3

2.3K 136 4
                                    

Hola🖐
Jangan lupa vote dan komen😊
Selamat membaca🥰
___


Sekolah tempat Kalla belajar merupakan salah satu sekolah swasta elit yang ada di negara ini. Kebanyakan muridnya berasal dari kalangan atas. Namun, setiap tahun sekolah yayasan ini juga memberikan kuota untuk murid beasiswa. Dio duduk di atas motornya sambil menatap satu persatu murid-murid yang keluar dari gerbang sekolah. Kebanyakan murid masuk ke dalam mobil pribadi, ada pula yang menaiki taxi. Tapi, hanya satu orang yang terlihat berjalan kaki menyebrangi jalan. Dio lantas memakai helmnya dan melajukan motornya mendekati murid perempuan itu.

Tin tin

Syena menoleh ke samping, tepatnya ke arah sebuah motor yang berhenti di dekatnya. Si pengemudi membuka helmnya, barulah saat itu Syena mengenali siapa dia.

"Hei, lo temen sekelasnya Kalla, kan?" Tanya Dio pada Syena, padahal dia sudah tahu jawabannya.

Wajah Syena langsung memerah karena laki-laki tampan itu berbicara kepadanya. Syena mengangguk malu-malu. "Iya, kak."

"Kalla udah pulang belum, ya? Gue tungguin gak keluar-keluar." Dio kembali bertanya dengan nada santai, berpura-pura tidak menyadari gerak gerik Syena.

"Oh, Kalla udah pulang, kak. Tadi aku liat dia masuk ke mobil jemputannya." Syena menyelipkan sedikit rambutnya ke belakang telinga.

"Ah, gue telat. Sebenernya ini salah gue juga karena gak kasih tahu Kalla kalo mau jemput." Tidak, Dio berbohong. Dia tahu Kalla sudah pulang, dan tujuannya kemari juga bukan untuk menemui adiknya. "Yaudah, thanks ya.."

Syena mengangguk sambil tersenyum kecil. Dio juga membalas senyumannya sambil berkata, "Kalo boleh tahu rumah lo dimana? Mau gue anter aja gak?"

Terpancar binar di mata Syena. "Apa gak ngerepotin, kak?"

Dio menggeleng sekilas. "Gak, ayo.. Gue juga mau ke kafe deket sini dulu sih, belum makan siang soalnya."

Akhirnya Syena setuju dan menaiki motor Dio. Mereka berdua sepakat untuk turun dulu di sebuah kafe untuk mengemil sebentar. Dio menyeruput kopinya sambil menatap Syena yang duduk di hadapannya.

"Udah berapa lama lo temenan sama Kalla?"

Syena meletakkan gelas yang sedang dia pegang dan menatap Dio. "Dari SD, kak. Aku pindah ke sekolah itu waktu kelas empat."

Syena mendapatkan beasiswa dan pindah ke sekolah tersebut ketika ia duduk di kelas empat sekolah dasar. Memasuki sekolah menengah pertama, Syena juga mendapatkan beasiswa yang sama dan berhak melanjutkan belajarnya di sekolah itu. Sejak saat itu hingga sekarang, rangking Kalla selalu ada di posisi dua, satu peringkat tepat dibawah Syena.

Syena tidak pernah menyangka akan ada waktu dimana ia dan Dio duduk berhadapan sambil mengobrol santai seperti ini. Di sekolahnya banyak laki-laki tampan dan keren, tetapi masih terlihat sisi kekanakan. Dio berbeda, dia terlihat dewasa mungkin karena dia sudah SMA. Sebenarnya kakak laki-laki Kalla ini sudah sangat terkenal di kalangan teman-teman sekolahnya. Dio sering menjemput Kalla, dengan tubuh tinggi, wajah tampan dan bonus menaiki motor yang keren, itu sudah cukup membuatnya diidam-idamkan murid perempuan di sana.

Syena suka lelaki kaya, tapi dia lebih suka lagi dengan laki-laki kaya yang tampan. "Kak Dio, kalo mau tahu jadwal pulang sekolah kami, kakak bisa hubungin aku." Baginya ini adalah kesempatan, siapa yang tahu berawal dari sini mereka berdua akan menjadi lebih dekat.

IMPOSSIBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang