12 0 0
                                        

Sebut saja aku Lintang.

Jikau kau bertanya apakah benar itu namaku, maka kujawab begini,

"Tubuhku adalah Lintang, butiran sinar yang kau temui diwaktu gelap datang. Jujur jika boleh memilih, aku ingin menjadi Mentari dengan sinar terang dan hangatnya. Tiap kali menghadap cermin, tak pernah absen kubandingkan antara Lintang dan Mentari, dan seringnya berujung aku mendambakan menjadi Mentari-setidaknya sekali saja. Namun ternyata aku luput mengetahui bahwa lintang adalah titik kecil nan indah dengan kerlipnya. Dan kini, aku mencoba untuk menjadi diri sendiri, menerima bahwa aku adalah Lintang dengan segala apa yang dimilikinya."

Sedikit panjang ya perkenalan dariku?

Ah, iya. Kalau kau penasaran seperti apa seorang aku, sayangnya aku hanya bisa kau tatap diwaktu malam, itupun jika cuaca baik dan mendukung. Bukannya aku sombong, tidak. Aku suka saat dicari dan dibutuhkan, apalagi diperhatikan. Akan tetapi semesta selalu punya jalannya, sebab sekuat apapun aku memaksa, keberadaanku ada dalam ketentuannya.

Jika boleh aku bertanya, maka akan kupertanyakan semuanya. Semua hal tentangku dan mengapa aku ada. Satu dua hal terjawab, tapi selebihnya masih berserakan di kepalaku tanpa tahu kapan terjawab, atau bahkan takkan pernah ada jawaban.

Aku menyerah? Oh tidak. Barangkali satu-dua hal aku angkat tangan melepaskan, namun aku takkan lelah untuk terus mencari jalan keluar. Dalam hal ini, termasuk dia.

Dia, siapa itu?

Entahlah, jangan balik tanya ketika aku sendiri juga membutuhkan jawabannya. Kalau kau penasaran, mari duduk bersamaku selagi langit masih gelap dan semesta mengijinkanku untuk memperlihatkan diri kepadamu.

Aku akan mulai bercerita ketika semua terlelap dalam mimpi. Terserah mau duduk bersila atau bahkan berbaring dengan selimut hangatmu, asalkan kau tetap terjaga.

Pasang telinga baik-baik, dan terimakasih sudah mau menjadi pendengarku.

Kira-kira dia adalah.






21 November 2023.

Janji LintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang