________
Aku sesekali melirik Silvy yang berjalan didepanku dengan badan tegap menghalangi sinar matahari yang sangat terik itu. Rambutnya melambai-lambai terkena angin pagi. Aku akui dari semua anggota Organisasi ZEROZ hanya Silvy yang terlihat berwibawa walaupun dia wanita.
"Jalan! Jangan melamun! Kita tidak punya banyak waktu." Lontarnya sedikit kasar.
"Aku tahu! Jika Aku yang memegang kertasnya. Aku mungkin lebih cepat darimu." Cetusku.
Silvy berhenti berjalan lalu melempar kertas map tepat didepan mukaku. "Alasan!"
Aku mengambilnya lalu mulai meneliti denah lokasi tempat kejadiannya. Rute jalan menunjukkan hal yang aneh. Gambarannya kusam. Garis jalannya juga samar. Kalau gini, mana bisa ketemu!?
"Kenapa berhenti?" Tanya Silvy dengan tatapan kesal.
Aku membalas tatapannya dengan lirik-lirik. Sial! Baru kali ini Aku merasa dongkol saat berhadapan dengan Wanita.
Silvy merebut kembali kertas denahnya. "Jangan belagu!"
Sial! Rasanya seperti ditusuk-tusuk jarum. Tajam sekali ucapannya. Rasanya kesal namun tanganku bahkan mulutku tidak bergerak untuk membalasnya. Wanita ini terlalu sinis!
Aku mengikutinya dari belakang. Jika dia laki-laki mungkin Silvy akan sangat populer. Dari sifat dan perilakunya sangat jantan sekali. Wajahnya pun mendukung walau sedikit manis.
Dari yang ku lihat dikertas tugas itu. Ada sebuah gambar tali dan gambar orang berkulit hitam. Apa yang salah? Disini hanya tertulis tas Barbie. Apa hubungannya Pria berkulit gosong itu dengan tas bocah ini? Penculikan?
"Ini bukan sekedar penculikan biasa." Ungkap Silvy.
Aku menyengkritkan dahiku. "Lalu?"
"Kita lihat nanti. Aku bukan dukun yang akan mengetahui tanpa melihat." Tukas Silvy dengan songong.
"Siapa bilang kamu dukun? Aku hanya bertanya bodoh!" Celaku.
Silvy mendengus lalu berjalan mendahuluiku. Dasar Wanita es! Kau Sebenarnya Wanita atau pria sih! Tampangmu tidak memungkinkan. Lagipula Silvy datar seperti meja setrika!
"Cepatlah jalanmu jangan lemah seperti Wanita! Lesu sekali kamu!" Semburnya.
Aku hanya membalas tatapan sinisnya dengan tak kalah sinis. Memangnya cuman dia yang bisa begitu? Aku juga!
__________
Seperti gedung mall biasa. Penuh pengunjung mulai dari anak muda sampai tua Beberapa Robot berkeliaran. Robot sampah, Robot penjaga pintu mall, Robot penjaga stand dan masih banyak lagi.
"Pengangguran semakin banyak!"
Bukan Aku. Omongan itu keluar dari mulut Silvy. Aku setuju kalimat itu. "Kau benar."
Silvy hanya menoleh lalu masuk kedalam mall. Aku mengikutinya dari belakang dengan langkah santai. Dua tanganku masuk ke dalam kantung hoddie ku.
Keadaan sangat ramai dan normal dimana kejanggalannya? Apa benar disini tempatnya?
Brak
"Sial!" Umpatku.
Seseorang dengan jas biru muda tidak sengaja menabrak bahuku. Tubuhku yang tegap tidak oleng sedikit pun, yang terjatuh justru pria yang menabrakku.
![](https://img.wattpad.com/cover/354982548-288-k736399.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Android Human Chaos
Action"Jika Dunia perlahan menyingkirkan Orang sepertiku, maka ingatlah jika yang lemah adalah orang yang memiliki potensi untuk pertahanan." ~Alexandre Pato'