bab 4 (part 1)

485 51 2
                                    

Flashback on

" ayah, ayah tau kan adek paling ga suka di jodoh-jodohin kaya gini, apalagi adek belum kenal sama orangnya."

Bagaimana nael tidak marah, selepas makan malam tiba-tiba ayahnya mengajak seluruh keluarga berkumpul untuk membicarakan perjodohannya.

Jangan kan kenal, melihat rupanya seperti apa saja nael belum pernah.

" Nak yang mau ayah jodohkan sama kamu itu anak temen ayah, ayah udah tau baik buruknya anak itu luar dan dalam, jadi ayah mohon sama kamu mau ya terima perjodohan ini, ayah mau lihat kamu bahagia sebelum terlambat."

Nael terdiam mendengar perkataan ayahnya.

Nael merasa ada yang tidak beres di sini, ayahnya seakan menyembunyikan sesuatu padanya.

" Bun, bantuin adek bilang sama ayah dong adek ga mau di jodohin kaya gini, bunda kan tau adek ga suka di paksa-paksa kaya gini."

Nael tengah menahan tangisnya, dirinya sudah lelah karna seharian di kampus dan di rumah dia malah mendapat kabar seperti ini.

" Nak dengerin bunda ya, ini semua demi kebaikan kamu jadi bunda mohon kamu terima ya perjodohan ini."

Nael menangkap nada sedih dalam suara bundanya. Di saat nael menatap mata bundanya dia hanya melihat tatapan putus asa dan kekhawatiran di mata bundanya.

Tapi karna nael sudah kepalang kesal dia menghiraukan semua prasangka yang menghinggap di kepalanya.


" Bun kok bunda jadi ikut-ikutan jodohin aku kaya ayah si, aku ga mau pokonya aku ga mau di jodohin titik." Setelah mengucapkan kata itu nael langsung berlari menaiki tangga menuju kamarnya.

Nael menumpahkan segala tangisnya di kamar, dia merasa kesal dengan orang tuanya yang seenak jidat mereka menjodohkan dirinya dengan orang asing.

Nael terus menangis hingga tertidur. Tanpa menyadari bahwa di depan kamarnya orang tuanya mendengar tangisannya.

" Yah apa kita batalin aja ya perjodohannya, bunda ga tega liat adek nangis kaya gtu."

Hati orang tua mana yang tidak sakit ketika melihat anaknya menangis, terlebih lagi tangisan itu berasal orang tua itu sendiri.

" Ga bisa bun ayah sewaktu-waktu bisa pergi ninggalin kalian kapan aja, ayah cuman mau yang terbaik buat adek."

Bunda hanya bisa menangis mendengar perkataan suaminya.

Mungkin di antara kalian ada yang berfikir sebenarnya apa yang terjadi, mengapa ayah nael berusaha menjodohkannya dengan anak dari kawan lamanya.

Tumor otak, ya itulah yang sedang menjadi kekhawatiran terbesar dalam diri ayah nael.

Sejak divonis memiliki tumor otak 2 bulan yang lalu dirinya menjadi sangat khawatir terhadap nael dan istinya.

Dia tau, dirinya bisa meninggal kapan saja dan berharap sebelum dirinya pergi dia bisa melihat nael bahagia di tangan yang orang yang  tepat.

Dan kebetulan sekali dirinya dan sahabatnya ini sudah memiliki rencana untuk menjodohkan anak mereka.

1 bulan sebelumnya ayah nael mendatangi kediaman altama, dia mengabari sahabatnya itu bahwa dia akan berkunjung dan menyuruh semua keluraganya berkumpul.

" Apakah ada sesuatu yang penting  hingga membuat sahabat jauhku berkunjung dan memintaku mengumpulkan semua anggota keluargaku."

Malik altama sosok kepala keluarga sekaligus sahabat bagi mahendra halim ayahnya nael.

Bukannya menjawab pertanyaan sahabatnya dia malah mengeluar kan amplop berlogo rumah sakit ternama.

" apa ini hen knapa kau memberiku amplop ini." Malik menerima amplop tersebut dengan keheranan.

" buka dan bacalah dengan seksama."

Sejak melihat logo rumah sakit itu hati malik menjadi gusar.

Dia berusaha menyembunyikan getaran pada tangannya dan membuka amplop tersebut.

Terdapat sebuah kertas yang berisi riwayat penyakit seseorang dan seseorang itu bernama mahendra halim.

Malik seakan tak percaya apa yang di bacanya.

"Kanker otak, sejak kapan?"

Kaget, sudah jelas sahabatnya yang terlihat sehat ternyata memiliki penyakit mematikan di tubuhnya.

" Baru ketahuan dan di vonis 1 bulan yang lalu, dokter berkata bahwa kasus yang kali ini tanpa gejala, tapi belakangan ini saya sering merasakan sakit kepala yang  awalnya hanya pusing biasa tapi lama-lama pusing itu datang dengan hebatnya bahkan sering kali membuatku mimisan."

Malik yang mendengar penjelasan sahabatnya hanya diam membatu pikirannya blank dan masih belum dapat memproses semuanya.

" Saya bisa aja pergi secara tiba-tiba malik umur tidak ada yang tau, jadi kedatanganku kesini untuk membicarakan kembali apa yang dulu sempat kita diskusikan."

" Apa kau yakin dengan keputusanmu, apa nael tau masalah perjodohan ini dan apa nael tau tentang penyakitmu?"

Zacky yang duduk di sebelah malik terkesiap mendengar kata peejodohan.

Mahendra hanya bisa menggeleng sebagai sebuah jawaban.

" Dia jelas akan menolak jika tau akan di jodohkan." Dari suaranya terdengar jelas bahwa mahendra sedang di ambang keputus asaan.

Tatapan mahendra beralih ke zacky, pemuda yang menurutnya cukup dan layak untuk menjadi pendamping anaknya.

" zacky om tau ini mendadak tapi om harap kamu dapat mempertimbangkan kembali soal perjodohan ini."

Mahendra mengeluarkan beberapa foto nael untuk di perlihatkan kepada zacky.

Satu kata yang terlintas dipikiran zacky saat melihat foto tersebut, cantik.

Laki-laki tercantik yang pernah di lihatnya. Mata yang bulat dengan bulu mata yang lentik, hidung yang mancung, pipinya gembul dan terlihat halus mengundang zacky untuk menyentuhnya dan jangan lupakan bibir yang merekah sempurna bewarna merah delima.

Tangan zacky tanpa sadar terulur mengambil salah satu foto tersebut.

Seakan terhipnotis zacky tanpa sadar berucap.

" Zacky mau om dijodohin sama anak om." Bibir boleh berucap tapi tatapannya tidak lepas dari foto nael.


Tbc.

Jadi untuk flasbacknya aku bagi jadi 2 part ya biar ga kepanjangan aku takut kalian bosen dan untuk vusial malik sama mahen kalian bisa bayangin aja sesuai imajinasi kalian.

Jujurly aku blm nemu yang pas buat visualnya🥲

Sekian curcolnya

Jangan lupa vote dan komen💗

WITH YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang