Jangan lupa Follow : xexevitrex
~o0o~
Hari terus berganti menjadi minggu, minggu berganti menjadi bulan, bulan berganti menjadi tahun. Tidak terasa, tahun sudah berganti.
Sungguh cepat rasanya waktu berlalu.
"YESEN!"Suara itu, suara yang selalu terdengar oleh para prajurit dan pelayan yang berjaga dikediaman itu. Sudah menjadi rahasia umum, jika Duchess Noulven sering menyiksa putranya.
Semenjak tuan muda mereka menginjak usia 2 tahun, Duchess sudah sering melakukan kekerasan pada Tuan muda mereka.
Entah apa yang membuat Duchess Laurent berubah 180° pada sang tuan muda. Duchess yang awalnya sangat berhati-hati dalam merawat tuan mudanya, sekarang malah bertindak kasar.
"YESEN! APA YANG KAU LAKUKAN PADA BUKUKU?!" Mendengar suara keras ibunya, membuat Leysen bocah itu menunduk ketakutan.
Tubuhnya bergetar saat tatapan tajam ibunya menusuk menatap kearahnya.
"I-ibu ak-aku tidak seng---""KAU INI! MEMBUATKU SIAL SEKALI SIALAN!"
Plak!
Livia menutup matanya sembari menundukkan kepalanya. Tak kuat rasanya melihat siksaan Duchess pada tuan mudanya.
Leysen meneteskan air matanya merasakan perih dipipinya. Perih, tamparan yang diberikan ibunya bukanlah tamparan pelan melainkan tamparan cukup kuat. Sudah dipastikan, pipinya memerah karena tamparan itu.
"JANGAN MENANGIS SIALAN! Kau seorang pria! Kau harus menjadi kuat! JANGAN MENANGIS KUBILANG!" Leysen dengan cepat menghapus air matanya yang sudah menetes. Ia menunduk enggan menatap mata ibunya yang amat menyeramkan.
Laurent menatap surai blonde milik putranya itu, jantungnya berdenyut sakit ketika melihat surai bocah itu. Surai seseorang yang membuatnya menjadi demikian.
"Aku membencimu." Setelah mengatakan hal tersebut, Laurent langsung pergi dari sana tanpa menatap kearah Yesen, putranya sendiri.
Leysen menatap punggung ibunya yang sudah menghilang. Air matanya menetes deras melihat ibunya yang pergi.
"Livia a-aku--- a-aku tidak sengaja menumpahkan t-teh pada buku ibu." Livia mendekat kearah tuan mudanya. Dengan lembut, Livia mengelus pipi putih yang kian memerah karena bekas tamparan dari sang Duchess.
"Tuan muda, saya tau anda tidak sengaja. Anda tidak mungkin melakukannya dengan sengaja. Saya tau tuan muda," Livia mencoba menenangkan Leysen.
Leysen menggelengkan kepalanya, "Tidak Livia, w-walaupun aku tidak sengaja--- aku tetap saja bersalah. A-aku membuat buku ibu rusak." Livia sungguh prihatin dengan nasih tuan mudanya. Diusianya yang mau menginjak 5 tahun, tuan mudanya sudah berfikir secara dewasa.
"Tuan muda---" Leysen menghapus air matanya. Manik birunya memancarkan ketegasan, "Aku tidak apa. Aku seorang pria, aku tidak boleh menangis. Aku harus menjadi tegar." Setelah mengatakan itu, Leysen langsung pergi dari sana meninggalkan Livia.
Sungguh kuat Tuan mudanya menerima siksaan yang diberikan Duchess Laurent.
Wanita itu menyiksa putranya dengan amat keji. Bahkan beberapa bangsawan mengetahui aksi Duchess Laurent yang menyiksa putranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duchess Laurent
FantasySeorang istri sah yang bahkan derajatnya lebih rendah dari seorang simpanan? Akulah Laurent, aku seorang yang naif akan cinta hingga membuatku sampai dititik ini. dipermainkan oleh cinta, dihianati, dan berakhir tragis dengan penyesalan pada ana...