18 - Opposite side

550 80 9
                                    

Hallo readers/siders

Happy reading


"Bunuh saja aku, Taejin."

Taejin mengembangkan senyum miring dengan kedua mata yang kini membulat menatap kearah [Name]. Tangan terangkat, mencengkeram kuat leher hingga kuku memutih diiringi ringis sakit yang keluar terputus dari mulut [Name].

"Sialan kau [Name]!!" Taejin semakin mencengkram diiringi menekan kuat tubuh [Name] pada dinding dibelakangnya. "Aku sudah memberimu kesempatan kenapa tidak kau gunakan? BAJINGAN!"

UHUK!UHUK!UHUK!

"Lebih baik aku mati, Sialan!!!" [Name] mengeram marah dan langsung meludah tepat didepan wajah Taejin yang kini menahan amarah yang begitu menggebu.

"FUCK! AKU MENCINTAMU TAPI KENAPA KAU TIDAK MENGERTI?!!!"

"A-aku tidak mencintaimu! Lebih baik aku mati!" 

"AAARGGHH!"

Taejin mengeram, ia begitu mencintai [Name] diatas nafsu gila yang ia miliki karena terlalu ingin memiliki sang wanita meskipun dalam jangkau kata yang sang terbilang salah. Menarik tangan kiri dengan membiarkan tangan kanan terus mencekik kuat leher [Name] hingga wajah sang wanita yang sudah berubah menjadi pusat pasi tak membuat Taejin menurunkan tangganya bahkan untuk membiarkan sang wanita untuk bernafas.

Tangan kiri Taejin dengan cepat membuka tali yang mengikat tubuh sang wanita. Setelah terlepas, pria itu menarik leher [Name] dengan kasar hingga tubuh polos dan lemah itu terpaksa melangkah dengan kekuatan seadanya. [Name] hanya bisa meringis, tarikan dan cengkeraman Taejin pada lehernya begitu kuat hingga tubuhnya terasa mati rasa dan tak bisa lagi merasakan sendi sendi tubuhnya. 

Jangankan untuk lari, bahkan bernafas-pun rasanya [Name] sudah tidak mampu lagi.

Ditarik dengan kuat layaknya Anjing yang terjerat erat oleh tali dan tertarik begitu menyakitkan, penglihatan bahkan deru nafas yang memudar membuat [Name] terjatuh dilantai dengan leher yang masih dicengrkam erat oleh tangan besar Taejin.

"Wake up, whore!!"

[Name] mengangkat pandangannya kala Taejin memaksa tubuhnya untuk bangkit. Tetapi, tubuhnya menolak dengan memutar pandangan yang sudah mengabur dan rasa sesak didada yang begitu berat.

"I SAID WAKE UP!"

Di detik berikutnya [Name] merasakan sebuah tamparan yang begitu kuat menghampiri kulit pipinya dan tubuhnya yang menghantam lantai begitu kuat. Terbaring dengan rasa sakit pada lantai marmer yang begitu dingin, ditambah kepala yang begitu kesakitan.

Manik-nya mencoba melihat apa yang terjadi namun yang ada hanyalah penglihatan yang buram dan bergoyang karena kepala yang sudah tak bisa berfikir.

Taejin menatap [Name] yang terkena tamparan-nya, manik hitam itu melirik telapak tangannya yang kini memerah. Merasakan rasa panas yang ada menjelajah diseluruh permukaan kulit sembari membayangkan seberapa kuat tamparan-nya pada pipi sang wanita.

Kembali melirik, melihat kearah sudut bibir sang gadis yang terbaring mengeluarkan darah segar yang kini mengalir mengenai lantai.

Wajah Taejin yang tadinya marah kini berubah ekspresi-nya menjadi ketakutan sadar akan apa yang ia lakukan, melihat wajah polos yang kini terbaring tak berdaya akibat kekerasan yang baru saja ia lakukan.  

Tubuhnya membungkuk kearah [Name] yang kini sudah menutup matanya tak sadarkan diri, dengan jari yang ter-ulur mengusap pelan bekas telapak tangan yang memerah dan membekas diatas permukaan kulit sang wanita.

L U R E [T A M A T]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang