28 - Choosing

422 39 0
                                    

Hallo readers/siders

Happy reading

[Name] merasakan sesuatu yang aneh kala dirinya tiba-tiba terbangun pada sebuah ruangan yang putih tanpa celah, kepalanya terasa begitu sakit kala terbangun. Manik indahnya menatap kesekitaran yang hanya putih seakan tak terdapat siapapun didalam sana.

"Taejin?"

Tubuh itu bangkit ringkih, bergerak memutari tubuhnya untuk melihat dirinya sendiri didalam sana. 

"[Name]" 

Tubuh wanita itu tersentak ketika bisikan itu terasa begitu nyata, kembali melihat kesekitaran namun tidak terdapat siapapun. Kekhawatiran itu terjadi, manik gadis itu tertarik menatap kesekitaran yang tiba-tiba berubah menjadi merah,

Ruangan yang tadinya putih secara keseluruhan berubah menjadi merah pekat serta tiba-tiba turunnya air menyurupai hujan berwarna merah darah. Tangan [Name] terangkat menatap darah itu menetes membasahi tubuhnya, maniknya membola melihat bagaimana air yang menyerupai darah itu membasahi tangannya. Getaran tubuh yang membasahi tubuh itu begitu kuat, mencium dengan indera penciuman bau amis yang begitu terasa membuat lidah terasa kelu.

"[Name]"

Tubuh [Name] menengang kala pandanganya melihat sosok Tarjin yang berdiri tepat tak jauh dihadapannya, pria itu menampilkan raut tak biasa membuat [name] bisa melihat perubahan yang dilakukan pria itu. 

"Taejin, sayang.."

Tangan [Name] yang sudah bergetar menatap kearah Taejin yang hanya berdiri dan diam ditempatnya tadi, pria itu tersenyum dengan raut menakutkan kala [name] menyadari bahwa Taejin memegang sebuah parang/golok di tangannya.

"Lenyapkan bayi itu [Name]! Kau hanya milikku!!"

"A-apa yang kau katakan?"

Di alam dengan keadaan yang kini merah pekat, suasana menjadi semakin mencekam. Air yang menyerupai hujan darah turun dengan intensitas yang semakin meningkat. [Name] merasakan getaran tubuhnya karena rasa dingin yang begitu menusuk hingga bau amis yang sangat membuat tubuhnya terasa mual, meresapi keanehan situasi ini dengan ketidaknyamanan yang tak terlukiskan.

Taejin, yang tiba-tiba melangkah mendekat dengan senyuman yang menakutkan, memandang [Name] dengan mata yang penuh hasrat dan keinginan yang ganas. [Name] merasa ketakutan dan bingung, tidak mengerti perubahan yang terjadi pada Taejin.

"Taejin, apa yang terjadi padamu?" desak [Name] dengan gemetar. Namun, senyum Taejin semakin lebar, memperlihatkan sisi gelap yang tak pernah dilihat [Name] sebelumnya.

"Bayi itu adalah penghalang antara kita, [Name]. Kau hanya milikku, dan tidak ada yang boleh menganggu hubungan kita. TERMASUK BAYI SIALAN ITU!!."

[Name] mencoba memahami kata-kata yang diucapkan Taejin, tetapi keadaan semakin aneh dan mengerikan. Ketika Taejin mendekat, [Name] merasa terdesak dan memundurkan langkahnya. Keadaan semakin tegang ketika Taejin menunjukkan golok di tangannya.

"Lenyapkan bayi itu, [Name]!" teriak Taejin, kejam dan gelap.

"Apa yang kau bicarakan? Aku tidak mengerti!" seru [Name], mencoba mencari jawaban di wajah Taejin yang semakin terdistorsi oleh rasa obsesif dan ganas.

Taejin berlari membuat [Name] mundur dan terjatuh hingga pria itu berdiri tepat dihadapanya yang sedang terduduk. Taejin mempoinkan golok itu tepat didepan wajahnya membuat [Name] bisa merasakan ketakutan yang luar biasa.

"Jika kau tidak mau membunuh bayi itu maka aku yang akan membunuhnya!!"

[Name] menanggis menyadari apa yang sedang Taejin katakan, wajahnya menjadi pucat pasi dengan air mata yang berjatuhan dengan tetesan darah yang terus membasahi tubuh dan membuatnya tidak bisa melihat dengan jelas.

L U R E [T A M A T]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang