BAB IV

1.5K 131 49
                                    

Di rumah sakit besar Tokyo

Satu bulan lamanya Kaiser tidak sadarkan diri, terbaring lemah di atas dipan rumah sakit. Yoichi masih disini menunggu Kaiser untuk sadar dan akan membantu kepulihannya. Ia tidak pernah absen untuk menyeka, memijat bagian yang lemas dengan pelan agar kelak siuman nanti bisa menggerakkan kakinya.

Maniknya tertuju ke arah televisi yang menangkap sosok yang diduga mencuri perhiasan dan harta milik Kaiser. Selingkuhan Kaiser mendapat hukuman penjara seumur hidup atas dasar mencuri dan narkoba.

Beberapa hari yang lalu, Polisi juga memeriksa kondisi Kaiser karena penyeludupan narkoba. Hasilnya negatif.

"Mihya, kamu pasti bisa sembuh. Aku disini menunggumu, sayang."

Yoichi, lelaki itu tidak pernah berhenti mendoakan kesembuhan Kaiser. Setiap beberapa menit sekali, Yoichi menyeka wajah Kaiser bahkan mencukur kumis tipis. Kaiser saat ini seperti bayi.

Jemari Kaiser bergerak pelan, Yoichi melihatnya dengan teliti. Ia mengucek kedua matanya dan ternyata bergerak. Kedua kelopak yang telah lama tertutup kini terbuka dengan pelan.

"M-mihya? Tunggu sebentar. Aku panggilkan dokter."

Dokter dan satu perawat memeriksa kondisi Kaiser. Sebuah keajaiban bisa membuat Kaiser jauh lebih baik.

"Bagaimana kondisinya, Dok?"

"Untuk saat ini tubuhnya masih melemah. Kemungkinan besar jika bergerak membuatnya lebih mudah kelelahan."

"Pasti ada tanda-tanda kesembuhan kan?"

"Tentu saja ada. Anda cukup memperhatikan gerak-gerik Pak Kaiser dan mengalihkan pikiran negatif."

"Terima kasih, Dokter Itoshi Sae."

"Dengan senang hati. Kalau begitu saya lanjut dulu."

Tak disangka, Itoshi Sae, kakak kelas Yoichi menjadi dokter. Ia juga bertemu Rin yang juga sebagai perawat. Mereka berdua sudah mulai akrab satu sama lain. Semuanya sudah berapa.

Kali ini, Yoichi akan terus memperhatikan kondisi Kaiser ke depannya. Setiap menit akan menjaga suami tercinta.

.
.
.
.
.

Tiga bulan kemudian, Kaiser sudah menunjukkan tanda-tanda sadar. Ia sudah mulai bisa duduk meskipun susah untuk duduk sendiri. Manik safir yang terlukis masih kosong, terus menatap sesosok Yoichi yang setiap hari menunggunya.

'Dia siapa?' Batin Kaiser.

Banyak keluarga besar datang berkunjung untuk menjenguk keadaan Kaiser mau pun Yoichi. Ternyata mereka semua tau keburukan yang telah dilakukan oleh suaminya. Sebagai seorang pasangan, Yoichi meminta untuk tidak mengungkit kejadian masa lalu

Apapun itu, semua sudah terbayar dengan kondisi Kaiser saat ini. Linglung, pendiam, bersuara pun enggan.

"Siapa namamu? Kenapa kamu selalu merawatku?" Tanya Kaiser dengan pelan. Melihat Yoichi menggantikan pakaian juga menyeka tubuhnya.

"Namaku Isagi, Yoichi Isagi." Jawab Yoichi lembut. Ia memberikan senyuman tulus.

"Kamu kakakku, ya? Dari pagi sampai malam cuma kamu yang merawatku. Orang tuamu dimana?"

"Aku adalah orang yang ditakdirkan untuk menemanimu sampai kita berpisah suatu saat nanti."

"Oh? Kita teman ya? Kamu bukan kakakku?"

Yoichi begitu gemas dengan tingkah laku Kaiser yang seperti anak kecil ini.

Michael Kaiser, divonis amnesia setelah kecelakaan. Itu lah kenapa dia terus bertanya siapa itu Yoichi Isagi. Apa boleh memanggil dirinya bukan Istri Kaiser? Setelah semua yang terjadi, Yoichi sepertinya tidak bisa menyebut dirinya seorang istri.

Yoichi, "Mihya mau makan buah? Yoichi kupaskan buahnya yah?"

Kaiser, "Mihya itu siapa? Aku tidak kenal dengan Mihya."

Yoichi, "Mihya itu nama kamu. Kamu adalah Michael Kaiser, itulah nama kamu dari lahir."

Kaiser, "Michael Kaiser? Kenapa namaku jelek sekali, Kak? Aku boleh pakai nama Yoichi Isagi aja?" Dia menjawab dengan merajuk. Kedua alisnya mengkerut mendengar nama yang 'jelek' baginya.

Yoichi tertawa terbahak-bahak melihat tingkah lucu suaminya, "Tidak bisa, sayangku. Nama Michael Kaiser itu bagus loh. Itu nama pemberian dari Papa dan Mama kamu."

Michael, "Jadi aku tidak boleh mengganti nama?"

Yoichi, "Tidak boleh! Maaf ya, Mihya. Jangan ngambek terus nanti gantengnya hilang loh."

Bagaikan sihir, Kaiser tidak lagi cemberut. Dia adalah pria yang tampan dan tidak akan ngambek.

Noel Noa masuk ke ruangan Kaiser dengan sebuket bunga yang harum semerbaknya mengisi seluruh ruangan. Selama ini, Noel membantu pengeluaran biaya rumah sakit untuk Kaiser. Begitu sayangnya dia kepada sang adik.

"Kak Noel? Ya ampun, kakak repot-repot." Yoichi mempersilahkan kakak iparnya untuk duduk sekalian menerima bunga dari Noel.

"Bagaimana kondisimu, Michael? Yoichi tidak pernah telat memberi kakak kabar tentang kondisimu."

Entah kenapa Kaiser selalu merasa cemburu buta jika Yoichi dekat dengan pria ubanan satu ini. Tatapannya begitu tajam kepada Noel.

Noel yang merasa ditatap pun menoleh, "Ada apa?"

"Kenapa kau terus saja mengganggu acara berduaku dengan Kak Yoichi?"

'Ah, ternyata sikapnya masih sama seperti sebelum amnesia.' Batin Noel. "Aku disini ingin melihat kondisimu. Sepertinya mulai membaik ya dijaga oleh Yoichi."

"Karena Kak Yoichi adalah calon istriku nanti."

"E-eh? Anu itu...."

"Benarkah itu? Kalau memang kau mencintai Yoichi, buktikan saja, Michael."

Noel paham. Sepertinya Yoichi tidak mengaku bahwa dia adalah istri sah Kaiser. Mungkin karena kondisi Kaiser yang baru saja pulih.

Yoichi hanya bisa tersenyum melihat kakak-adik itu bertempur. Rasanya seperti ia masih berpacaran dengan Kaiser dulu. Buah yang sudah dikupas tadi disuguhkan untuk Noel juga.

Mereka bertiga cukup lama mengobrol, meluapkan rasa rindu bersama-sama. Juga sekalian membawa Kaiser agar berpikir lebih positif. Demi kebaikan Kaiser, Noel selalu menuruti semuanya. Setelah kunjungan dia pamit untuk pulang.

Dan kini tinggal Kaiser dan Yoichi berdua.





──────────────────
SI PALING DUAR KEMBALI!!! ☝️😀
btw Tirex punya bocoran cerita setelah KaiNess dan KaiSagi lohhhhh
Banyak juga yg suka kapal ShidoSae, KLEAN SUKA JUGA GAK, TIREX-TACHI??
sok ngartis sekali Tirex ini dahlah bye 🗿

[ 𝐁𝐋 𝐊𝐀𝐈𝐒𝐄𝐑 𝐗 𝐈𝐒𝐀𝐆𝐈 ] Detik IniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang