Pertama kali menjalankan tugas Organisasi.

13 12 24
                                    

***************** 

Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.

.
.
.
.
.
.

***********

"Kopi." Ucapku tanpa sadar.

Silvy yang sedang mengintip langsung saja menatapku. Pipinya sedikit panas. Karena hari ini Dia memakai parfum kopi yang baru ia beli diskonan kemarin.

Shit! Aku Tersadar "maksudku Aku lupa beli kopi. Stok kopiku habis."

Silvy menatapku tajam. "Tiba-tiba?! Tidak waras."

Aku memutar malas bola mataku. Sungguh Aku benar-benar bodo! Kenapa juga harus mengucapkan kata kopi! Dan Aku memberikan alasan yang tidak masuk akal.

"Ayo! Penjaga itu sudah tidur!" Bisik tegas Silvy padaku.

Aku mengintip dan membenarkan ucapan Silvy. Dengan pelan Aku mengekor Silvy dan terus waspada, jika saja seseorang masuk. 

Silvy mencekal lenganku. "Kau selamatkan gadis kecil itu. Aku akan mengurus pria yang tertidur itu. Suara mungkin akan membangunkannya. Maka aku akan bersembunyi lalu aku akan mengurusnya."

Apa maksudnya dengan mengurus? Pria yang tertidur itu adalah pria besar dan berotot. Aku tidak yakin dengan Silvy. Bagaimana nanti jika dia yang diserang balik?

"Kau meragukanku." Silvy mendengus lalu berjalan pelan namun santai kebelakang kursi. Ia berjongkok hingga tak terlihat.

Aku menghela nafas. Okey walau ragu tidak ada salahnya mempercayai wanita tomboy itu kali ini.

Dirasa cukup aman. Aku mendekati gadis kecil itu. Dia menatapku dengan mata berkaca-kaca wajahnya seperti ketakutan. Aku mencoba tersenyum ramah. Namun...

"Hmmm mmm mm... " Rengeknya sambil menangis.

Sial! Apakah aku seram? Dia menangis setelah melihat senyuman ku. Sebelum aku tersenyum dia hanya menatapku takut-takut. Tapi lihat sekarang!

Pria yang tadi tertidur disofa membuka matanya lalu menatapku tajam. "Siapa kau!"

Aku hanya meliriknya lalu dengan santai melepaskan ikatan tali gadis kecil ini.

"BERANINYA KAU!"

Brak!

Silvy dengan gerakkan cepat ia melompat tanpa suara lalu memukul keras pada bagian leher kanan pria itu. Silvy berniat melumpuhkannya.

Pria itu terjatuh. Menatapku dan Silvy. "Jangan harap kalian menang. Kubunuh kau...

Silvy memukulnya lagi namun dengan arah yang berbeda membuat pria itu lemah dan pingsan. Aku terbengong melihatnya. Silvy mengunakan jurus karate.

Aku baru ingat jika memukul titik tertentu pada leher dapat melumpuhkan lawan. Ini karena pada leher sisi samping terdapat percabangan pembuluh darah atau carotyd sinus. Cedera pada leher akibat pukulan dapat memicu kelumpuhan hingga kematian akibat terganggunya sistem saraf.

"Jika kau meragukan ku lagi akan ku buat kau lemah!" Silvy mendengus sambil menatapku.

Sial Aku meragukan kekuatan gadis tomboy ini yang ternyata berbahaya juga. Tapi Aku masih penasaran seberapa kuat lagi dia. Aku akan memperhatikannya. Dan mencari kelemahannya.

Android Human Chaos Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang