Ia sudah berdiri dipintu rumah dengan wajah gelisah. Sejak kedatangan ayah mertuanya sejam yang lalu kerumah, ia tak henti-hentinya mondar-mandir menunggu kedatangan kakak iparnya, terlihat jelas bahwa chimon tengah mengkhawatirkan kaka iparnya itu. Dia tau bagaimana hubungan antara ayah dan anak tertua dirumah ini tidak begitu baik. Chimon juga sudah menghubungi suaminya untuk meminta segera pulang.
Mobil keluarga bible memasuki pekarangan rumah, mengantarkan Biu pulang. Baru saja dia turun dari mobil, adik iparnya itu sudah langsung memeluknya erat.
Ada apa? Biu
Papa datang kak, aku takut kakak dimarahin papa. Kak biu jangan masuk dulu, kita dsini saja tunggu perth datang baru masuk sama-sama. Chimon
Ucap Chimon gugup sampai gemetar. Biu mengusap lembut kepala iparnya. Memeluknya sekilas mencoba memberikan rasa nyaman.
Tenanglah tidak terjadi apapun. Ayo masuk atau mau tunggu aku dirumah kaca aja? Nanti kalau sudah selesai ngobrol sama papa aku jemput. Biu
Chimon menggeleng.
Chimon ikut masuk tapi langsung kekamar aja sama hingga. Nanti kakak teriak saja kalau papa mukul kakak ya biar chimon tolongin. Chimon
Ayo. Biu
Keduanya masuk kedalam rumah, disana sudah menunggu seorang pria paruh baya dengan wajah yang tentu saja terlihat kurang bersahabat.
Satu jam yang lalu perth tiba-tiba mengabarkan biu untuk segera pulang karena papa mereka sudah dirumah, awalnya biu enggan untuk bertemu tapi ketika perth mengatakan papanya mengancam akan membongkar paksa makam mendiang sangat istri tentu hal itu langsung membuat Biu berubah pikiran. Inilah alasan mengapa anak tertua dirumah itu mau bertemu papanya.
Dari mana saja kau? Papa
Katakan sekarang apa mau papa bertemu denganku. Biu
Kalau aku bertanya maka jawab bukan malah kau yang mengajukan pertanyaan padaku. Apa kau tidak diajarkan sopan santun oleh almarhum mamamu? Papa
Menampar pipi biu hingga membuat yang ditampar sedikit terhuyung. Chimon yang melihat Biu ditampar hanya bisa terdiam saking kagetnya.
Lansung saja keintinya, mau apa bertemu denganku? Biu
Apa kau sekarang menjadi jalang? Apa ini balas budimu setelah aku membesarkan anak sialan sepertimu? Kau harusnya yang mati saja waktu itu. Anak tidak berguna. Papa
Teriak sang ayah marah bahkan memukul Biu. Melihat kakak iparnya terjatuh hingga mengeluarkan darah disudut bibirnya, chimon langsung menghampiri Biu dan membantunya berdiri.
Pa, jangan seperti ini kasian kak Biu, apa tidak bisa dibicarakan baik-baik saja? Chimon
Kamu sebaiknya masuk kekamar, ini urusan papa dengan anak pembawa sial ini. Papa
Tapi pa. Chimon
Masuk. Papa
Aku tidak apa-apa, masuklah. Biu