4

2.4K 143 14
                                    

Hola🖐
Jangan lupa vote dan komen😊
Selamat membaca🥰
___

Di akhir pekan, Dio dan teman-temannya sudah menetapkan rencana untuk berkumpul di rumah Jendar. Sejak pecahnya persahabatan teman-temannya karena kejadian di masa lalu, Kean, Aziel dan Lioner memilih mengasingkan diri. Sekarang Dio, Biru dan Jendar lebih sering berkumpul bersama Kaysen dan Rakha di sekolah, terkadang Orion juga ikut bermain dengannya di luar sekolah.

"Adik lo mau masuk sekolah kita?" Jendar bertanya kepada Dio yang sedang asik memakan kuaci. "Kemarin-kemarin gue denger lo ngobrolin soal ujian masuk sama Biru."

Dio mengangguk. "Dia pinter, pasti lulus. Kalo gak lulus juga bokap gue pasti bayar biar lulus."

"Kayaknya lo benci banget sama bokap lo." Rakha tertawa kecil dengan niat bercanda.

Namun, tanpa disangka, Dio menanggapinya dengan serius. "Banget. Ada beberapa orang yang gak pantes jadi orang tua. Contohnya dia."

Suasana tiba-tiba berubah menjadi canggung. Jendar pun berinisiatif mencairkan suasana karena Biru dan Kaysen tidak mungkin mau repot-repot melakukannya. "Oh, ya! Gue gak pernah ketemu adik lo, siapa namanya? Cantik gak?"

Dio langsung melemparkan tatapan tajam kepada Jendar. "Jangan macem-macem lo! Gue getok kepala lo sampe pecah kalo berani deketin adik gue."

"Buset galak banget!" Jendar berpura-pura mundur menghindari Dio.

"Berarti cantik, Jen! Buktinya Dio jagain banget." Rakha menyaut.

"Di sini ada yang pernah liat adiknya Dio? Sumpah gue penasaran. Setiap kali ke rumah lo, selalu disembunyiin. Kayak haram banget buat adik lo ketemu temen-temen kakaknya." Memang benar Jendar dan teman-temannya pernah beberapa kali ke rumah Dio. Namun, suasananya sangat hening di sana. Mereka tidak pernah melihat orang tua dan adik Dio. Yang mereka temui hanya para pekerja di rumah itu. Jika ditanya dimana adiknya Dio hanya mengatakan 'Ada' tetapi dia tidak pernah sekalipun menunjukkannya.

"Berisik lo, nanti juga ketemu di sekolah." Kaysen memutar bola matanya malas. Dia sedang fokus memecahkan soal matematika tetapi suara cempreng Jendar sangat merusak konsentrasinya.

"Berani banget lo marahin tuan rumah! Mau gue usir?" Biasanya rumah Aziel dan Jendar yang sering mereka jadikan tempat berkumpul. Alasannya karena ibu Aziel dan ibu Jendar sama-sama ramah serta tidak pelit memberi makanan-minuman saat teman-teman anaknya berkumpul. Walaupun terakhir kali mereka diusir oleh ibu Aziel karena membuat keributan dengan Azura.

"Ini rumah nyokap lo kali, yang berhak ngusir cuma nyokap lo." Bukan Kaysen, Rakha lah yang membalas ucapan Jendar.

"Siapa lo? Juru bicaranya Kaysen? Terbiasa jadi pelayan ketua osis gini nih jadinya, mental budak."

Jendar dan Rakha terus beradu mulut saling balas membalas sementara Biru asik menonton televisi bersama Dio dan Kaysen sibuk menatap buku. Hingga suara panggilan masuk dari ponsel Dio mendamaikan suasana. Mereka pun punya etika, jika orang sedang bertelepon sebaiknya diam dan tidak berisik.

"Apa?" Tanya Dio langsung sesaat setelah mengangkat teleponnya.

"Jemputtt!"

"Dimana?"

"Aku di mall Galaxy."

"Oke, otw." Dio segera menutup teleponnya lalu bangkit.

IMPOSSIBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang