Kedatangan Mama

291 3 0
                                    

Malam hari waktu menunjukkan pukul sepuluh malam dua insan tengah kelelahan setelah pertempuran nya tadi, masih sama sama terlelap dengan pulas hingga tak menyadari jika langit terang berubah menjadi gelap.

Drettt Drettt Drettt

suara dering ponsel beberapa kali memanggil sang pemilik.

Tring

Andre merasa terusik dengan bunyi berisik yang berasal dari dalam tas putih milik Diana.

"Baby, ponselmu bunyi tuh, cepat angkat, berisik tau." ucap Andre dengan suara parau khas bangun tidur.

Baby?

/no respon

Karna merasa terganggu Andre pun beranjak bangun menyibakkan selimut berjalan beberapa langkah dari tempat tidur mengambil ponsel hitam berbalut silicon pink, ia terkejut membuka pesan masuk.

> Sayang kamu pasti sudah tidur ya,  aku sedang perjalanan pulang, mungkin sepuluh menit lagi sampai, oh iya aku punya kejutan untukmu, kamu pasti akan senang nanti

Isi pesan

Andre melirik kearah Diana yang tengah tertidur pulas dengan tubuh polos berbalutkan selimut.

"Baby, bangunlah. Suamimu sebentar lagi pulang." berkali kali Andre mencoba membangunkan Diana tetapi tidak mendapat respon sama sekali dari tubuhnya.

Terpaksa Andre membawa nya ke dalam kamar mandi untuk berendam di bathup bersamaan dengan nya, sontak Diana pun terkejut merasakan air membasahi seluruh tubuhnya. Nyawanya saja belum sepenuhnya terkumpul seakan mendadak serangan panik, jantung berdegup kencang.

"Ndre. Kamu gila ya, mau bunuh aku, iya..." memukul dada bidang iparnya.

Shuttt... "Lima menit lagi suamimu pulang, kamu tidak mau menyambut kedatangannya." ujar Andre.

A apa?

Kaget bukan kepalang, pasalnya mereka cuma punya waktu sepuluh menit untuk mandi dan berganti pakaian. Dan akhirnya beberapa menit  terpotong obrolan.

---

Assalamualaikum

ucap wanita parubaya berjalan memasuki rumah anak dan menantunya.

Waalaikumsalam. "Mama." jawab Diana bangkit dari posisi duduknya berjalan menghampiri dan menyalami sang mertua.

"Kalian tidak ada niatan untuk menyapaku." ucap Nurma selaku ibu kandung dari David.

Andre berdesis pelan. 'Untuk apa wanita itu datang kemari, bikin mood ku ancur aja.' batin nya meletakkan alat makan sedikit kasar berlalu begitu saja.

Sontak Diana, David dan ibu Nurma menoleh ke sumber suara.

"Bang, lo apaan sih. Ngagetin gue aja." celetuk David menepuk sebelah bahu kakaknya.

Dua kakak itu berlari kecil  menghambur memeluk sang ibu secara bergantian, terlihat manis tanpa sadar Diana diam diam mengulas senyuman melihat keharmonisan antara anak dan ibunya.

'Mau sampai kapan aku harus berpura pura setia di depan suamiku, suatu saat nanti semua pasti bakalan terbongkar, ini baru awal dari pernikahan ku.' batin Diana dengan senyum mulai memudar.

Diana kamu kenapa nak?

Lamunan buyar saat Nurma menyentuh kedua pundaknya.

Menggeleng. "Tidak apa apa Ma. Diana hanya sedikit lelah." sambil tersenyum.

Nurma bernafas lega. "Syukurlah, mama kira kamu sedang sakit." melirik David mengintimidasi.

Reflek David mengibaskan kedua tangannya ke atas. "Semalam kita tidak melakukan itu kok Ma." ucapan putranya membuat Nurma tertawa kecil.

"Oh iya Mama kemari untuk meminta kamu untuk tinggal bersama di rumah Andre, soalnya kita." melirik David sekilas. "Kita berdua mau ke Singapura. Cabang perusahaan disana mengalami masalah." jelas Nurma.

Diana menyerngitkan dahi bingung mencoba mencerna ucapan yang dilontarkan mama mertua. Ini terlalu mendadak, ia tak mau terlalu dalam masuk lubang dosa. Apalagi pria itu punya kuasa penuh akan dirinya yang tidak mampu menolak semua keinginan gila kakak iparnya itu.

BERSAMBUNG

IPAR KEMATIAN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang