Change 改变 || fourteen

413 32 2
                                    

Seminggu berlalu Jeno benar-benar selalu berada di dekat chenle tanpa memikirkan pekerjaannya

Seperti sekarang Jeno Tenga menemani chenle makan dengan di suapi Renjun "makan yang banyak ya sayang biar kamu bisa sehat lagi dan pergi sekolah seperti kak Sion bukan begitu sayang?"

Chenle sudah di beri izin untuk pulang dari lima hari yang lalu dan harus menjalani pengobatan dan terapi untuk kesembuhannya

"Benar kata buna sayang...makanlah yang banyak agar kita bisa bermain" Jeno tidak pernah berbica dengan Renjun

"Papa...apa lele boleh bertemu dengan icung?"

Jeni sedikit menimang-nimang permintaan putranya dan setelah itu ia mengangguk yang membuat senyuman di wajah anak itu

"Tapi berjanjilah pada papa, untuk habiskan makananmu dan papa akan membawa jisung kemari dan bermain bersama"

Chenle mengangguk bersemangat "buna cepat suapi lele!! Lele sudah lama tidak bertemu dengan icung lele ingin bermain!"

Renjun menuruti kemauan anaknya dengan hati yang sedikit sakit pasalnya ia benar-benar tidak tau bagaimana cara agar chenle cepat pulih

"Habiskan bersama papa ya sayang...Buna akan mengambilkan mu obat"

Chenle mengangguk dan Renjun memberikan piring makanan chenle pada Jeno

"Ayo habiskan makananmu"












































































Renjun menangis di pelukan xiaojun di taman belakang rumah Nakamoto

"Hiks...aku tidak tau harus bagaimana ge hikss, aku...aku tersiksa melihat anakku seperti itu hikss, dia selalu berusaha tersenyum dengan wajah pucatnya itu ge hikss"

Xiaojun mengelus punggung sang adik dengan lembut, ia mengerti ke khawatiran dan ketakutan yang di miliki Renjun saat ini

Bukan hanya Renjun tapi semuanya takut jika yang tidak mereka inginkan akan terjadi, tapi saat ini yang harus di kuatkan adalah Renjun yang benar-benar rapuh

"Kau yang sabarlah renjunie, hanya butuh dua bulan dokter berkata padaku jika terapi dan pengobatan secara rutin akan membuat chenle kita sembuh secepatnya"

"Hikss... hiksss, t-tapi-"

"Ssstttt...jangan bicara lagi renjunie, kami semua ada di belakang mu dan chenle, kami tidak akan membiarkan sesuatu terjadi pada cahaya rembulan di rumah ini!"

Renjun mengangguk di dalam dekapan xiaojun

"Semuanya akan baik-baik saja"

Cup

Xiaojun mengecup dahi Renjun mencoba menguatkan adiknya, ia menghapus airmata yang menetes di pipinya



































































"Bagaimana bisa? Anak dari Jeno terkena kanker?"

Wajah jaemin terlihat terkejut dan sedih mendengar kabar dari bawahannya, tapi setelah itu ia tertawa dengan sangat keras

"Ahaha...itu adalah balasan untuk mu Jung Jeno! Anak itu pantas untuk mati!"

Jaemin tertawa cukup lama sebelum ia merogoh handphonenya dan menelpon seseorang

"Lakukan apapun agar anak bernama Jung chenle atau Nakamoto chenle mati secepatnya! Dan bawa nakamoto Renjun kehadapan ku dan jangan lupakan jasat si Jung Jeno itu! Apa kau mengerti!!!"

Jaemin menampilkan senyuman jahatnya

"Lakukan pekerjaan mu dengan baik atau nyawa mu dan keluarga mu akan pergi ke neraka!"

Setelah mengatakan itu jaemin menutup sambungan telepon itu dan beralih menatap sebuah bingkai foto yang berisikan foto Renjun di sana

"Tunggu aku sebentar lagi sayang...kita akan bersama selamanya dan tidak ada orang yang akan bisa memisahkan lagi"




























































































































"Renjunie apa ada perkembangan kesehatan chenle?"

"Yah syukurlah sudah dua Minggu chenle rutin melakukan terapi dan beberapa pengobatan dan dokter berkata hanya butuh dua kali melakukan nya dan chenle akan sembuh dari penyakit itu"

"Ouh bagus jika begitu...eumm apa dia juga menemani mu dan chenle"

Renjun mengangguk "iya...tapi chanie aku masih tidak bisa memaafkan dirinya walau putraku mengetahui di adalah ayah kandungnya"

"Mau sebesar apapun kau membencinya dia tetaplah ayah dari anak mu renjunie...kau tidak bisa memisahkan anak dan ayahnya seperti itu, tapi perasaan mu juga tidak bisa di paksakan"

"Aku tau Chanie...aku selalu berusaha agar aku bisa menerimanya tapi saat aku aku melihat wajahnya rasanya aku ingin memukul wajah itu hingga tidak berbentuk"

Haechan tertawa mendengar Renjun "ahaha jangan terlalu membencinya renjunie, rasa bencimu itu bisa kapanpun berubah"

Renjun menggeleng dan terkekeh "semoga tidak"


















































































Change 改变 (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang