BAB III

1.5K 143 50
                                    

Belum ada surat perceraian dari Kaiser, Yoichi masih menunggu semua berkas perceraian di rumah bibinya sembari melipat baju yang dari jemuran. Dua bulan lamanya mereka pisah ranjang, bukankah sudah sah untuk bercerai.

Yoichi begitu legah bisa memiliki kerabat yang begitu perhatian dan mengerti keadaannya saat ini. Tentu saja merasa sungkan jika hanya menumpang hidup dan makan di kediaman yang asri ini. Kakinya berjalan kearah kamar untuk melihat beberapa perhiasan beserta surat-suratnya.

"Aku akan menjualnya untuk membantu Bibi. Pasti cukup untuk membantu membeli pupuk untuk ladangnya." Batin Yoichi. Ia pun segera ke toko emas tempat Yoichi membelinya.

Kaiser tidak segan-segannya  menghamburkan uang hanya untuk satu perhiasan. Begitu terkejut harga nominal satu cincin dengan mata biru safir di setiap lingkarannya. Uangnya bisa dipakai untuk satu tahun berada di desa. Seharusnya Yoichi menjualnya dari kemarin.

Kehidupan Yoichi sudah membaik setelah kejadian menggemparkan kemarin. Terkadang Alexis menghubunginya melalui telefon ketika dia senggang. Sesekali bertanya tentang Kaiser, mantan suaminya.

Alexis, "Kamu sungguh tidak mau kembali ke Tokyo, Yoichi? Perusahaan Kaiser sedang berada di ujung tanduk."

Yoichi, "Tidak bisa, aku tidak sanggup berada di sana. Aku sendiri juga tidak bisa membantu apa-apaapa-apa..."

Alexis, "Kalau ingin pulang, telfon saja aku. Akan Akujemput."

Yoichi, "Terima kasih, Alexie.."

Setelah telfon ditutup, Yoichi melanjutkan membalas pesan dari pelanggan. Di sini, Yoichi membuka jasa pembuatan aksesoris buatan tangan untuk melanjutkan hidup. Tentu saja masih bersama Bibi karena beliau menginginkan Yoichi sebagai teman mengobrol.

Yoichi tersenyum dengan rajutan saat ini yang nampak begitu indah. Tidak sia-sia Shoei mengajarkan menyulam dan merajut. Ternyata seberguna ini.

Di kediaman Kaiser, hatinya sangat hancur. Dia ditipu berjuta-juta oleh kekasih gelapnya. Bahkan perhiasan yang Kaiser berikan hilang seketika. Tidak hanya itu, kekasih gelap Kaiser juga mengkhianati cinta tulus Kaiser. Semarah apa Yoichi sampai menyumpahi masalah sebanyak ini.

Ditipu, kerugian dalam perusahaan, bahkan beberapa karyawan harus di pecat karena omset menurun drastis. Semua karena manusia murahan itu.

"Kurang ajar! Sial*n. Ku pikir kau mencintaiku, kepar*t!" Marah Kaiser memukul tembok.

Disaat dia merasa lelah, Yoichi lah yang akan menghiburnya, memijatnya dan membuat camilan untuk mengurangi rasa mood buruk. Sudah enam bulan lamanya mereka berpisah. Kaiser bahkan melontarkan ucapan yang seharusnya tidak diucap.

"Yoichi... Kamu dimana?"

Di tempat kerja tadi siang Noel juga memarahi Kaiser habis-habisan. Mencemoohnya karena tidak becus menjadi seorang pria juga suami. Sungguh membuat Noel kecewa memang membuat hari buruk. Berulang kali Kaiser menelfon nomor Yoichi tidak ada jawaban sama sekali.

Untuk melepaskan rasa lelah, bar menjadi salah satu tempat penghilang stress. Dimana disana banyak sekali wanita cantik, dan miras yang akan menemani malamnya.

"Disini juga ternyata?" Oliver Aiku, CEO buaya yang sudah meniduri banyak manusia malam. Pantas saja jomblo terus.

"Istrimu tidak akan marah kamu kesini, Michael?" Yukimiya Kenyu, bukanlah bajing*n seperti Oliver dan Kaiser. Dia malah jadi korban NTR dari pacarnya

Kaiser, "Iya nih, aku lagi stress memikirkan istri tidak berguna seperti dia. Kerjaannya jadi babu terus."

Kenyu, "Jangan begitu. Cuma dia yang menerima bisa kamu apa adanya. Sebelum ada Yoichi, lihatlah seberapa brengs*knya dirimu."

[ 𝐁𝐋 𝐊𝐀𝐈𝐒𝐄𝐑 𝐗 𝐈𝐒𝐀𝐆𝐈 ] Detik IniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang