First duduk sendiri di dalam cafe tempat dia biasa nongkrong dgn teman-temannya. First terlihat agak gelisah memikirkan kisah cintanya dgn dua orang sekaligus yaitu Mix kekasihnya yg sangat dia sayangi, dan juga Khaotung sahabatnya yg juga dia cintai. First tidak bisa membayangkan jika suatu hari dia harus melepaskan salah satu dari mereka. Dia tidak ingin di tinggalkan oleh Mix yg begitu tulus menyayanginya. Tapi First juga tidak ingin melepaskan Khaotung yg membuatnya jatuh cinta begitu dalam.
"First."
Sedang sibuk-sibuknya dgn pemikirannya sendiri, Khaotung yg entah dari mana datangnya tiba-tiba saja muncul di hadapannya. Seingatnya, Khaotung pergi bersama Earth sepulang kuliah.
“kamu kok bisa disini? Bukannya tadi balik sama Earth?"
Khaotung mengangguk membenarkan pertanyaan First. Dia memang pergi dgn Earth tadi, bahkan Earth sudah mengantarnya pulang ke rumah.
“Waktu lewat sini tadi gak sengaja lihat kamu sendirian. Yaudah aku sampai rumah di anter Earth, Earth pulang, aku balik kesini lagi buat ketemu kamu” jelas Khaotung kemudian tersenyum manis pada First, First pun ikut tersenyum mendengar penjelasan Khaotung.
“jadi ceritanya tadi pagi sampe sore waktunya buat Earth, terus sekarang baru sama aku gitu?"
Khaotung hanya cengengesan dgn hal itu, mau menyangkal tapi memang itu kenyataannya. Setidaknya dia masih bisa membagi waktunya untuk berkencan dgn Earth dan pergi dgn First setelahnya.
“kamu kenapa ngelamun tadi? Aku dateng aja samapi gak sadar."
First memang tidak menyadari sedikitpun kedatangan Khaotung tadi. Bahka Khaotung harus memanggilnya beberapa kali sampai First tersadar.
“ngelamun? Enggak, siapa juga yg ngelamun” First tak mau mengaku.
“aku tadi lihat sendiri First. Kamu ni aku udah lihat sendiri aja kamu bisa bohong, apalagi yg gak aku lihat coba” ucap Khaotung agak kesal.
“kok jadi dihubung-hubungin kemana-mana sih.” Ucap First memegang tangan kanan Khaotung.
“bener kan emang gitu”
“yaudah iya iya. Aku tuh cuma lagi banyak pikiran aja.” Akhirnya First pun mengakui.
“mikirin apa?” tanya Khaotung penasaran.
“aku..” baru saja First ingin bercerita tiba-tiba ponselnya berbunyi tanda ada yg menelfon.
“angkat dulu telfonnya, berisik.” ucap Khaotung meminta First agar menerima panggilan di ponselnya.
Nama Mix tertulis dgn jelas di atas layar ponselnya. First sempat melihat Khaotung yg juga iku memperhatikan layar ponsel First tanpa ekspresi sedikitpun.
“boleh?"
First meminta pendapat Khaotung lebih dulu sebelum menerima panggilan telfon dari Mix. Khaotung diam beberapa saat sebelum akhirnya mengangguk membiarkan First berbicara dgn Mix.
Sembari menunggu First yg bermesraan dgn Mix di dalam telpon, Khaotung menyandarkan kepalanya pada bahu First yg juga memeuk bahunya posesif. Jika di tanya apakah Khaotung cemburu dgn Mix, jawabannya tentu saja iyah. Siapa yg tidak cemburu mendengar seseorang yg di cintai mengucapkan kata-kata manis pada orang lain.
“gak cemburu kan?” tanya First pada Khaotung.
Panggilannya dgn Mix sudah berakhir beberapa saat lalu. Khaotung masih setia menyandar pada bahu First yg dia rasa semakin mempererat dekapannya. First juga menyisir rambut Khaotung dgn jari jarinya dgn lembut. Khaotung hanya mengangkat bahunya dgn malas untuk menanggapi pertanyaan First yg harusnya First juga sudah tau jawabannya apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Faded Love (FirstKhaotung) | COMPLETE
Romance"Aku memang mencintaimu, tapi maaf aku tidak bisa bersamamu." * FirstKhaotung *