photo bersama temannya saja dia selalu terlalu kikuk. Sekarang dia harus menggantikan seorang model. Sungguh pilihan yang kurang tepat pikirnya. 

___________________________*******************___________________________________

Frida menatap pantulan dirinya di depan, dia tidak menyangka dia bisa secantik ini. Biasannya dia hanya menggunakan pelembab, bedak tabur dan liptint untuk memberikan warna pada bibirnya. Karena dia memiliki bibir berwarna pucat yang membuat wajahnya terlihat seperti orang sakit bila tidak diberi pewarna bibir. Sekarang dia merasa berubah menjadi orang yang berbeda dalam sekejam. Sungguh dia ingin mengabadikan saat ini. 

"Anda sangat cantik nona, kami memang tidak salah memilih anda. Sekarang anda harus menggantikan pakaian anda." ucap wanita yang berada di samping frida sambil memegang sebuah gaun putih indah.

"Kalau boleh saya tahu, tema pemotretan hari ini apa?"

"ah, tentu saja pengantin nona. Butik Violet baru saja meluncurkan model baru dan nyonya kami ingin tuan Nico yang menjadi modelnya untuk desain barunya." jelas wanita itu. 

"Mari saya bantu." ucap wanita itu tanpa menunggu jawaban dari Frida yang masih mencerna perkataan wanita itu.

"APA?  saya akan berphoto dengan pria menyebalkan itu seperti sepasang pengantin. Benar-benar gila." pikir Frida dalam hati. 

Sedangkan Nico menatap kesal pada kru pemotretan yang membuatnya harus membuang waktu. Karena pasangan pemotretannya malah membatalkan janjinya dan membuatnya harus menunggu pengganti. Rasanya harga diri seorang Nico tercoreng oleh artis baru itu. Dia pastikan memberikan balasan karena sudah membuatnya kesal hari ini. 

Tapi amarahnya hilang saat melihat wanita yang keluar dari ruang ganti. Wanita yang akan menjadi pasangannya di pemotretan hari ini. Wanita yang berhasil membuat emosinya meluap beberapa jam lalu. Sekarang wanita itu berjalan menujunya dengan gaun putih indah yang melekat ditubuh mungilnya. Rambutnya yang biasanya diikat asal sekarang tertata rapih dengan beberapa hiasan.  Tanpa sadar pria itu terpaku menatap penampilan wanita di depannya. 

"cantik." gumam pria itu pelan.

"Tuan Nico, sebenarnya saya tidak ada niat untuk..." perkataannya terpotong.

"Kamu lambat sekali, saya tidak suka menunggu kamu tahu itu. Jadi kamu harus dihukum karena sudah membuatku membuang waktu berharga hanya menunggu kamu." ucap Nico yang langsung membalikkan badannya. Sedangkan frida menatap sebal pria di depannya. Dia tidak menyangka akan mendapatkan respon seperti itu.

"Dasar pria menyebalkan." gumamnya yang berjalan mengikuti Nico.

"Kenapa dia terlihat cantik." gumam Nico sambil mengusap wajahnya. Hampir saja wanita itu menyadari kalau dia sempat terpesona dengan penampilannya. Entah harus disembunyikan dimana wajahnya kalau wanita itu mengetahuinya. 

Tanpa mereka berdua sadari seorang wanita yang tidak lagi berusia muda menatap keduannya. Senyuman tipis muncul melihat tingkah keduannya. Dia merasa melihat dirinya saat bersama dengan suaminya. 

"Dasar pria tsundere."Tiba-tiba dia merasakan seseorang memeluknya dari belakang. Tampak berbalik dia sudah tahu siapa yang memeluknya.

"Apa yang membuatmu senang sayang?" tanya pria itu pada wanita yang berada dipelukannya. Sesekali dia memberikan kecupan pada puncak kepala wanita itu.

"Dia sama dengamu. Lain di hati lain di ucapan." 

"hahaha, kamu bisa saja tapi aku tidak sebodoh anak itu."

"Apa maksudmu?"

"Sejak awal aku sudah menganggap kamu milikku sedangkan anak itu menganggap wanitannya sebagai mainan. Dia terlalu bodoh untuk menyadari perasaanya."

"Kamu tidak ada beda dengan anak itu. Kamu juga mengaggapku benda yang bisa kamu atur sesuka hatimu bukan."

"ah sayang itu masa lalu sebelum aku sadar kesalahanku."

"kamu sama saja, tidak usah mencari pembenaran." ucap wanita itu sebelum meninggalkan suaminya.

"Sayang." panggil pria itu saat melihat istrinya yang ngambek. Pria itu kembali menatap pasangan muda di hadapannya. " ah, semoga kamu tidak mengambil langkah yang akan kamu sesali di masa lalu jagoan." ucap pria itu sebelum meninggalkan ruangan itu untuk mengejar sang istri. 


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 11, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Role of Actor's GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang